33 lampiran A. Berdasarkan hasil analisis GC, komponen asam lemak yang utama
pada sampel WCO adalah pada puncak 6 yaitu asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat sebesar 44,49 dan puncak 3 yaitu asam lemak jenuh berupa asam
palmitat sebesar 39,89. Selain itu, dilakukan analisis kadar FFA pada WCO dengan standar AOCS 5a
– 40 dan diperoleh kadar FFA pada WCO sebesar 1,25.
4.1.2 Treated Waste Cooking Oil TWCO
TWCO yang merupakan hasil pretreatment WCO dengan karbon aktif kemudian dianalisis dengan GC Gas Chromatography dengan metode AOCS
Official Method Ce 1b –89 untuk mengetahui komposisi asam-asam lemak yang
terkandung di dalamnya. Dari kromatogram pada Gambar L4.2, komposisi asam lemak dari TWCO tersebut disajikan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Komposisi Asam Lemak TWCO
No. Puncak
Retention Time menit
Komponen Penyusun Komposisi
berat
1 5,369
Asam Laurat C12:0 0,3204
2 8,197
Asam Miristat C14:0 0,9069
3 11,180
Asam Palmitat C16:0 39,2970
4 11,462
Asam Palmitoleiat C16:1 0,1629
5 13,675
Asam Stearat C18:0 3,9210
6 14,015
Asam Oleat C18:1 44,9953
7 14,509
Asam Linoleat C18:2 9,6922
8 15,180
Asam Linolenat C18:3 0,2174
9 15,913
Asam Arakidat C20:0 0,3474
10 16,255
Asam Eikosenoat C20:1 0,1395
Berdasarkan data komposisi asam lemak dari TWCO maka dapat ditentukan bahwa berat molekul asam lemak TWCO adalah 271,467 grmol dan berat
molekul WCO sebagai trigliserida adalah 852,443 grmol yang dapat dilihat pada lampiran A. Berdasarkan hasil analisis GC, komponen asam lemak yang
utama pada sampel TWCO adalah pada puncak 6 yaitu asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat sebesar 44,99 dan puncak 3 yaitu asam lemak jenuh berupa
asam palmitat sebesar 39,29. Selain itu, dilakukan analisis kadar FFA pada TWCO dengan standar AOCS 5a
– 40 dan diperoleh kadar FFA pada TWCO
Universitas Sumatera Utara
34 sebesar 0,4. Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 terlihat adanya penurunan kadar asam
lemak jenuh yang disebabkan adsorpsi oleh karbon aktif. Menurut Fadhil, dkk 2012, gugus oksigen yang terdapat dalam permukaan adsorben memiliki
peranan penting dalam proses adsorpsi dan pada permukaan karbon aktif dapat ditemukan gugus oksigen [39]. Oleh karena adanya reaksi degradasi seperti
hidrolisis, oksidasi dan polimerisasi, maka sejumlah perubahan fisika dan kimia terjadi pada minyak jelantah yang meliputi peningkatan viskositas, densitas, kadar
FFA, TPM Total Polar Material, trigliserida terpolimerisasi, dan penurunan smoke point, jumlah ikatan rangkap, dll. Semua produk degradasi memiliki
karakter polar sehingga kadar TPM minyak menjadi indikator tingkat degradasi minyak yang baik. Saat proses penggorengan, ikatan rangkap pada minyak rusak
sehingga komposisi asam lemak berubah dimana kadar FFA dan tingkat kejenuhan meningkat [40]. Peningkatan jumlah gugus oksigen pada permukaan
tidak mengubah adsorpsi molekul nonpolar, tetapi berpengaruh pada adsopsi molekul polar [41].
4.1.3 CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam