Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Harga Sayuran .1 Analisis Risiko Harga Kentang
                                                                                57
VI ANALISIS RISIKO HARGA SAYURAN
6.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Harga Sayuran 6.1.1 Analisis Risiko Harga Kentang
Penelitian  ini  dilakukan  berdasarkan  harga  sayuran  di  Pasar  Induk  Kramat Jati  yang  diperoleh  dari  hasil  pendugaan  persamaan  harga  kentang  dengan
menggunakan  model  ARCH-GARCH  dan  untuk  mengetahui  besarnya  risiko dengan menggunakan perhitungan VaR. Dalam analisis risiko ini digunakan data
harga  jual,  pasokan  harian,  dan  permintaan  di  Pasar  Induk  Kramat  Jati  pada periode Januari 2006 hingga Februari 2011.
Untuk  menghitung  besarnya  harga  komoditas  kentang  dilakukan  analisis menggunakan  ARCH-GARCH.  Analisis  ini  menggunakan  tiga  variabel  yaitu
harga  P
t
sebagai  variabel  dependen  variabel  terikat,  harga  sehari  sebelumnya P
t-1
,  jumlah  pasokan,  dan  Q
t
jumlah  permintaan  D
t
sebagai  variabel independen.  Sebelum  dilakukan  analisis  menggunakan  ARCH-GARCH    maka
perlu  dilakukan  pengujian  ada  atau  tidaknya  heteroskedastisitas  dengan  melihat uji normalitas yang disajikan pada Gambar 15.
100 200
300 400
500 600
700 800
900
-0.6 -0.4
-0.2 -0.0
0.2 0.4
0.6
Series: Residuals Sample 2 1872
Observations 1871 Mean
-4.29e-16 Median
-0.001209 Maximum
0.580412 Minimum
-0.669624 Std. Dev.
0.045688 Skewness
-0.859037 Kurtosis
44.59170 Jarque-Bera
135087.9 Probability
0.000000
Gambar 15. Uji Normalitas Komoditas Kentang Berdasarkan  Gambar  15,  diperoleh  nilai  kurtosis  untuk  komoditas  kentang
pada  data  sebesar  44,59170.  Nilai  kurtosis  lebih  besar  dari  tiga  menunjukkan bahwa  data  tersebut  mengandung  heteroskedastisitas.  Skewness  komoditas
kentang  bernilai  negatif  sebesar  0,859037  yang  menunjukkan  ujung  dari kecondongan  menjulur  ke  arah  nilai  negatif  ekor  kurva  sebelah  kiri  lebih
panjang.  Dari  data  skewness  tersebut  tidak  sama  dengan  nol  sehingga  data  dari
58 komoditas tersebut mengandung heteroskedastisitas. Selain itu, untuk mengetahui
kebaikan model dilakukan pemeriksaan terhadap galat terbakukan dengan melihat nilai statistik Jarque-Bera dengan nilai probability sebesar 0,00000 lebih kecil dari
taraf  nyata  lima  persen  yang  berarti  bahwa  galat  terbakukan  tidak  menyebar normal.
a.  Analisis risiko harga kentang OLS  Ordinary  Least  Square  dilakukan  sebelum  menganalisis  ARCH-
GARCH,  yang  disajikan  dalam  Lampiran  4.  Pendugaan  parameter  model menggunakan  metode  kemungkinan  maksimum  atau  quasi  maximum  likelihood.
Simulasi  model  ini  mengkombinasikan  nilai  p  =  1,2,3  dengan  nilai  q  =  0,1,2,3 sehingga  terbentuk  12  model  ragam.  Terdapat  12  model  yang  diajukan  dalam
penelitian  sebagai  hasil  teknik  pengujian  berbagai  model  dengan  kombinasi ARCH-GARCH.  Pada  penelitian  yang  dilakukan,  menggunakan  model  standar
menurut  Verbeek  2000  adalah  GARCH  1,1  untuk  meramalkan  tingkat  risiko harga.  Ringkasan  model  tersebut  dapat  dilihat  pada  Lampiran  5,  6  dan  model
GARCH dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel  12.  Hasil  Pendugaan  Parameter  Fungsi  Harga  Kentang  dengan  Model
GARCH
Variabel GARCH 1,1
Coefficient Std, Error  Z-Statistic  Probability
C Konstanta 0,115712
0,034092 3,394113
0,0007 P
t-1
Harga Kentang Periode Sebelumnya
0,988196 0,003600
274,4761 0,0000
Q
t
Jumlah Pasokan Kentang -0,099851
0,095559 -1,044913
0,2961 D
t
Jumlah Permintaan Kentang 0,100778
0,098471 1,023431
0,3061 Variance Equation
C Konstanta 0,000185
2,62E-05 7,047687
0,0000
1
Volatilitas Periode Sebelumnya
0,060852 0,007756
7,846037 0,0000
1
Varian Periode Sebelumnya 0,847975
0,019906 42,59879
0,0000 AIC
-3,462211 SC
-3,441506 R-squared
97,14
Berdasarkan hasil output pada Tabel 12, menunjukkan bahwa pada konstanta dan harga periode sebelumnya signifikan pada taraf nyata satu persen. Sedangkan
pasokan  untuk  komoditas  kentang,  signifikan  pada  taraf  nyata  30  persen  dan
59 permintaan signifikan pada taraf nyata 35 persen. Taraf nyata sebesar 30 dan 35
persen  pada  sosial  ekonomi  masih  diperkenankan  sehingga  signifikansi  dapat diperoleh  untuk  komoditas  kentang.  Selain  itu,  nilai  R-square  sebesar  97,14
persen  menunjukkan  bahwa  variabel  independen  dapat  menjelaskan  harga komoditas kentang dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hal ini
menunjukkan  bahwa  harga  kentang  pada  periode  sebelumnya,  pemintaan,  dan pasokan mempengaruhi harga pada periode sekarang.
Hasil  pendugaan  harga  kentang  menunjukkan  nilai  parameter  pada  harga periode  sebelumnya  memiliki  korelasi  positif  dengan  harga  periode  sekarang
sebesar  0,988196  yang  berarti  bahwa  harga  sebelumnya  meningkat  maka  harga pada  periode  berikutnya  juga  akan  meningkat  begitu  pula  sebaliknya.  Pada
pasokan  untuk  komoditas  kentang  memiliki  korelasi  negatif  sebesar  0,099850 dengan  harga  periode  sekarang,  artinya  ketika  jumlah  pasokan  yang  masuk  ke
pasar  tinggi  maka  akan  mengakibatkan  harga  komoditas  tersebut  rendah,  begitu pula sebaliknya. Harga jual kentang yang tertinggi sebesar Rp. 8.000 per kilogram
terjadi  pada  bulan  Januari  2009  dengan  jumlah  pasokan  yang  masuk  ke  pasar sebesar  3.244  ton.  Hal  ini  disebabkan  oleh  daerah  sentra  kekurangan  pasokan
yang  diakibatkan  oleh  gagal  panen  karena  hama  dan  penyakit,  ketidaktersediaan barang  karena  belum  panen  sehingga  menyebabkan  harga  kentang  meningkat
secara tiba-tiba. Untuk harga terendah sebesar Rp. 2.000 per kilogram pada bulan Desember 2006 dengan jumlah pasokan sebesar 3.676 ton pada bulan Desember
2006. Kondisi ini terjadi saat panen raya, dimana kelebihan pasokan kentang yang masuk ke pasar secara bersamaan. Hal ini menyebabkan jumlah pasokan melebihi
jumlah yang diminta oleh konsumen sehingga mengakibatkan harga jatuh. Untuk permintaan  kentang  memiliki  korelasi  positif  sebesar  0,100778  dengan  harga
periode  sekarang.  Hal  ini  disebabkan  oleh  kondisi  produk  yang  tahan  lama sehingga ketika produk tersebut tidak habis dalam sehari maka dapat dijual pada
hari berikutnya dan di pasar pada umumnya menyisakan barang sebesar 20 persen selebihnya dianggap sebagai permintaan. Jumlah permintaan yang masuk ke pasar
mencapai nilai tertinggi sebesar 2.595 ton. Dan ketika harga komoditas mencapai harga terendah, permintaan konsumen dalam sehari sebesar 2.941 ton.
60 Hasil  output  menunjukkan  bahwa  model  yang  diajukan  untuk  komoditas
kentang  dari  semua  estimasi  kombinasi  yang  dilakukan  adalah  GARCH  1,1 yang  berarti  bahwa  pola  pergerakan  harga  kentang  dipengaruhi  oleh  volatilitas
dan  dipengaruhi  oleh  varian  harga  pada  satu  hari  sebelumnya.  Hasil  analisis model persamaan varian harga kentang menunjukkan bahwa volatilitas dan varian
harga  periode  sebelumnya  bertanda  positif  dan  signifikan  pada  taraf  nyata  satu persen. Hal ini menunjukkan bahwa varian dan volatilitas harga kentang periode
sebelumnya  merupakan  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  risiko  harga  jual periode  berikutnya.  Dimana  peningkatan  risiko  harga  jual  kentang  periode
sebelumnya  maka  akan  meningkatkan  risiko  harga  jual  kentang  pada  periode berikutnya.
Untuk  mengetahui  kecukupan  model,  maka  dilakukan  pemeriksaan  terhadap galat  terbakukan  dengan  mengamati  nilai  statistik  uji  Jarque-Bera  untuk
memeriksa  asumsi  kenormalan.  Hasil  pengolahan  model  dugaan  sementara persamaan  harga  kentang  disajikan  pada  lampiran  7.  Hasil  output  menunjukkan
nilai  Jarque-Bera  pada  model  dugaan  sementara  risiko  harga  kentang  diperoleh nilai  probability  sebesar  0,0000  yang  berarti  galat  terbakukan  tidak  menyebar
normal.  Selain  itu,  hasil  uji  ARCH  menunjukkan  nilai  LM  komoditas  kentang memiliki nilai probability lebih besar dari taraf nyata lima persen sehingga sudah
tidak ada efek ARCH, yang disajikan pada Lampiran 8.
                