yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas tes berbentuk uraian adalah rumus Alpha
sebagai berikut.
2 2
11
1 .
1
t i
n n
r
Keterangan: r
11
= reliabilitas yang dicari n
= banyaknya item
2 i
= jumlah varians skor tiap-tiap item
2 t
= varians total Dengan diperolehnya r
11
sebenarnya baru diketahui tinggi rendahnya koefisien tersebut, agar lebih sempurnanya perhitungan reliabilitas sampai pada
kesimpulan, sebaiknya hasil tersebut dikonsultasikan atau disesuaikan dengan tabel r product moment. Jika r
11
r
tabel
maka soal tersebut reliabel Arikunto 2007:106.
Berdasarkan hasil analisis instrumen uji coba untuk reliabilitas soal dieroleh
724 .
r
11
. Dari tabel r product moment diperoleh
312 .
r
tabel
lihat
lampiran 38. Karena
tabel 11
r r
maka soal tersebut reliabel. Perhitungan
reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 14.
3.4.3 Daya Pembeda
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda untuk tes berbentuk uraian adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata mean
yaitu antara mean kelompok atas dan mean kelompok bawah untuk tiap-tiap item soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah sebagai
berikut.
1 n
n x
x ML
MH t
i i
2 2
2 1
Keterangan: t
= daya pembeda
MH
= rata-rata dari kelompok atas
ML
= rata-rata dari kelompok bawah
2 1
x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
2 2
x
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
i
n =
N
27 N
= banyak peserta tes Jika
hitung
t
tabel
t dengan derajat kebebasan =
1 n
1 n
2 1
dengan taraf
signifikasi 5 maka daya pembeda soal tersebut signifikan Arifin 1991:141 – 142. Untuk
5
dan
20 1
n 1
n df
2 1
didapatkan nilai
72 .
1 t
tabel
.
Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal diperoleh kesimpulan bahwa delapan butir soal yang diujicobakan kesemuanya memiliki daya pembeda
signifikan karena
tabel hitung
t t
. Contoh perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 15.
3.4.4 Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0.00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya
indeks 1.00 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P p besar singkatan dari kata “proporsi”. Rumus untuk mencari P
adalah:
JS B
P
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Arikunto 2007:207 – 208 Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah:
1 soal dengan 0,00 P 0,30 adalah soal sukar; 2 soal dengan 0,30 P 0,70 adalah soal sedang;
3 soal dengan 0,70 P 1,00 adalah soal mudah. Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran soal, didapatkan empat soal
dengan kriteria mudah yaitu soal nomor 1, 5, 6, dan 8; tiga soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor 2, 3, dan 7; dan satu soal dengan kriteria sukar yaitu soal
nomor 4. Contoh perhitungan taraf kesukaran soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 16.
Dalam penelitian ini item soal yang akan diambil untuk diteskan pada kelas sampel adalah item soal yang valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran
mudah, sedang, atau sukar, dan memiliki daya pembeda yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen maka semua soal dipakai.
3.5 Analisis Data Awal