N-type L- type Loss Function

rupiah 000 . 250 000 . 000 . 25 01 . 2 2 2 2 2 2 = × = × = K K K K K L L v k L Maka nilai bobot kerugian pemasok 3 S3 untuk kriteria harga adalah L K2 = 250.000 rupiah. c. Nilai kerugian untuk kriteria waktu pengiriman Berdasarkan data penyelesaian pengiriman yang terdapat pada Tabel 5.4, setiap pemasok tidak pernah terjadi keterlambatan dalam proses pengiriman. Oleh karena itu, nilai kerugian untuk kriteria ini bagi setiap pemasok adalah 0 rupiah. d. Nilai kerugian untuk kriteria respon terhadap klaim Berdasarkan informasi pada Tabel 5.3, respon setiap pemasok terhadap klaim yang diberikan oleh perusahaan adalah 1 hari. Respon pemasok terhadap klaim sesuai dengan target perusahaan yaitu 1 hari setelah klaim dilakukan. Oleh karena itu, Nilai kerugian untuk kriteria ini bagi setiap pemasok adalah 0 rupiah.

5.2.4.2 N-type

Toleransi tipe ini digunakan ketika ukuran atau nilai nominalnya lebih diutamakan. Karena pada penelitian ini, jumlah atau kuantitas pengiriman produk oleh pemasok sangat penting kesesuaiannya dengan jumlah yang dipesan oleh perusahaan, maka kriteria kuantitas termasuk ke dalam kategori ini. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara informasi pada Tabel 5.2, kuantitas pengiriman yang dilakukan oleh pemasok sesuai dengan yang dipesan oleh perusahaan. Oleh karena itu, nilai kerugian dari kriteria kuantitas adalah 0 rupiah.

5.2.4.3 L- type

Pada toleransi tipe ini, semakin tinggi nilai kriteria maka kriteria tersebut semakin baik. Terdapat dua kriteria yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu kapasitas produksi dan pengalaman bermitra. Langkah-langkah dalam mencari nilai loss function dari dua kriteria ini adalah sebagai berikut. 1. Langkah pertama adalah mencari nilai konstanta kerugian k dari setiap kriteria. Adapun rumus mencari nilai k untuk L-type Taguchi:1989 adalah: n n n y A k × = Dimana: k n = konstanta kerugian A 0n = biaya y 0n = toleransi perusahaan n = K1, K2, …, K7 a. Mencari nilai k untuk kapasitas produksi K5 Nilai dari A 0K5 = 50.000 rupiah dan nilai y 0K5 = 100 tonhari diambil dari Tabel 5.35. Universitas Sumatera Utara rupiah 000 . 000 . 500 100 000 . 50 5 2 5 2 5 5 5 = × = × = K K K K K k k y A k b. nilai k untuk pengalaman bermitra K6 Nilai dari A 0K6 = 30.000 rupiah dan nilai y 0K6 = 3 diambil dari Tabel 5.35. rupiah 000 . 270 3 000 . 30 6 2 6 2 6 6 6 = × = × = K K K K K k k y A k 2. Setelah nilai konstanta kerugian didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai bobot kerugian dengan menggunakan loss function. Nilai bobot kerugian loss function dicari dengan menggunakan rumus yang ditemukan oleh Genichi Taguchi Taguchi:1989 berikut. 2 n n n y k L = Dimana: k n = konstanta kerugian y n = nilai karakteristik n= K1, K2, …, K7 a. nilai bobot kerugian untuk kriteria kapasitas produksi K5 a.1. Untuk S1 Nilai dari y k5 S1 diambil dari tabel 5.2 Universitas Sumatera Utara rupiah 000 . 50 100 000 . 000 . 500 5 2 5 2 5 5 5 = = = K K K K K L L y k L Maka nilai bobot kerugian pemasok 1 S1 untuk kriteria kapasitas produksi adalah L K5 = 50.000 rupiah. a.2. Untuk S2 Nilai dari y k5 S2 diambil dari Tabel 5.2. rupiah 000 . 50 100 000 . 000 . 500 5 2 5 2 5 5 5 = = = K K K K K L L y k L Maka nilai bobot kerugian pemasok 2 S2 untuk kriteria kapasitas produksi adalah L K5 = 50.000 rupiah. a.2. Untuk S3 Nilai dari y k5 S3 diambil dari Tabel 5.2. rupiah 000 . 50 100 000 . 000 . 500 5 2 5 2 5 5 5 = = = K K K K K L L y k L Universitas Sumatera Utara Maka nilai bobot kerugian pemasok 3 S3 untuk kriteria kapasitas produksi adalah L K5 = 50.000 rupiah. b. Nilai bobot kerugian untuk kriteria pengalaman bermitra K6 b.1. Untuk S1 Nilai dari y k6 S1 diambil dari Tabel 5.2. rupiah 800 . 10 5 000 . 270 6 2 6 2 6 6 6 = = = K K K K K L L y k L Maka nilai bobot kerugian pemasok 1 S1 untuk kriteria pengalaman bermitra adalah L K6 = 10.800 rupiah. b.2. Untuk S2 Nilai dari y k6 S2 diambil dari Tabel 5.2. rupiah 000 . 30 3 000 . 270 6 2 6 2 6 6 6 = = = K K K K K L L y k L Maka nilai bobot kerugian pemasok 2 S2 untuk kriteria pengalaman bermitra adalah L K5 = 30.000 rupiah. Universitas Sumatera Utara b.3. Untuk S3 Nilai dari y K6 S3 diambil dari Tabel 5.2. rupiah 800 . 10 5 000 . 270 6 2 6 2 6 6 6 = = = K K K K K L L y k L Maka nilai bobot kerugian pemasok 3 S3 untuk kriteria pengalaman bermitra adalah L K5 = 10.800 rupiah. Rekapitulasi kerugian dari loss function dapat dilihat pada Tabel 5.36 berikut. Tabel 5.36 Rekapitulasi Loss function K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 S1 2.160.000 1.000.000 50.000 10.800 S2 864.000 250.000 50.000 30.000 S3 1.066.788 50.000 10.800 Sumber: pengolahan data Rekapitulasi bobot dari AHP dan loss function untuk setiap kriteria dari setiap pemasok ditampilkan pada Tabel 5.37 berikut. Tabel 5.37 Rekapitulasi Bobot AHP dan Loss Function Universitas Sumatera Utara Kriteria Metode S1 S2 S3 K1 AHP 0,0917 0,0616 0,0624 Loss function 2.160.000 864.000 1.066.788 K2 AHP 0,0780 0,0524 0,0521 Loss function 1.000.000 250.000 K3 AHP 0,0391 0,0263 0,0266 Loss function K4 AHP 0,0482 0,0326 0,0324 Loss function Sumber: pengolahan data Tabel 5.37 Rekapitulasi Bobot AHP dan Loss Function Lanjutan Kriteria Metode S1 S2 S3 K5 AHP 0,0471 0,0327 0,0324 Loss function 50.000 50.000 50.000 K6 AHP 0,0584 0,0393 0,0396 Loss function 10.800 30.000 10.800 K7 AHP 0,0624 0,0421 0,0426 Loss function Sumber: pengolahan data Universitas Sumatera Utara Untuk mendapatkan ranking dari setiap pemasok, maka dilakukan perhitungan kerugian dari perusahaan dengan menggunakan rumus berikut. ∑ = = n i iN iN C W N Loss 1 Dimana: Loss N= kerugian W iN = bobot AHP C iN = bobot dari loss function N = S1, S2, dan S3 1. untuk S1 rupiah S Loss S Loss x x x x x x x S Loss C W S Loss n i iS iS 72 , 057 . 279 1 72 , 630 2355 000 . 78 072 . 198 1 0624 , 10800 0584 , 000 . 50 0471 , 0482 , 0391 , 000 . 000 . 1 0780 , 000 . 160 . 2 0917 , 1 1 1 1 1 = + + + + + + = + + + + + + = = ∑ = 2. untuk S2 rupiah S Loss S Loss x x x x x x x S Loss C W S Loss n i iS iS 4 , 036 . 56 2 1179 1635 4 , 222 . 53 2 0421 , 30000 0393 , 000 . 50 0327 , 0326 , 0263 , 0524 , 000 . 864 0616 , 2 2 1 2 2 = + + + + + + = + + + + + + = = ∑ = Universitas Sumatera Utara 3. untuk S3 rupiah S Loss S Loss x x x x x x x S Loss C W S Loss n i iS iS 2512 , 640 . 81 3 68 , 427 1620 025 . 13 5712 , 567 . 66 3 0426 , 10800 0396 , 000 . 50 0324 , 0324 , 0266 , 000 . 250 0521 , 788 . 066 . 1 0624 , 3 3 1 3 3 = + + + + + + = + + + + + + = = ∑ = Urutan ranking dari setiap pemasok berdasarkan nilai Loss terendah dapat dilihat pada tabel 5.38 Tabel 5.38 Urutan Ranking Pemasok Pemasok Nilai Loss Rupiah Ranking S2 56.036,4 1 S3 81.640,2512 2 S1 279.057,72 3 Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis Hierarki

Hierarki untuk penentuan pemasok terbaik disusun menjadi 3 level, yaitu goal tujuan, kriteria, dan alternatif. Pada permasalahan ini yang menjadi goal tujuan adalah pemasok terbaik, pada level 2 terdapat tujuh kriteria yang digunakan untuk memilih pemasok terbaik yaitu kualitas, harga, waktu pengiriman, kuantitas, kapasitas produksi, pengalaman bermitra, dan respon terhadap klaim. Kriteria-kriteria ini diambil dari teori Dickson. Pada level 3 terdapat tiga alternatif untuk pemasok terbaik yaitu PT. KPPN, PT. Karunia Beton Lestari, dan CV. Hermon. Struktur hierarki dari penentuan pemasok terbaik dapat dilihat pada Gambar 6.1 berikut. Gambar 6.1 Struktur Hierarki Penilaian Pemasok di PT. Jaya Beton Indonesia Goal Level 1 Pemasok terbaik Kriteria Level 2 7 kriteria penilaian pemasok Alternatif Level 3 3 alternatif pemasok Universitas Sumatera Utara