62 satu rupiah akan meningkatkan risiko harga kentang sebesar 6,42 persen. Kondisi
tersebut  pada  periode  berikutnya  memiliki  risiko  yang  semakin  tinggi  dengan besarnya  investasi  yang  dilakukan.  Dengan  adanya  risiko  harga  pada  komoditas
kentang tersebut menyebabkan atas ketidakpastian yang diperoleh pedagang. Hal ini disebabkan oleh besar kecilnya jumlah pasokan yang masuk ke pasar sehingga
mempengaruhi  harga  komoditas  tersebut.  Jumlah  pasokan  yang  tinggi menyebabkan harga kentang menurun karena di daerah sentra sedang panen raya
sehingga  jumlah  pasokan  yang  masuk  ke  pasar  menjadi  tinggi  dan  harga  yang diperoleh  menjadi  rendah  di  tingkat  pedagang.  Ketika  pasokan  kentang  sedikit
mengakibatkan  harga  meningkat  yang  disebabkan  oleh  keadaan  daerah  sentra yang  belum  panen  sehingga  menyebabkan jumlah  pasokan  yang  masuk  ke  pasar
sedikit.  Untuk  permintaan  dan  harga  sebelumnya  tidak  berpengaruh  terhadap harga kentang periode sekarang karena harga dibentuk oleh jumlah pasokan yang
masuk  ke  pasar.  Kondisi  tersebut  yang  menyebabkan  semakin  tingginya  risiko dari  penerimaan  yang  akan  diperoleh  pedagang  kentang.  Selain  itu,  komoditas
kentang  karakter  tahan  lama  dibandingkan  sayuran  lainnya  sehingga  ketika komoditas  kentang  tidak  terjual  dalam  satu  hari  maka  dapat  di  jual  pada  hari
berikutnya.  Berdasarkan  wawancara  dengan  pegawai  Pasar  Induk  Kramat  Jati, secara  umum  sisa  kentang  dalam  satu  hari  sebanyak  20  persen  dan  sisanya
dianggap sebagai permintaan dalam satu hari.
6.1.2 Analisis Risiko Harga Kubis
Dari data harga kubis akan dilakukan peramalan dengan model yang sesuai untuk  menghitung  besarnya  harga  komoditas  tersebut  dengan  menggunakan
analisis  ARCH-GARCH.  Analisis  ini  menggunakan  harga  P
t
sebagai  variabel dependen  variabel  terikat  dan  dua  variabel  yang  mempengaruhi  yaitu  harga
sehari  sebelumnya  P
t-1
dan  jumlah  pasokan  Q
t
sebagai  variabel  independen. Sebelum menggunakan analisis ARCH-GARCH maka perlu dilakukan pengujian
ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat uji normalitas yang disajikan pada Gambar 17.
63
50 100
150 200
250 300
350
-0.375 -0.250
-0.125 0.000
0.125 0.250
0.375
Series: Residuals Sample 2 1872
Observations 1871 Mean
-1.48e-15 Median
-0.000647 Maximum
0.367524 Minimum
-0.412172 Std. Dev.
0.090346 Skewness
-0.146714 Kurtosis
4.389318 Jarque-Bera
157.1877 Probability
0.000000
Gambar 17. Uji Normalitas Komoditas Kubis Pada Gambar 17, menunjukkan bahwa nilai kurtosis untuk komoditas kubis
pada  data  sebesar  4,389318.  Nilai  kurtosis  lebih  besar  dari  tiga  menunjukkan bahwa  data  tersebut  mengandung  heteroskedastisitas.  Skewness  pada  komoditas
kubis  bernilai  negatif  sebesar  0,146714  yang  menunjukkan  ujung  dari kecondongan  menjulur  ke  arah  nilai  negatif  ekor  kurva  sebelah  kiri  lebih
panjang  dan  tidak  sama  dengan  nol  sehingga  data  dari  komoditas  tersebut mengandung  heteroskedastisitas.  Pemeriksaan  terhadap  galat  terbakukan
dilakukan untuk mengetahui kebaikan model dengan melihat nilai statistik Jarque- Bera. Dari data tersebut menunjukkan nilai probability sebesar 0,00000 lebih kecil
dari taraf nyata lima persen yang berarti bahwa galat terbakukan tidak menyebar normal.
a.  Analisis risiko harga kubis Sebelum  menganalisis  ARCH-GARCH  dilakukan  OLS  Ordinary  Least
Square pada  data  harga  kubis,  yang  disajikan  dalam  Lampiran  9.  Model  yang
diajukan dalam penelitian sebagai hasil teknik pengujian berbagai model dengan kombinasi  ARCH-GARCH  sebanyak  12  model  kemudian  dipilih  model  standar
yang digunakan menurut Verbeek 2000 adalah GARCH 1,1. Ringkasan model dapat  dilihat  pada  Lampiran  10,  11  dan  pilihan  model  standar  yang  digunakan
dapat dilihat pada Tabel 14.
64 Tabel  14.  Hasil  Pendugaan  Parameter  Fungsi  Harga  Kubis  dengan  Model
GARCH
Variabel GARCH 1,1
Coefficient Std, Error  Z-Statistic  Probability
C Konstanta 0,165436
0,045410 3,643123
0,0003 P
t-1
Harga Kubis Periode Sebelumnya
0,983330 0,004487
219,1659 0,0000
Q
t
Jumlah Pasokan Kubis -0,008738
0,005638 -1,549680
0,1212 Variance Equation
C Konstanta 0,000457
0,000105 4,363856
0,0000
1
Volatilitas Periode Sebelumnya
0,069782 0,011289
6,181602 0,0000
1
Varian Periode Sebelumnya 0,874707
0,020582 42,49825
0,0000 AIC
-2,024123 SC
-2,006376 R-squared
95,88
Pada Tabel 14, hasil output menunjukkan bahwa konstanta dan harga periode sebelumnya  signifikan  pada  taraf  nyata  satu  persen.  Sedangkan  pasokan  untuk
komoditas kubis, signifikan pada taraf nyata 15 persen dimana taraf nyata tersebut masih  diterima  pada  sosial  ekonomi.  Nilai  R-square  sebesar  95,88  persen  pada
persamaan  model  komoditas  kubis  menunjukkan  bahwa  variabel  independen harga  kubis  periode  sebelumnya  dan  jumlah  pasokan  kubis  dapat  menjelaskan
harga komoditas kubis dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil pendugaan harga kubis menunjukkan nilai parameter pada harga periode
sebelumnya  memiliki  korelasi  positif  sebesar  0,983330  dengan  harga  periode sekarang  yang  berarti  bahwa  harga  sebelumnya  meningkat  maka  harga  pada
periode berikutnya juga akan meningkat begitu pula sebaliknya. Sedangkan pada pasokan  untuk  komoditas  kubis  memiliki  korelasi  negatif  sebesar  0,008738
dengan  harga  periode  sekarang,  artinya  apabila  permintaan  konsumen  terhadap kubis meningkat dan keadaan jumlah yang ditawarkan pasokan tidak mencukupi
maka  akan  mengakibatkan  peningkatan  harga  kubis.  Harga  tertinggi  kubis mencapai  Rp.  6.000  per  kilogram  pada  bulan  Juni  2010  dengan  jumlah  pasokan
yang  masuk  ke  pasar  sebesar  2.302  ton.  Peningkatan  harga  kubis  disebabkan karena  ketidaktersediaan  barang  di  daerah  sentra  kegagalan  panen  yang
disebabkan  serangan  hama  penyakit  tanaman,  keadaan  transportasi  yang menyebabkan  keterlambatan  masuknya  barang  sehingga  jumlah  pasokan  yang
65 masuk  pasar  turun.  Untuk  harga  terendah  mencapai  Rp.  700  per  kilogram  yang
terjadi pada bulan Februari dan Maret 2008 dengan jumlah pasokan yang masuk pasar  sebesar  2.861  dan  3.459  ton.  Harga  terendah  pada  kubis  disebabkan  oleh
daerah  sentra  panen  secara  bersamaan  panen  raya  sehingga  menyebabkan peningkatan jumlah pasokan yang masuk ke pasar.
Hasil  output  menunjukkan  bahwa  model  yang  sesuai  untuk  komoditas  kubis dari semua estimasi kombinasi yang dilakukan adalah GARCH 1,1 yang berarti
bahwa  pola  pergerakan  harga  kubis  dipengaruhi  oleh  volatilitas  dan  dipengaruhi oleh  varian  harga  pada  satu  hari  sebelumnya.  Hasil  analisis  model  persamaan
varian  harga  kubis  menunjukkan  bahwa  volatilitas  dan  varian  harga  periode sebelumnya bertanda positif dan dan signifikan pada taraf nyata satu persen. Hal
ini  menunjukkan  bahwa  varian  dan  volatilitas  harga  kubis  periode  sebelumnya merupakan  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  risiko  harga  jual  periode
berikutnya. Dimana peningkatan risiko harga jual kubis periode sebelumnya maka akan meningkatkan risiko harga jual kubis pada periode berikutnya.
Setelah diperoleh model GARCH yang diajukan maka dilakukan pemeriksaan terhadap galat terbakukan dengan mengamati nilai statistik uji Jarque-Bera untuk
memeriksa  asumsi  kenormalan.  Hasil  pengolahan  model  dugaan  sementara persamaan  harga  kubis  disajikan  pada  lampiran  12.  Hasil  tersebut  menunjukkan
nilai Jarque-Bera pada model dugaan sementara risiko harga kubis diperoleh nilai probability
sebesar 0,0000 yang berarti galat terbakukan tidak menyebar normal. Selain itu, hasil uji ARCH menunjukkan nilai LM komoditas kubis memiliki nilai
probability lebih besar dari taraf nyata lima persen sehingga sudah tidak ada efek
ARCH yang disajikan pada Lampiran 13. b.  Tingkat risiko harga kubis
Model yang diperoleh berdasarkan GARCH 1,1 pada komoditas kubis adalah sebagai berikut:
h
t
= 0,000457+ 0,069782
2 t-1
+ 0,874707 h
t-1
Model  persamaan  harga  kubis  menunjukkan  bahwa  tingkat  risiko  komoditas kubis  dipengaruhi  oleh  besarnya  error  term  harga  sehari  sebelumnya  dan
simpangan  baku  harga  dari  rataannya  untuk  satu  hari  sebelumnya.  Dari  data varian pada Gambar 18 menunjukkan bahwa volatilitas komoditas kubis tertinggi
66 sebesar 0,0296 pada periode 1714-1717 yang disebabkan oleh kelebihan pasokan
yang masuk ke pasar karena terjadi panen raya sehingga menyebabkan harga jatuh dan untuk volatilitas terendah sebesar 0,0023 terjadi pada periode 1-3. Selain itu,
kondisi  tersebut  juga    dipengaruhi  oleh  karakteristik  dari  komoditas  kubis  yang tidak  tahan  lama  dan mudah  busuk  sehingga  pedagang  akan  menjualnya  dengan
harga  yang  rendah  untuk  mengurangi  kerugian.  Plot  varian  harga  kubis  periode Januari 2006 – Februari 2011, disajikan pada Gambar 18.
.000 .005
.010 .015
.020 .025
.030
250 500
750 1000
1250 1500
1750
Gambar 18. Plot Varian Harga Kubis Periode Januari 2006 – Februari 2011
Sumber: Pasar Induk Kramat Jati, 2011 Dari  model  persamaan  tersebut  maka  dapat  dilakukan  perhitungan  besarnya
risiko yang dihadapi oleh pedagang dengan adanya fluktuasi harga kubis melalui perhitungan  VaR.  Tingkat  penerimaan  yang  diambil  untuk  perhitungan  VaR
diperoleh dari modal yang dikeluarkan pedagang untuk membeli kubis dalam satu hari.  Perhitungan  VaR  dilakukan  dengan  menggunakan  skenario  periode
penjualan yakni selama 1 hari, 7 hari, dan 14 hari. Berdasarkan perhitungan VaR dengan  besar  rata-rata  modal  yang  dikeluarkan  pedagang  kubis  dalam  satu  hari
sebesar Rp. 2.400.000,00. Besarnya risiko harga yang akan ditanggung pedagang kubis disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Besar Risiko Harga Kubis dari Modal yang Dikeluarkan Pedagang Hari
Kubis Nilai Rp
1 386.904
16,12 7
1.023.361 42,64
14 1.447.795
60,32
V ar
ia n
Periode
67 Besar risiko harga pada Tabel 15, komoditas kubis tersebut terlihat bahwa nilai
VaR  semakin  besar  seiring  dengan  lamanya  waktu  berinvestasi.  Risiko  harga kubis sebesar 16,12 dari total investasi yang dikeluarkan pedagang dalam jangka
waktu  satu  hari  menunjukkan  bahwa  kenaikan  penerimaan  sebesar  satu  rupiah akan  meningkatkan  risiko  harga  kubis  sebesar  16,12  persen.  Semakin  besarnya
risiko harga kubis diakibatkan oleh tinggi-rendahnya jumlah pasokan yang masuk ke pasar. Ketika panen raya di daerah sentra, jumlah komoditas kubis yang masuk
ke pasar akan semakin besar sehingga menyebabkan harga kubis rendah. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh karakteristik sayuran kubis yang mudah rusak dan tidak
tahan  lama  sehingga  menyebabkan  penyusutan  yang  cukup  tinggi.    Kondisi  ini menyebabkan  semakin  tingginya  tingkat  risiko  yang  ditanggung  oleh  pedagang
kubis dilihat dari karakteristik komoditas yang tidak tahan lama dan mudah busuk. Ketika harga kubis tinggi dipengaruhi oleh jumlah pasokan yang masuk ke pasar
rendah  sehingga  menyebabkan  harga  tinggi.  Hal  ini  disebabkan  oleh  keadaan daerah  sentra  yang  gagal  panen  karena  serangan  hama  dan  penyakit  tanaman
sehingga  mengurangi  jumlah  panen  kubis.  Sedangkan  untuk  harga  sebelumnya tidak begitu mempengaruhi harga periode sekarang karena lebih dipengaruhi oleh
besar-kecilnya jumlah pasokan yang masuk ke pasar.
6.1.3 Analisis Risiko Harga Tomat