5.1. 4 Ukuran Keluarga Penyadap Getah Pinus
Ukuran keluarga menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN tahun 1994 dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
keluarga kecil ≤ 4 orang, keluarga sedang 5-
7 orang, dan keluarga besar ≥ 8 orang. Ukuran keluarga yang dimaksud oleh BKKBN tersebut adalah ukuran keluarga inti yang
terdiri atas suami, istri, dan anak-anak. Sebagian besar penyadap pinus memiliki ukuran keluarga yang kecil sebesar 76 Tabel 5. Beberapa penyadap pinus
dalam kegiatan penyadapan dibantu oleh istri dan anak-anak mereka. Tabel 5 Sebaran Responden berdasarkan ukuran keluarga di HPGW
Ukuran keluarga Jumlah Responden org
Presentase Kecil ≤ 4 orang
19 76
sedang 5-7 orang 5
20 Besar ≥ 8 orang
1 4
Total 25
100
5.2 Perlakuan penyadapan
Perlakuan penyadapan adalah beberapa cara perlakuan yang diberikan oleh pihak Badan Pengelola HPGW kepada para penyadap pinus dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas hasil sadapan. Perlakuan penyadapan yang telah dilakukan oleh Badan Pengelola HPGW, meliputi motivasi kerja, kontrak kerja,
tarif upah dan hasil penelitian.
5.2. 1 Motivasi kerja
Motivasi kerja muncul tidak hanya dari dalam diri namun juga terdapat pengaruh dari faktor luar . Faktor yang mempengaruhi motivasi yang ada pada
karyawan menurut Hesberg 1990 yaitu faktor higienis Hygienic factors dan
faktor motivasi motivation factors. Faktor higienis adalah faktor yang berpengaruh dari luar antara lain : upah dan gaji, kondisi kerja, administrasi
perusahaan, hubungan sosial dengan pekerja yang lain dan adanya kepastian pekerjaan. Sedangkan faktor motivasi umumnya menyangkut faktor yang ada dari
dalam diri mengenai kebutuhan psikologis menyangkut pribadi karyawan terkait dengan pekerjaan itu sendiri, antara lain : prestasi yang diperoleh dalam suatu
pekerjaan, pengakuan prestasi yang telah dicapai, pemberian tanggung jawa, dan adanya kemajuan dalam pekerjaan Mangkuprawira dan Hubeis 2007.
Pengaruh motivasi kerja dari dalam diri masing-masing penyadap tidaklah sama. Motivasi kerja meningkat ketika kebutuhan yang harus dipenuhi juga
meningkat. Selain untuk pemenuhan kebutuhan, keinginan penyadap untuk dapat meningkatan kesejahteraan pun menjadi salah satu faktor yang penting dalam
meningkatkan motivasi kerja dari dalam diri penyadap. Peningkatan motivasi kerja karena pengaruh dari luar dapat berupa pemberian motivasi kerja yang
dilakukan oleh Badan Pengelola HPGW kepada para penyadap. Cara yang dilakukan adalah dengan bertatap muka secara langsung antara pengelola dengan
penyadap, kunjungan langsung ke rumah penyadap dan diadakannya rapat serta perubahan sistem pemberian upah sadap yang semula diberikan setiap minggu
menjadi diberikan secara harian. Pemberian motivasi dengan bertatap muka secara langsung dilakukan
oleh Badan Pengelola HPGW kepada para penyadap. Badan Pengelola HPGW menemui penyadap saat penyadap melakukan kegiatan penyadapan di lapangan.
Pemberian motivasi secara langsung ini bertujuan agar pengelola dapat mengetahui keluhan-keluhan yang dialami oleh penyadap sehingga pihak
pengelola dapat mengetahui kesulitan yang dialami oleh penyadap dan dapat dicarikan solusinya. Hal ini dapat meningkatkan semangat penyadap untuk dapat
meningkatan hasil sadapan. Selain itu dengan diketahuinya kesulitan yang ada di lapangan maka Badan Pengelola HPGW dapat mengetahui apakah inovasi yang
telah diterapkan berpengaruh baik atau tidak terhadap produktivitas penyadap. Kunjungan langsung ke rumah penyadap dilakukan oleh Badan Pengelola
HPGW apabila terdapat penyadap yang sudah lama tidak melakukan penyadapan karena alasan tertentu ataupun terdapat penyadap yang produktivitas kerjanya
mengalami penurunan. Faktor-faktor penyebab menurunnya produktivitas ataupun ketidak hadiran penyadap antara lain: penyadap yang sakit ataupun penyadap
yang lebih memilih pekerjaan sampingan misalkan untuk menjadi buruh tani karena pada masa itu sedang dalam masa tanammasa panen. Selain pemberian
motivasi kerja, cara ini bertujuan untuk menyambung silaturrahmi dan mempererat hubungan antara pengelola dengan penyadap.
Rapat tahunan dilakukan dua kali setahun, namun dapat diadakan rapat selain ketentuan ini apabila terdapat hal-hal penting yang akan disampaikan oleh
Badan Pengelola HPGW kepada para penyadap. Rapat tahunan dilakukan dengan tujuan untuk melakukan evaluasi hasil produktivitas hasil sadapan. Selain itu
diadakannya rapat apabila terdapat hal-hal penting yang akan disampaikan oleh Badan Pengelola HPGW misalnya: rapat kenaikan upah kerja, rapat penggantian
stimulansia dan lain-lain. Dalam rapat tahunan para penyadap dapat menyampaikan keinginan atau harapan dimasa mendatang maupun keluhan yang
dialami oleh penyadap. Perubahan sistem pembayaran upah yang semula diberikan secara
mingguan menjadi harian juga sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas penyadap. Perubahan sistem ini berlaku sejak awal tahun 2009. Perubahan
sistem ini berlaku karena adanya pergantian kepengurusan HPGW pada awal tahun 2009. Penyadap yang semula diberikan upah secara mingguan sangat
kesulitan apabila ada keperluan mendadak. Penyadap harus menunggu selama satu minggu untuk mendapatkan upahnya. Namun sejak tahun 2009 mereka dapat
memperoleh upah ketika getah sudah disetorkan kepada Badan Pengelola HPGW. Mekanisme pemberian upah ini adalah ketika penyadap sudah menyerahkan
getah kepada pengelola lalu getah dicatat beratnya dan penyadap diberikan kupon sesuai dengan berat getah yang telah disetorkan. Kupon ini yang dapat ditukar
dengan upah di bagian administrasi HPGW. Pemberian motivasi kerja dilakukan pada awal masa kepengurusan
Direktur Eksekutif HPGW Budi Prihanto Siswosuwarno dimulai pada bulan awal bulan Mei tahun 2009. Awal pemberian motivasi ini tidak mengalami kenaikan
produktivitas getah pinus secara signifikan, namun mulai bulan September 2009 mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar 85,35 kgbulan. Pada bulan-bulan
selanjutnya terus mengalami kenaikan yang signifikan Gambar 1. Kenaikan tertinggi pada bulan Desember tahun 2010 dan terus stabil sampai akhir tahun
2011. Hasil pemberian motivasi kerja kepada para penyadap secara keseluruhan dapat meningkatkan hasil sadapan sangat jauh dibandingkan dengan kedaan awal
hanya sebesar 213,5 kgbulan dengan kenaikan tertinggi sebesar 317 kgbulan. Total produksi getah pinus sebelum periode saat ini adalah 1345 kgbulan pada
tahun 2007 dan 913 kgbulan pada tahun 2008. Selanjutnya dengan adanya pemberian motivasi kerja menjadi 2.275 kgbulan pada bulan April tahun 2009
dan terus meningkat hingga 17.401 kgbulan pada bulan Oktober tahun 2011.
Gambar1. Grafik pengaruh motivasi kerja terhadap kenaikan hasil sadapan getah pinus kg.
5.2. 2 Kontrak Kerja