Uji Validitas Uji Reabilitas

simbol, rangkaian pengalaman, menggunakan merek itu sebelumnya, atau persepsi kualitas yang tinggi. 5. Committed buyer pembeli yang berkomitmen Kategori pembeli yang setia. Mereka mempunyai kebanggaan dalam menggunakan suatu merek. Merek tersebut bahkan menjadi sangat penting baik dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi siapa sebenarnya penggunanya. Ciri yang tampak pada kategori ini adalah tindakan pembeli untuk merekomendasikan mempromosikan merek yang ia gunakan kepada orang lain.

2.7. Uji Validitas

Menurut Riduwan dan Sunarto 2009 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukurdiinginkan. Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Momen sebagai berikut : ...............................................1 Keterangan : rxy = Korelasi product Moment n = Jumlah responden atau sampel X = Variabel pertama Y = Variabel kedua ∑ = Jumlah Syarat validitas yaitu apabila nilai rxy r tabel 0.361 dinyatakan valid atau signifikan dalam penelitian ini dan jika nilai rxy r tabel maka instrument tersebut tidak valid.

2.8. Uji Reabilitas

Pengujian Reliabilitas menurut Riduwan dan Sunarto 2009, Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena karena instrumen yang baik, tidak akan bersifat tandensius mengarahkan rensponden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang hasilnya akan tetap sama konsisten. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal stability trest retest, equivalent atau gabungan keduanya dan secara internal analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan rumus Alpha cronbach yaitu: .......................................................................2 Dengan ................................................................................3 Keterangan : = Reliabilitas instrumen = Banyak butir pertanyaan = Varians total = Jumlah butir pertanyaan n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih 2.9.Uji Korelasi Kanonikal Analisis korelasi kanonik dapat mengukur tingkat keeratan hubungan antara segugus peubah tak bebas dengan segugus peubah bebas dan menguraikan struktur hubungan di dalam gugus peubah tak bebas maupun di dalam gugus peubah bebas. Analisis korelasi kanonik berfokus pada korelasi antara kombinasi linear dari gugus peubah Y dengan kombinasi linear dari gugus peubah X. Ide utama dari analisis ini adalah mencari pasangan dari kombinasi linear yang memiliki korelasi terbesar. Pasangan dari kombinasi linear ini disebut fungsi kanonik dan korelasinya disebut korelasi kanonik. Ciri dan data untuk analisis korelasi kanonik bertipe metric, yakni data interval dan rasio. Dengan demikian, data bersifat nominal seperti jenis kelamin atau tipe ordinal tidak dapat diproses dengan korelasi kanonikal. Santoso 2010 menyatakan beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis korelasi kanonik adalah : a. Adanya hubungan yang besifat linear linearitas antara dua variabel. b. Perlunya multivariat normality untuk menguji signifikansi setiap fungsi kanonik. c. Tidak ada multikolinearitas antar kelompok anggota variabel, baik dependen maupun independen .

2.9.1 Penentuan Koefisien Kanonik

Johnson and Wichern 2007 Hubungan antara gugus peubah y 1 , y 2 , …, y q dinotasikan dengan vektor peubah acak Y, dengan gugus peubah x 1 , x 2 , …, x p yang dinotasikan dengan vektor peubah acak X. Dalam hal ini q ≤ p. Misalkan, karakteristik dari vektor peubah acak X dan Y adalah sebagai berikut : EY = μ Y VarY = Σ YY …………………4 EX = μ X VarX = Σ XX ..............................5 CovX,Y = Σ XY = Σ ’YX Kombinasi linear dari kedua kedua gugus peubah tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: Sehingga …………6 Koefesien a dan b …7 dapat diperoleh dengan rumus berikut : Korelasi kanonik diperoleh dengan memaksimumkan nilai : ……………………..8 Dengan : i =1,2,…, k Pasangan pertama dari peubah kanonik didefinisikan sebagai kombinasi linear V 1 ,W 1 yang memiliki ragam satu dan korelasinya terbesar; pasangan kedua dari peubah kanonik adalah kombinasi linear V 2 ,W 2 yang memiliki ragam satu dan korelasi terbesar kedua serta tidak berkorelasi dengan peubah kanonik yang pertama dan pasangan ke - k dari peubah kanonik adalah kombinasi linear V k ,W k yang memiliki ragam satu dan korelasinya terbesar ke-k serta tidak berkorelasi dengan peubah kanonik 1, 2, …, k-1. Dengan demikian dapat dituliskan sebagai berikut : • Fungsi kanonik pertama : V 1 = a W 1 = b 1 Y Var W 1 =1 ………………………………….10 1 X VarV 1 = 1 …………………………………...9 Maksimum CorrV 1 , W 1 = ρ 1 • Fungsi Kanonik kedua : V 2 = a W 2 = b 2 Y Var W 2 =1 CovW 1 ,W 2 = 0………………12 2 X VarV 2 = 1 CovV 1 ,V 2 = 0 ……………….11 CovV 1 ,W 2 = CovV 2 ,W 1 = 0 dan maksimum CorrV 2 ,W 2 = ρ 2 • Fungsi Kanonik ke- k V k = a W k = b k Y Var W k = 1 Cov W1. W K = 0 ……….....14 k X VarV k = 1 Cov V 1 , V K = 0 …………..13 CovV 1 ,W k = CovV k ,W 1 = 0, k ≠1 dan maksimum CorrV k ,W k = ρ k

2.9.2. Uji Hipotesis

Ada dua hipotesis yang akan diujikan dalam analisis korelasi kanonik yaitu uji korelasi kanonik secara bersama dan uji korelasi kanonik secara parsial Rencher 2002. a. Uji korelasi secara bersama Hipotesis : H0 : ρ1 = ρ2 = …. = ρk = 0 semua korelasi tidak nyata H1 : ada ρi ≠ 0 paling tidak ada satu korelasi yang nyata Statistik Uji : …………15 Dengan: n = banyak pengamatan p = banyak gugus peubah X q = banyak gugus peubah Y k = min p,q Kriteria keputusan : hipotesis nol ditolak pada taraf nyata α jika F Fα. Jika uji korelasi kanonik secara bersama nyata, maka terdapat minimal korelasi kanonik yang pertama nyata. b. Uji korelasi secara parsial Uji ini dilakukan jika minimal korelasi kanonik yang pertama pada uji korelasi kanonik secara bersama adalah nyata. Sehingga uji individu dilakukan terhadap korelasi kanonik yang kedua, ketiga dan seterusnya sampai ke-k Rencher 2002. Hipotesis : H0 : ρr = 0 H1 : ρr ≠ 0 Statistik uji : ……16 dengan: n = banyak pengamatan p = banyak gugus peubah X q = banyak gugus peubah Y

2.9.3. Interpretasi Fungsi Kanonik

Interpretasi yang dapat dianalisis dalam analisis kanonikal, yaitu : bobot kanonik, muatan kanonik, dan muatan silang kanonik. a. Bobot kanonik adalah koefesien kanonik yang telah dibakukan, dapat diintepretasikan sebagai besarnya keeratan peubah asal terhadap peubah kanonik. Semakin besar nilai koefisien ini menyatakan semakin tinggi tingkat keeratan peubah yang bersangkutan terhadap peubah kanonik. Bila tanda dari bobot suatu peubah berlawanan dengan peubah kanoniknya maka menunjukkan hubungan yang terbalik dengan peubah yang lain. b. Muatan kanonik, dapat dihitung dari korelasi sederhana antara peubah asal dengan masing-masing peubah kanoniknya. Semakin besar muatan kanoniknya mencerminkan semakin dekat hubungan peubah kanonik yang bersangkutan dengan peubah asal. c. Muatan silang kanonik, dapat dihitung dari perkalian nilai korelasi kanonik dengan muatan kanonik. Penghitungan ini mencakup korelasi tiap gugus peubah Y dengan peubah kanonik dari gugus peubah X dan juga sebaliknya. Semakin besar muatan silang kanonik mencerminkan semakin dekat hubungan peubah kanonik yang bersangkutan dengan peubah lawan.

2.9.4. Redudansi

Redundansi merupakan sebuah nilai yang menunjukkan besar proporsi keragaman yang dapat dijelaskan oleh peubah kanonik yang dipilih, baik dari gugus peubah kanonik Y maupun gugus peubah kanonik X. Untuk menentukan fungsi kanonik yang dianggap cukup dalam menerangkan struktur hubungan gugus peubah X dan gugus peubah Y dilihat dari koefisien R-square. Nilai ini didapat dengan mengkuadratkan korelasi kanonik atau dapat dinotasikan sebagai berikut: R 2 k = ρ 2 k ………………………..………….17 Besarnya nilai proporsi keragaman menunjukkan baik atau tidaknya jumlah peubah kanonik dipilih. Semakin tinggi nilai proporsi keragamannya menandakan semakin baik peubah – peubah kanonik yang pilih menerangkan keragaman data asal

2.10. Fungsi Borda