Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

Oleh karena p x l merupakan luas alas, maka volum balok dapat dinyatakan sebagai berikut. V balok = luas alas x tinggi. 2 Volum Kubus Kubus merupakan balok khusus, yaitu balok yang ukuran panjang, lebar, dan tingginya sama. Oleh karena itu, rumus untuk volum kubus dapat diperoleh dari volum balok dengan cara berikut ini. V = p x l x t = s x s x s V = s 3 Oleh karena s x s merupakan luas alas, maka volume kubus dapat dinyatakan sebagai berikut. V kubus = luas alas x tinggi

2.2 Kerangka Berpikir

Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Di antara pengembangan yang dimaksud adalah masalah pembelajaran matematika. Pengembangan pembelajaran matematika sangat dibutuhkan karena keterkaitan penanaman konsep pada peserta didik, yang A B D C F E H G s Gambar 2.9 Kubus Berukuran s s nantinya para peserta didik tersebut juga akan ikut andil dalam pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran matematika yang pada umumnya diterapkan oleh para guru matematika adalah pembelajaran konvensional dengan menggunakan pembelajaran ekspositori dimana guru mendominasi pembelajaran dan menjadi pusat kegiatan pembelajaran Suherman 2003:203. Dalam pembelajaran konvensional, peserta didik mendengarkan penjelasan guru, membuat catatan, mengerjakan soal latihan, dan bertanya apabila tidak mengerti. Sujono 1988:335-341 menguraikan bahwa kebanyakan peserta didik memandang matematika sebagai ancaman terhadap gambaran dirinya sebagai orang yang berkemampuan. Peserta didik berusaha untuk menghindari matematika sehingga selama kegiatan pembelajaran, partisipasi peserta didik menjadi rendah. Pandangan peserta didik bahwa matematika adalah sesuatu yang sulit membuat mereka merasa tidak memiliki kemampuan, terutama ketika dihadapkan pada soal-soal pemecahan masalah. Pada kenyataannya dalam pembelajaran matematika terutama yang berkaitan dengan soal cerita, peserta didik mengalami beberapa kesulitan dikarenakan peserta didik kurang terlatih mengembangkan ide-idenya dalam memecahkan masalah, kurang dapat berpikir kritis, dan kurang berani mengungkapkan pendapat. Kesulitan juga dialami oleh guru yaitu dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memahami dan memecahkan masalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah saat ini lebih didominasi oleh upaya untuk menyelesaikan materi pembelajaran dan kurang adanya upaya agar terjadi proses dalam diri peserta didik untuk mencerna materi secara aktif dan konstruktif. Hal ini dapat berakibat terhadap rendahnya motivasi dan minat siswa dalam mempelajari matematika. Akibat lebih lanjut adalah rendahnya pencapaian hasil belajar peserta didik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan prestasi belajar yang lebih baik, pola kerjasama yang positif, serta dampak psikologis yang lebih sehat dibandingkan pembelajaran individualistik Johnson, Johnson, dan Holubec dalam Morgan 2005:3. Penelitian yang dilakukan oleh Morgan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Melalui pembelajaran kooperatif, peserta didik menjadi lebih tertarik dan lebih aktif dalam pemecahan masalah matematika. Pembelajaran kooperatif memberikan dampak yang positif dalam membantu peserta didik memahami konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan kerjasama, menumbuhkan sikap berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Pembelajaran matematika di kelas harus dibuat menarik sehingga peserta didik dan guru bergairah untuk mengikuti dan melaksanakan proses belajar dan mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk itu diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition dengan media kartu soal. CIRC adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi guru untuk mengajar peserta didik. Di dalam model pembelajaran CIRC terdapat komponen-komponen yang dapat membuat peserta didik lebih kreatif dan bekerja dalam kelompok sehingga dapat saling bertukar pengetahuan selama proses pembelajaran. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC diharapkan dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam memahami dan menyelesaikan masalah matematika sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC perlu disertai penggunaan media pembelajaran yang tepat agar dapat menunjang pembelajaran efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pengembangan model dapat dilakukan melalui penggunaan media kartu soal sebagai alat bantu untuk menyampaikan soal-soal pemecahan masalah. Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu soal diduga dapat memberikan hasil yang berbeda terhadap hasil belajar materi volum kubus dan balok pada peserta didik MTs Miftahul Khoirot Branjang Ungaran dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu soal diduga memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

2.3 Hipotesis