2.7.1 Standar Mutu BahanProduk
Keberhasilan dalam mencapai standar mutu produk ditentukan oleh mutu dari bahan-bahan penyusun produk itu sendiri. PT. Jaya Beton melakukan
pengawasan terhadap mutu produk baik dari segi proses dan mutu bahan- bahannya. Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain PC bar, iron wire,
semen, pasir, kerikil, dan air. Dalam hal mutu dari bahan-bahan itu telah ada standarnya seperti yang ditujukan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Standar Mutu Bahan No.
Bahan Standard
1. PC Bar
JIS G 3137-94 SPBDN Contract Spesification 2.
Iron wire JIS G3532
3. Semen
SNI 15-03032-2004 4.
Pasir Diameter
∅ 4 mm 5.
Kerikil Diameter
∅ = 10-20 mm 6.
Air Tingkat kesadahan 75 mgml
Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia Untuk standar mutu produk dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Standar Mutu Produk No.
Bahan Standard
1. Tiang pancang
JIS A 5335 2.
Tiang listrik dan telekomunikasi
SPLN 93:1991, STEL L-022 dan STEL L-024
Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.7.2 Bahan yang Digunakan 2.7.2.1 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton
Indonesia antara lain: 1. PC Bar Prestressed Concrete BarBaja Beton Pratekan
PC Bar merupakan kawat baja karbon tinggi berpenampang bulat dengan penampang beralur atau berlekuk dilakukan proses perlakuan panas,
didinginkan dengan cepat untuk menghasilkan struktur kemudian dihilangkan sisa tegangannya dengan proses perlakuan panas secara kontinu untuk
mencapai sifat mekanis sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. PC Bar yang digunakan dalam poduksi tiang pancang berdiameter 7,1 mm dengan
kekuatan tarik 1445-1500 Nmm
2
dan elongasi 5,0. PC Bar digunakan sebagai tulangan dalam pembuatan sangkar.
2. Iron wire Iron wire yang digunakan berdiameter 3,2 mm dengan kekuatan tarik 640-
1080 Nmm
2
. Iron wire digunakan sebagai lilitan dalam pembuatan sangkar. 3. Semen
Semen yang digunakan adalah semen Andalas tipe Portland Pozzolan Cement PPC.
4. Pasir Pasir yang digunakan memiliki diameter 4 mm dengan kadar lumpur tidak
lebih dari 5 dan daya serap air lebih kecil dari 3 .
Universitas Sumatera Utara
5. Kerikil Kerikil yang digunakan memiliki diameter 10-20 mm dengan kadar lumpur
tidak lebih dari 1 dan daya serap air lebih kecil dari 3. 6. Pile joint plate
Pile joint plate plat sambung yang digunakan antara lain berdiameter 300 mm, 350 mm, 400 mm, 450 mm, 500 mm, 550 mm, dan 600 mm.
2.7.2.2 Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan
yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton Indonesia antara lain: 1. Air
Air yang dipergunakan dalam proses produksi berasal dari air sumur bor dengan tingkat kesadahan 72 mgL.
2. Plascitizer Plascitizer merupakan jenis chemical admixture yang ditambahkan dalam
proses pembuatan adukan beton untuk mempermudah adukan supaya homogen dan mengurangi pemakaian air dengan tidak mengurangi mutu.
3. Cat Cat digunakan sebagai bahan untuk mewarnai kedua ujung tiang pancang dan
membuat label akta produksi marking pada produk.
Universitas Sumatera Utara
4. Baut Baut digunakan untuk menahan PC Bar agar tidak lepas saat sangkar dirakit
dengan pile joint plate. Baut berukuran ¾ inchi ditempatkan pada locking pin hole keemudian dikencangkan menggunakan impact tool.
2.7.2.3 Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk membantu kelancaran proses, tetapi bahan tersebut tidak terdapat pada
produk akhir. 1. Minyak CPO Crude Palm Oil
Minyak CPO merupakan bahan tambahan yang digunakan untuk melapisi cetakan agar pada saat pengecoran, beton tidak lengket dengan cetakan.
2.7.3 Uraian Proses
PT. Jaya Beton Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi tiang pancang dan tiang listrik. Adapun proses produksi dimulai
dari persiapan tulangan, pembuatan sangkar cage forming, pemasangan pile joint plat, perakitan sangkar dengan cetakan, pembuatan adukan beton concrete
mixing pengecoran adukan beton, penutupan cetakan dan penarikan PC Bar tensioning, pemutaran cetakan spinning, steam curing, remoulding, storage.
Proses produksi selengkapnya dapat dilihat pada flow process chart dan dijelaskan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Persiapan tulangan PC Bar PC Bar
∅=7,1 mm dengan kekuatan tarik 1445-1500 Nmm
2
dan elongasi 5,0 dipindakan dari gudang penyimpanan ke area pemotongan
menggunakan forklift. Selanjutnya PC Bar dipindahkan ke cutting machine menggunakan hoist crane. PC Bar dipotong menggunakan cutting machine
dengan ukuran sesuai pesanan 7 m - 15 m. Potongan PC Bar dipindahkan ke area pengheadingan dengan menggunakan hoist crane. Secara manual PC Bar
dimasukkan ke heading machine kemudian diproses untuk membentuk ujung PC Bar menjadi bulat berkepala dengan diameter 15 mm.
2. Pembuatan sangkar cage forming Dalam pembuatan sangkar diperlukan PC Bar
∅ = 7,1 mm dan iron wire ∅=3,2 mm. Iron wire dipindahkan dari gudang ke area perakitan dengan
menggunakan forklift. Gulungan iron wire ditempatkan ke cage forming machine secara manual. Cover ring dipasang sesuai diameter sangkar yang
akan dibuat. PC Bar yang sudah melewati tahap pengheadingan dipasang pada plat tembaga langsung ke plat penarik. Selanjutnya ujung iron wire
dipasangkan pada PC Bar. Pengelasan iron wire secara otomatis dilakukan. Pada masing-masing ujung sangkar berjarak 1m ± 100 mm jarak spiralnya
40-80 mm, sedangkan jarak spiral 1m ± 100 mm dari ujung pertama adalah 80-120 mm sampai 1m ± 100 mm. Setelah selesai pengelasan, ujung PC wire
dipotong menggunakan tang. Sangkar yang telah selesai dibuat dipindahkan ke area pemasangan joint secara manual.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemasangan pile joint plate Sangkar yang telah selesai selanjutnya dipasangi pile joint plate
∅ = sesuai dengan diameter luar produk yang akan dibuat. Ujung PC bar yang berkepala
ditempatkan pada lubang-lubang yang ada di pile joint plate. Baut berukuran ¾ inchi ditempatkan pada locking pin hole yang berfungsi untuk menahan
agar PC Bar tidak lepas. 4. Perakitan sangkar dengan cetakan
Cetakan diolesi dengan minyak CPO sebelum dilakukan pengecoran. Selanjutnya dipindahkan ke area placing dengan menggunakan over head
crane. Sangkar yang telah dipasangi pile joint plate dipindahkan ke area placing menggunakan over head crane dan ditempatkan di dalam cetakan
bagian bawah. 5. Pembuatan adukan beton concrete mixing
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adukan beton adalah air, semen, kerikil, pasir, dan plascitizer sebagai admixture. Sebelum digunakan
dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diinspeksi. Semen, kerikil, dan pasir dimasukkan ke dalam batching plant dengan menggunakan conveyor.
Air dan plascitizer dialirkan ke batching plant melalui selang. Pengadukan terhadap bahan-bahan tersebut selama 5 menit dengan putaran 45 rpm. Hasil
pengadukan dipindahkan ke trolley hopper atas kemudian ke trolley hopper bawah selanjutnya ke concrete placing machine dengan membuka gate trolley
hopper.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengecoran adukan beton Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine, pengecoran
dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang mould yang akan dicor sambil membuka gate perlahan-lahan. Kemudian adukan
beton diratakan. 7. Penutupan cetakan dan penarikan PC Bar tensioning
Setelah adukan beton rata dilakukan penutupan cetakan. Cetakan atas dibawa dengan over head crane. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi
cetakan, maka seluruh baut cetakan dikencangkan dengan menggunakan impact tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan
prestressing terhadap PC Bar menggunakan tensioning jack kekuatan tarik 750 kgcm
2
. Selanjutnya cetakan dipindahkan ke spinning machine. 8. Pemutaran cetakan spinning
Pada bagian pemutaran spinning terdapat roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setelah cetakan diletakkan di atas roll pemutar maka
spinning machine akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan bertujuan untuk memadatkan adonan beton dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin. Cetakan diputar dengan kecepatan dan lama putaran sesuai dengan diameter luar produk. Lama putaran dan
kecepatan putaran dapat dilihat pada Tabel 2.6 dan 2.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Lama Putaran dan Kecepatan Putaran Spinning Machine no. 1
Diameter mm
Early Low
Middle High
Rpm Time
minute Rpm
Time minute
Rpm Time
minute Rpm
Time minute
300 200
0,5 300
1,5 600
3,0 800
5,0 350
200 0,5
300 1,5
600 3,0
800 5,0
400 200
0,5 300
1,5 600
3,0 800
5,0 450
200 0,5
300 1,5
600 3,0
800 6,0
500 200
0,5 300
1,5 700
3,0 840
6,0 600
200 0,5
300 1,5
700 3,0
840 6,0
Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia
Tabel 2.7 Lama Putaran dan Kecepatan Putar Spinning Machine no. 2 dan 3
Diameter mm
Early Low
Middle High
Rpm Time
minute Rpm
Time minute
Rpm Time
minute Rpm
Time minute
300 300
0,5 500
1,5 900
3,0 1200
5,0 350
300 0,5
500 1,5
900 3,0
1200 5,0
400 300
0,5 500
1,5 900
3,0 1200
5,0 450
300 0,5
500 1,5
900 3,0
1200 5,0
500 300
0,5 500
1,5 1000
3,0 1400
6,0 600
300 0,5
500 1,5
1000 3,0
1400 6,0
Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia
Selanjutnya cetakan yang telah selesai melalui proses spinning dipindahkan ke bak uap menggunakan over head crane.
Universitas Sumatera Utara
9. Steam curing Steam curing merupakan proses pengeringan dengan menggunakan uap air
yang dialirkan dari boiler ke bak uap bertujuan untuk mempercepat pengerasan beton. Proses penguapan dilakukan selama lebih kurang 4 jam
pada suhu 70
o
C. Dari bak uap selanjutnya dipindahkan ke area pembukaan cetakan menggunakan over head crane.
10. Remoulding Remoulding merupakan proses pembukaan cetakan. Cetakan bagian atas
dibuka dengan terlebih dahulu melepaskan baut menggunakan impact tool. Cetakan bagian atas dipindahkan menggunakan over head crane. Selanjutnya
produk dipindahkan ke bagian pengecatan. Produk diinspeksi apakah sudah sesuai dengan standar. Selanjutnya kedua ujung produk dicat dan produk
diberi label akta produksi. 11. Storage
Produk yang telah selesai diinspeksi dan dicat selanjutnya dipindahkan ke stock area menggunakan over head crane.
2.8 Mesin dan Peralatan
2.8.1 Mesin Produksi
Dalam melakukan proses produksinya, PT. Jaya Beton Indonesia menggunakan beberapa mesin dan peralatan. Adapun mesin-mesin yang
digunakan oleh PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Universitas Sumatera Utara