BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Air Batu di Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian
ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2012 hingga bulan Januari 2013.
4.2. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk penelitian analisis yang bersifat studi pengamatan yang didukung oleh data yang diolah dan
kemudian dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data.
4.3. Kerangka konseptual
Sistem perencanaan produksi pada agroindustri CPO menggunakan sistem dorong. Model perencanaan produksi adalah kegiatan memproduksi minyak sawit
mentah untuk setiap periode berdasarkan jumlah pasokan TBS. Jumlah produksi
Universitas Sumatera Utara
diharapkan mampu memenuhi prakiraan permintaan dengan obyektif minimisasi total biaya. Model ini harus memperhatikan berbagai jenis sumber daya yang
nyata dibutuhkan dan berkontribusi terhadap total biaya produksi. Produk jadi
disimpan dalam tangki timbun. Fungsi tangki timbun adalah tempat penyimpanan sementara sebelum produk dijual atau dikirim ke konsumen. Pada model ini juga
akan diketahui status persediaan produk disetiap akhir periode sebagai konsekwensi permintaan lebih kecil dibandingkan jumlah produksi. Volume CPO
yang tersimpan dalam tangki timbun akan dihitung sebagai biaya persediaan. Model yang diusulkan bersifat deterministik. Perencanaan didasarkan dari
waktu ke waktu dengan keluaran adalah rencana jumlah produksi, kebutuhan TBS, jumlah tenaga kerja panen, dan kebutuhan truk angkut TBS. Model
menggunakan obyektif tunggal yaitu total biaya perencanaan produksi sepanjang horizon perencanaan. Penggunaan obyektif tunggal didasarkan pada orientasi
utama para manajer pabrik yaitu mengendalikan biaya produksi. Biaya produksi sering menjadi indikator kunci kinerja yang paling diperhatikan dalam
pengelolaan pabrik. Produksi minyak sawit mentah merupakan rangkaian kegiatan yang
diawali dengan mengolah TBS. Selain sistem panen TBS, manajemen produksi
juga akan mempengaruhi kualitas CPO yang dihasilkan. Agar kemampuan daya saing agroindustri CPO meningkat, maka diperlukan pengelolaan yang
terintegrasi mulai dari pasokan bahan baku, perencanaan produksi dan
Universitas Sumatera Utara
pengendalian persediaan tangki timbun. Sebuah sistem perencanaan dan pengendalian produksi dibutuhkan untuk mencapai hal ini. Kadar asam lemak
bebas ALB dapat meningkat disebabkan TBS restan, pengolahan yang kurang baik dan penimbunan akhir terlalu lama. Sistem perencanaan dan pengendalian
produksi sangat diperlukan untuk bisa mengantisipasi faktor kualitas tersebut. Karakteristik panen TBS mengharuskan pengelolaan sumber daya pabrik yang
efisien dan efektif
TBS : -TBS Kebun : - Pemanen
- Angkutan -TBS Pihak III
Pengolahan TBS : -Tenaga Kerja
- Energi - Perawatan Mesin
- Asuransi - Penyusutan
CPO : -Penyimpanan
INPUT OUTPUT
TRANSFORMASI
Gambar 4.1. Bagan Sistem Rantai Supply Pengelolaan CPO
Pengelolaan yang terintegrasi dalam sebuah sistem memiliki komponen biaya yang teritegrasi juga. Pada bagian input, ketersediaan TBS ditunjang oleh
dua faktor penting yaitu jumlah pemanen TBS, dan transportasi untuk pengangkutan TBS dari kebun menuju tempat pengolahan. Keduanya
memberikan pengaruh penting dalam menjaga ketersediaan TBS untuk diolah. Dalam memenuhi kedua faktor ini ada biaya yang harus dipenuhi yaitu mencakup
gaji dari pemanen dan biaya pengangkutan TBS.
Universitas Sumatera Utara
Pada bagian transformasi yaitu pengolahan TBS menjadi CPO. Dalam pengolahan TBS menjadi CPO terdapat faktor yang mempengaruhi kelancaran
pengolahan diantaranya tenaga kerja, mesin dan energi. Setiap faktor ini ditunjang oleh faktor-faktor lain seperti perawatan mesin, asuransi pekerja dan mesin,
supply bahan bakar untuk energy mengingat PTPN IV menggunakan boiler sebagai sumber energi utama. Sama seperti TBS, dalam memenuhinya perusahaan
juga mengeluarkan biaya, dimana PTPN IV Kebun Air Batu mengelompokan semua biaya-biaya ini kedalam satu biaya yaitu biaya pengolahan TBS yang
mencakup semua biaya-biaya dalam menjaga kelancaran produksi baik biaya untuk faktor utama maupun penunjang.
Pada bagian Output yaitu produk CPO. Dalam menjaga kualitas CPO selama disimpan tetap sama dengan kondisi setelah produksi, maka dibutuhkan
perlakuan khusus terhadap produk CPO untuk menjaga kualitasnya. Perlakuannya antara lain, menjaga suhu CPO pada temperatur 55 derajat celcius dan perawatan
tempat penyimpanan. Perlakuan-perlakuan ini tentunya membutuhkan biaya. Biaya-biaya tersebut di dalam perusahaan dikelompokan kedalam biaya
penyimpanan CPO. Berdasarkan penjelasan di atas, maka keseluruhan biaya yang terdapat di
dalam pengelolaan rantai supply CPO mulai dari ketersediaan bahan baku, pengolahan, dan penyimpanan produk CPO dapat dilihat pada Gambar 4.2. Semua
biaya dikeluarkan perusahaan bertujuan mencapai kinerja yang optimum yang dapat ditunjukan melalui penggunaan sumberdaya seefektif mungkin untuk
Universitas Sumatera Utara
mencapai jumlah produksi optimum dengan biaya minimum. Sehingga Kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Biaya
Variabel Biaya adalah variabel independen. Variabel ini menyatakan biaya yang dikeluarkan untuk setiap variable dalam penelitian.
b. Jumlah Persediaan Di Tangki Timbun
Variabel jumlah persediaan di tangki timbun adalah variabel independen. Variabel ini menyatakan jumlah optimum yang dapat ditampung di tangki
penimbunan sementara minyak CPO hasil pengolahan. c.
Jumlah Tenaga Kerja Variabel jumlah tenaga kerja adalah variabel independen. Variabel ini
menyatakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memanen TBS maupun dalam pengolahan TBS
d. Jumlah Truk
Variabel jumlah truk adalah variabel independen. Variabel ini menyatakan jumlah truk yang dibutuhkan untuk mengangkut TBS dari kebun inti menuju
tempat pengolahan. e.
Kuantitas Pihak SWASTA Variabel kuantitas kebun pihak SWASTA adalah variabel independen.
Variabel ini menyatakan jumlah TBS yang berasal dari kebun pihak SWASTA.
f. Jumlah Produksi Optimum
Universitas Sumatera Utara
Variabel jumlah produksi adalah variabel dependen. Variabel ini menyatakan jumlah produksi CPO yang dihasilkan.
g. Biaya Minimum
Variabel biaya minimum adalah variabel dependen. Variabel ini menyatakan besarnya biaya keseluruhan yang paling minimum dari jumlah produksi yang
optimum.
Biaya Jumlah Tenaga
Kerja Jumlah Truk
Kuantitas TBS Kebun Inti
Kuantitas Kebun Pihak III
Jumlah Produksi Optimum
Jumlah Persediaan di
Tangki Timbun
Biaya Minimum
Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan : 1.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah minimisasi biaya-biaya setiap faktor yang menjadi variabel keputusan dalam penelitian ini pada tingkat produksi
yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
2. Jumlah produksi optimal dipngaruhi oleh faktor kuantitas TBS, Jumlah truk
dan pekerja, serta jumlah persediaan yang ada di tangki timbun
4.4. Rancangan penelitian