Tahap menikmati hasil merupakan tahap yang terletak pada selang yang tinggi, yaitu sebesar 4,75 memiliki Dengan adanya perbaikan prasarana jalan
tersebut, masyarakat di Kampung Paseban Rt 0504 merasakan manfaat yang sangat besar, seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden sebagai berikut:
“Iyah Neng, dulu mah susah kemana-mana, mau ke kampung sebelah ajah susah apalagi ke Megamendung.
Jalannya itu loh Neng bikin motor kita cepet rusak, batunya besar-besar dan memang harus diperbaiki. Nah,
kalo sekarang itu beda Neng. Sekarang mah ngantar anak ke sekolah juga jadi enak Neng, mau kemana-mana juga
jadi lebih mudah dan lebih cepat perjalanannya
” AD, 47 thn
Selain itu, dengan adanya perbaikan jalan, mobilitas masyarakat menjadi lebih baik, sehingga mereka dapat meningkatkan produktifitasnya dari segi
ekonomi. Dengan demikian masyarakat Kampung Paseban dapat semakin mudah membeli kebutuhan sehari-hari dan menjual hasil pertanian mereka ke luar Desa
Megamendung, seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden sebagai berikut:
“Dulu tuh kita susah mau jual hasil tani kita, sekarang lebih gampang neng, mau jual pisang, sayuran, trus ubi
jadi lebih gampang ke luarnya. Soalnya jalannya udah bener” OG, 50 thn
Masyarakat juga merasa lebih baik dan lebih aktif dalam melakukan segala aktifitas mereka di Desa Megamendung. Dengan adanya perbaikan jalan tersebut,
masyarakat jadi lebih sering untuk melakukan pertemuan di Kantor Kelurahan Desa Megamendung jika diundang, seperti yang diungkapkan oleh aparat desa
yang menjadi satu informan sebagai berikut: “Semenjak tahun 2010 ini, beberapa warga di Paseban jadi
sering ikutan rapat dek, beda dari tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya itu sedikit yang ikut acara di
kelurahan.
” SN, 59 thn
6.3.4 Tingkat Partisipasi pada Tahap Evaluasi
Menurut Cohen dan Uphoff 1977, tahap evaluasi merupakan tahapan yang dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan
umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan program selanjutnya. Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa pada tahap evaluasi, responden
yang memiliki tingkat partisipasi rendah adalah sebesar 100 . Pada tahap evaluasi, dilihat bagaimana keikutsertaan masyarakat dalam
menilai hasil kerja yang telah dilakukan. Evaluasi oleh PNPM Mandiri Perdesaan dilakukan sebanyak 4 kali dengan turun langsung ke lokasi kegiatan dan melihat
kondisi jalan selama pelaksanaan perbaikan jalan tersebut. Tujuannya adalah untuk melihat perkembangan kegiatan perbaikan jalan dan memeriksa keadaan
jalan untuk perbaikan selanjutnya. Dalam penelitian ini, tahap evaluasi merupakan tahap yang persentasenya paling kecil, yaitu terletak pada selang 1,25. Hal ini
disebabkan banyak warga yang tidak dilibatkan secara langsung dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan perbaikan prasarana tersebut, seperti yang diungkapkan
oleh salah satu responden sebagai berikut: “Saya gak pernah ikutan, gak pernah diajak juga. Saya
Cuma disuruh mengerjakan jalan ajah, tapi gak disuruh untuk ikut evaluasi jalannya neng
” KM, 51 thn
Masyarakat juga sedikit yang tertarik untuk melakukan tahap evaluasi tersebut. Mereka menganggap kalau dalam tahap evaluasi lebih baik dilakukan
oleh pak RT atau tokoh-tokoh masyarakat lainnya, seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden sebagai berikut:
“Yah..kalo evaluasi biar pak RT aja dah sama tokoh-tokoh masyarakat yang ada, saya mah gak ngerti neng. Tapi kalo
untuk mengerjakan jalannya saya bisa, kalo evaluasi gak usah deh” ED, 55 thn
6.4 Keadaan Jalan Setelah Dilakukan Perbaikan
Perbaikan prasarana jalan selesai dilakukan pada bulan Desember 2009. Pada tahun 2010, setelah dilakukannya perbaikan, keadaan jalan menjadi lebih
baik. Setelah itu diadakan Musyawarah Desa Serah Terima MDST pada tanggal 16 Maret 2010 di kantor kelurahan Desa Megamendung. Musyawarah tersebut
dihadiri oleh 42 orang yang terdiri dari Tim Pelaksana Kegiatan TPK, kepala desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat Desa Megamendung. Dalam
musyawarah tersebut dilakukan peresmian jalan dan serah terima yang dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan TPK, kepala desa, tokoh masyarakat, dan
masyarakat kepada pihak PNPM Mandiri Perdesaan. Musyawarah tersebut juga membahas pembentukan Tim Pemelihara jalan
yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Pemeliharaan jalan tersebut merupakan hal yang wajib dilakukan oleh Desa Megamendung setelah
selesai dikerjakan. Tujuan kegiatan pemeliharaan jalan tersebut antara lain untuk mengoptimalkan fungsi pelayanan prasarana, memperpanjang umur pemakaian
prasarana, dan mengurangi biaya yang cukup besar ketika kondisi prasarana cepat rusak. Selain itu, pemeliharaan yang dilakukan dapat menumbuhkembangkan rasa
memiliki masyarakat dan tanggung jawab untuk memelihara jalan yang sudah dibangun.
Masyarakat yang tergabung dalam Tim Pemelihara jalan merupakan warga Kampung Paseban sebanyak 15 orang. Awalnya masyarakat tersebut cukup
antusias dalam melakukan kegiatan pemeliharaan jalan karena dijanjikan upah, namun hingga penelitian ini dilakukan, pemberian upah tersebut tidak dilakukan,
seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden sebagai berikut: “Saya kecewa neng, kemaren itu janjinya mau dikasih
uang buat yang mengerjakan jalan. Tapi sampai sekarang gak ada tuh. Bohong aja. RD, 52 thn
Upah yang tidak diberikan tersebut berpengaruh terhadap kinerja mereka dalam melakukan pemeliharaan jalan. Tim pemelihara jalan tersebut hanya
bekerja selama 3 bulan saja selama bulan April-juni 2010. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi jalan sudah mulai rusak sejak 4 bulan setelah