Sifat-sifat Fisik Susu Segar

6

2. Sifat-sifat Fisik Susu Segar

Dua faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik susu segar adalah komposisinya dan perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen yang dikandungnya, yang disebabkan karena kerusakan maupun karena akibat proses pengolahan Adnan, 1984. a Warna, Bau, dan Rasa Susu Segar Menurut Buda dkk. 1980, warna putih dari susu segar disebabkan oleh warna dari kasein. Warna dari kasein yang murni adalah putih seperti salju. Di dalam susu, kasein merupakan dispersi koloid, sehingga tidak tembus cahaya. Warna susu yang agak kekuning-kuningan disebabkan oleh warna lemak yang terdapat di dalam susu. Warna lemak dipengaruhi oleh zat-zat yang terlarut di dalamnya, seperti karoten yang menyebabkan warna lemak menjadi kekuning- kuningan Lehninger, 1982. Bau susu adalah spesifik. Kelainan-kelainan bau susu dapat diperiksa apakah ada bau susu yang menyimpang seperti bau obat-obatan, bau asam, bau alkohol maupun penyimpangan bau yang lain. Susu yang berbau obat-obatan ada kemungkinan disebabkan adanya jenis bahan pengawet tertentu yang ditambahkan ke dalam susu dengan tujuan untuk mengawetkan susu yang bersangkutan. Sedangkan bau asam dan bau alkohol yang timbul di dalam susu dapat disebabkan oleh adanya fermentasi susu yang diakibatkan oleh aktivitas bakteri Jenness dan Patton, 1959. Susu mempunyai rasa yang agak manis, karena susu mengandung gula susu dalam bentuk laktosa sekitar 4,8 . Laktosa merupakan disakarida yang mempunyai derajat kemanisan relatif sebesar 16 bila dibandingkan dengan sukrosa yang mempunyai derajat kemanisan sebesar 100 Lehninger, 1982. b Berat Jenis Susu Segar Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar lemak, protein, laktosa, dan mineral-mineral yang terlarut di dalam susu tersebut. Umumnya di dalam suatu larutan, makin besar atau makin banyak senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya, maka makin besar pula berat jenisnya. 7 c Titik beku Susu Segar Perbedaan titik beku air murni dan susu hanya sekitar 0,5 o C, oleh karena itu penentuan titik beku susu harus benar-benar akurat bila ingin mengetahui adanya pengenceran susu dengan air Adnan, 1984. d Titik Didih Susu Segar Titik didih susu segar sangat berkaitan dengan berat jenisnya. Semakin tinggi berat jenis susu, maka semakin tinggi pula titik didihnya. Titik didih susu lebih tinggi daripada titik didih air. Buda dkk. 1980 menjelaskan, bahwa titik didih air murni 100 o C pada permukaan laut, sedangkan titik didih susu segar adalah sedikit lebih tinggi daripada titik didih air murni, yaitu 100,17 o C. Menurut Hadiwiyoto 1994, susu bubuk adalah susu segar yang diuapkan semua kandungan airnya. Meskipun demikian susu bubuk masih mengandung air dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu kurang dari 5 . Prinsip pembuatan susu bubuk adalah penguapan sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan pengeringan dan melalui tahap- tahap proses agar mendapatkan hasil yang baik. Menurut Hadiwiyoto 1983 tahap-tahap tersebut adalah perlakuan pendahuluan, pemanasan pendahuluan, pengeringan dan pengepakan. Perlakuan pendahuluan yang dilakukan meliputi penyaringan atau klarifikasi, separasi dan standarisasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penyaringan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing misalnya debu, pasir, bulu dan sebagainya yang terdapat pada susu. Klarifikasi pada dasarnya juga bertujuan sama dengan penyaringan, tetapi pada klarifikasi tidak menggunakan kain saring melainkan dengan cara sentrifugasi dengan menggunakan alat “Clarifier“. Separasi dimaksudkan untuk memisahkan air susu menjadi dua komponen, yaitu susu skim dan krim dengan menggunakan alat separator Adnan, 1984. Separasi menurut Hadiwiyoto 1983 adalah membuat susu menjadi sama komposisinya dengan cara mencampur susu-susu itu menjadi satu sampai homogen. Tujuan pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air yang terkandung oleh susu sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50 saja dengan menggunakan alat evaporator dan untuk memanaskan digunakan udara yang 8 bersuhu antara 65-177 o C tergantung pada jenis produk yang dibuat Hadiwiyoto, 1983. Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan kandungan air sampai mencapai 45-50 dengan tujuan untuk meningkatkan total padatan Willamson dan Payne, 1993. Proses pengeringan menggunakan alat pengering yang sering digunakan pada susu bubuk yaitu tipe silinder Drum Dryer dan tipe semprot Spray Dryer. Setelah dilakukan pengeringan dan menjadi susu bubuk kemudian dilakukan pengepakan atau proses pengemasan. Susu bubuk kering dengan proses semprot juga dibuat dari sebagian susu kental Williamson dan Payne, 1993. Di jelaskan lebih lanjut oleh Williamson dan Payne 1993, bahwa susu ini disemprotkan atau dikabutkan langsung ke dalam suatu hembusan udara kering panas yang secara paksa membawa butir- butir susu yang sangat kecil melewati ruangan pengeringan atau “tofan“ ketika terjadi penghilangan air dengan penguapan. Hal ini mengurangi ukuran butir-butir susu yang amat kecil sampai menjadi butir-butir bubuk yang lebih halus. Soeparno 1992 menambahkan bahwa powder susu kering dikeluarkan dari ruang dengan hembusan udara dan diperoleh kembali dengan cara separator siklon atau dengan menangkapnya ke dalam kantong-kantung kain atau filter. Menurut Hadiwiyoto 1983 suhu yang digunakan untuk penguapan adalah 583-650 o C, sedangkan tekanan untuk menyemprotkan susu adalah 25 psi. 9 BAB III TATALAKSANA PERENCANAAN

1. Waktu dan Tempat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Susu Formula Terhadap Kualitas Tidur Batita di Kelurahan Panji Dabutar Kecamatan Sitinjo

0 45 135

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 DI PT SARI HUSADA UNIT I YOGYAKARTA

7 19 70

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT SARI HUSADA UNIT I YOGYAKARTA

0 12 90

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT SARI HUSADA UNIT II KEMUDO KLATEN

3 26 113

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PT. SARI HUSADA KEMUDO (Studi Eksplanatif Hubungan Antara Kepuasan Komunikasi Dengan Produktivitas Karyawan PT. Sari Husada Kemudo).

0 3 58

PENUTUP HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PT. SARI HUSADA KEMUDO (Studi Eksplanatif Hubungan Antara Kepuasan Komunikasi Dengan Produktivitas Karyawan PT. Sari Husada Kemudo).

0 2 4

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAPKEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTE (Survey Pada PT. Sari Husada Unit II Kemudo Prambanan, Klaten).

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTE (Survey Pada PT. Sari Husada Unit II Kemudo Prambanan, Klaten).

0 0 9

Sistem penanganan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II Kemudo Prambanan - Klaten 2 BAB I PENDAHULUAN

0 14 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan : studi kasus karyawan bagian fill & pack PT Sari Husada Tbk. unit II. Jalan Raya Solo Km 19, Kemudo-Klaten, Jawa Tengah - USD Repository

0 0 159