3 Kualitas Getah Pinus 4 Faktor yang Mempengaruhi Getah Pinus 5 Pemanfaatan Getah Pinus

dalam atau di atas luka lama. Saat ini mulai dikembangkan system bor tertutup yaitu pada luka sadapan dimasukkan pipaselang dan getah yang keluar melalui pipaselang ditampung dalam plastik atau botol. Frekwensi sadapan dilakukan 5-7 hari sekali. 4. Metode Goresan atau Guratan Metode penyadapan ini biasanya dilakukan pada agathis kopal dan karet, sedangkan pada pinus jarang digunakan. Dengan beberapa metode diatas, penyadapan dengan metode koakan dapat menghasilkan getah paling banyak dibandingkan metode yang lain.

2. 3 Kualitas Getah Pinus

Kualitas getah pinus hasil sadapan dibedakan atas 2 kelas yaitu mutu A dan B. Kualitas mutu A adalah getah yang berwarna putih bening, tidak ada campuran tanahlumpur dan kotoran lain kandungan kotoran kurang dari 2 serta kadar air yang kurang dari 3. Sedangkan untuk mutu B yaitu getah yang berwarna keruh sampai coklat, terdapat campuran tanahlumpur dengan kandungan kotoran 2-5 serta kadar air labih besar dari 3 Kasmudjo 2011.

2. 4 Faktor yang Mempengaruhi Getah Pinus

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi getah pinus berupa faktor internal, eksternal dan perlakuan. Faktor internal diantaranya meliputi jenis pohon, jumlah persen kayu gubal yang banyak dipohon, kesehatan pohon, persen tajuk dan system perakaran. Faktor eksternal meliputi jarak tanam, iklim dan tempat tumbuh jenis dan kondisi tanah serta bonita. Sedangkan faktor perlakuan seperti bentuk dan arah sadapan, arah pembaharuan, dan pemberian stimulansia Kasmudjo 2011.

2. 5 Pemanfaatan Getah Pinus

Getah diambil dari pohon pinus yang telah masuk sadap melalui penyadapan. Pohon pinus dianggap sudah masak apabila telah berumur 11 tahun atau bila memiliki diameter pohon sebesar 18 cm. Produksi getah pinus dipengaruhi oleh kondisi biofisik dari pohon yang disadap serta kondisi lingkungan sekitarnya. Pengaruh suhu dan kelembaban udara ini sangat menentukan keluarnya getah sadapan dari masing-masing pohon. Direktorat Jendral Kehutanan 1973. Pengolahan getah pinus prinsipnya bertujuan untuk menghasilan residu berupa gondorukem dan distilat berupa minyak terpentin. Gondorukem dapat digunakan secara murni maupun sebagai campuran Kasmudjo 2011, sebagai berikut: 1. Dalam industri batik, gondorukem digunakan sebagai bahan pencampur lilin batik sehingga diperoleh malam. Kebutuhan gondorukem dalam industri ini kira-kira 2.500 tontahun. 2. Dalam industri kertas, gondorukem digunakan sebagai bahan sizing pengisi dalam pembuatan kertas. Kebutuhan gondorukem dalam industri ini kira-kira 0,5 dari produksi kertas atau 2.000 tontahun. 3. Dalam industri sabun, gondorukem digunakan sebagai bahan pencampur dibutuhkan kira-kira 5-10 dari berat sabun. 4. Gondorukem juga dipakai untuk pembuatan varnish, tinta cetak, bahan isolasi listrik, korek api, lem, industri kulit dan lain-lain. Selain penggunaan di atas, gondorukem dapat digunakan untuk kegunaan yang lebih luas. Beberapa penggunaan gondorukem yaitu resin sintesis, vernis, plastik, lem, aspal, bahan plitur, bahan korek api, gemuk oli, lak sintesis, tinta cetak, dalam industri kertas, sepatu, semir, sabun dan lain-lain. Sedangkan terpentin dapat digunakan untuk minyak cat, campuran parfum, detergent, flavouring agent, protective coating, insektisida, lubricants, medicine, plastic, rubber, dan sebagainya Soenardi 1983

2. 6 Perlakuan Penyadapan