b. Muatan kanonik, dapat dihitung dari korelasi sederhana antara peubah asal dengan masing-masing peubah kanoniknya. Semakin besar
muatan kanoniknya mencerminkan semakin dekat hubungan peubah kanonik yang bersangkutan dengan peubah asal.
c. Muatan silang kanonik, dapat dihitung dari perkalian nilai korelasi kanonik dengan muatan kanonik. Penghitungan ini mencakup
korelasi tiap gugus peubah Y dengan peubah kanonik dari gugus peubah X dan juga sebaliknya. Semakin besar muatan silang kanonik
mencerminkan semakin dekat hubungan peubah kanonik yang bersangkutan dengan peubah lawan.
2.9.4. Redudansi
Redundansi merupakan sebuah nilai yang menunjukkan besar proporsi keragaman yang dapat dijelaskan oleh peubah kanonik yang
dipilih, baik dari gugus peubah kanonik Y maupun gugus peubah kanonik X. Untuk menentukan fungsi kanonik yang dianggap cukup
dalam menerangkan struktur hubungan gugus peubah X dan gugus peubah Y dilihat dari koefisien R-square. Nilai ini didapat dengan
mengkuadratkan korelasi kanonik atau dapat dinotasikan sebagai berikut: R
2
k = ρ
2
k ………………………..………….17
Besarnya nilai proporsi keragaman menunjukkan baik atau tidaknya jumlah peubah kanonik dipilih. Semakin tinggi nilai proporsi
keragamannya menandakan semakin baik peubah – peubah kanonik yang pilih menerangkan keragaman data asal
2.10. Fungsi Borda
Fungsi borda merupakan metode yang dipakai untuk menetapkan urutan peringkat preferensial Marimin,2004. Unsur
bauran produk dengan posisi peringkat atas diberi nilai paling tinggi dengan unsur bauran produk pada posisi peringkat berikutnya dalam
suatu perbandingan berpasangan.
2.11. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Rari 2011 dalam penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Bauran Produk Terhadap Brand switching Pepsodent Reguler”
menjelaskan bahwa alasan berpindah merek dari segi bauran produk adalah mutu. Alasan berpindah merek dari unsur non bauran produk harga
menjadi alasan konsumen dalam beralih ke merek pasta gigi lain. Pepsodent Reguler merupakan merek yang secara umum memiliki
brand awareness terbaik dibandingkan merek yang lainnya, sehingga menjadi merek Top of Mind akibat dikenal konsumen mayoritas melalui
media televisi, misalnya kesan pertama terhadap pasta gigi pepsodent reguler adalah kesan bermutu terhadap produk. Hubungan bauran produk
pepsodent reguler terhadap peralihan merek dengan analisis korelasi kanonik, menunjukkan bahwa unsur bauran produk mutu khususnya rasa
adalah unsur bauran produk yang memiliki hubungan terkuat dengan peralihan merek konsumen.
Septiani 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Hubungan Bauran Produk terhadap Brand switching pada produk Indomie
Reguler Goreng “ menjelaskan dari sisi bauran produk bahwa mutu adalah alasan utama mahasiswa melakukan perpindahan merek, sedangkan dari
luar lingkup bauran produk, harga menjadi alasan kuat bagi mahasiswa untuk melakukan peralihan merek. Berdasarkan uji cochran Brand image
Indomie goreng meliputi rasa enak dan gurih, aroma khas mie goreng, dapat diandalkan keinstanannya, mie goreng bermutu, mereknya mudah
diucapkan, mereknya mudah dikenali, mereknya mudah dingat, mereknya meiliki kesan positif, kemasannya praktis, memiliki kelengkapan
informasi pada kemasan, nama merek dicantumkan pada kemasan, memiliki label Departemen kesehatan Republik Indonesia Depkes RI dan
memiliki label halal Majelis Ulama Islam MUI, Sedangkan Analisis Korelasi Sperman menunjukkan mutu,bentuk, merek, kemasan, dan
ukuran merupakan unsur-unsur bauran produk yang memiliki hubungan dengan peralihan merek.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran vital
dalam memenuhi kebutuhan dan kecepatan untuk mendapatkan informasi adalah handphone. Menghadapi selera yang semakin beragam, perusahan-
perusahan handphone dituntut untuk selalu meningkatkan inovasi dan peka terhadap keinginan pasar, dengan demikian mampu memberikan derajat
kepuasan yang memenuhi harapan pelanggan. Melihat peluang itu produsen handphone berusaha melakukan inovasi
produk agar dapat menarik konsumen baru dan mempertahankan kosumen yang sudah ada. Persaingan yang ketat dalam industri handphone menuntut
Nokia untuk selalu melakukan perbaikan produk dan strategi pemasaran agar penjualan meningkat, sekaligus menjadi bisa merebut posisi sebagai
pemimpin pasar. Strategi pemasaran terdiri dari empat komponen bauran pemasaran, yaitu : produk, promosi, harga, dan distribusi.
Unsur-unsur bauran produk adalah keanekaragaman produk, mutu, desain, bentuk, merek, kemasan dan lebel, ukuran, pelayanan, jaminan, dan
pengembalian. Semua itu akan dianalisa dengan persepsi konsumen mahasiswa terkait kecenderungan peralihan merek, dengan menggunakan
uji korelasi kanonikal. Setelah itu terlihat hubungan antara bauran produk dengan kecenderungan peralihan merek. Memelihara kesadaran dan loyalitas
konsumen melalui penciptaan produk yang bermutu akan memberikan citra positif terhadap merek produk bersangkutan yang pada akhirnya akan
membuat konsumen untuk melirik produk kompetitor.