42 dikarenakan adanya hambatan dalam transfer massa [43]. Akan tetapi, waktu
reaksi yang lebih lama dapat berakibat pada kelebihan pemanasan campuran reaksi, kehilangan solven dan kerugian energi [44]. Selain itu, reaksi
transesterifikasi bersifat reversibel menyebabkan waktu reaksi yang lebih lama akan menurunkan yield biodiesel [6]. Hal tersebut menjelaskan alasan terjadinya
penurunan yield pada beberapa variasi yang dilakukan. Pengaruh variasi perbandingan molar reaktan terhadap yield biodiesel pada
waktu reaksi yang sama dengan konsentrasi katalis 8, komposisi CaO : Zeolit sebesar 1 : 3 dan suhu reaksi 65
o
C dapat dilihat pada Gambar 4.8. Dari Gambar 4.8 tersebut terlihat bahwa untuk waktu reaksi yang tetap dan perbandingan molar
reaktan yang semakin meningkat maka yield biodiesel biodiesel juga semakin meningkat kecuali pada perbandingan 14 : 1 yang menghasilkan yield lebih
rendah dibandingkan perbandingan 12 : 1. Perbandingan mol yang lebih tinggi digunakan untuk meningkatkan kontak antara minyak dan alkohol yang digunakan.
Akan tetapi, ketika perbandingan antara minyak dan alkohol terlalu besar, dapat menyebabkan efek yang berlawanan terhadap yield biodiesel [6]. Hail ini dapat
menjelaskan variasi perbandingan molar 14 : 1 yang memiliki yield lebih rendah disbanding 12 : 1.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tan, dkk 2015 dengan memanfaatkan cangkang telur ayam yang dikalsinasi untuk menghasilkan biodiesel dari minyak
jelantah diperoleh yield biodiesel terbaik sebesar 94 pada variasi jumlah katalis 1,5, perbandingan mol reaktan 12 : 1, suhu reaksi 65
o
C, waktu reaksi 2 jam dan kecepatan pengadukan 250 rpm [6].
4.3 ANALISIS SIFAT FISIK BIODIESEL DARI TWCO
Pengaruh perbandingan molar reaktan dan waktu reaksi terhadap densitas dan viskositas kinematik biodiesel pada konsentrasi katalis 8, komposisi CaO :
Zeolit sebesar 1 : 3, dan suhu reaksi 65
o
C dapat dilihat pada Lampiran 2 yaitu pada Tabel L2.1 dan Tabel L2.2. Pada percobaan yang dilakukan terdapat
beberapa variasi yang menghasilkan bioidiesel dengan kemurnian yang memenuhi standar SNI dimana pada beberapa variasi ini dilakukan perbandingan
Universitas Sumatera Utara
43 terhadap densitas dan viskositas kinematik dengan standar SNI dan ditunjukkan
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Kemurnian, Densitas, dan Viskositas Kinematik
Rasio Molar
Reaktan Waktu
Reaksi
Jam Kemurnian
Densitas kgm
3
Viskositas Kinematik
cSt Keterangan
12 : 1 2,0
96,8421 872,813
5,6 Memenuhi
12 : 1 2,5
97,2385 854,438
5,3 Memenuhi
12 : 1 3,0
99,3190 860,000
4,7 Memenuhi
12 : 1 4,0
97,9885 854.438
5,7 Memenuhi
Kemurnian biodiesel yang diizinkan oleh standar SNI yaitu 96,5, densitas yang diizinkan oleh SNI berkisar antara 850
– 890 kgm
3
, dan viskositas kinematik yang diizinkan oleh ASTM berkisar antara 1,9
– 6,0 cSt. Adapun dari keempat variasi yang memenuhi standar kemurnian, densitas dan viskositas
kinematik diiambil variasi terbaik yaitu dengan kondisi rasio molar reaktan 12 : 1, waktu reaksi 3 jam, jumlah katalis 8, suhu reaksi 65
o
C, dan perbandingan komposisi katalis CaO : Zeolit sebesar 1 : 3 untuk dibandingkan dengan
parameter lain dan ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan Sifat Fisika Biodiesel Hasil Penelitian dengan beberapa Standar
Parameter Hasil
Penelitian SNI
7182 : 2015
ASTM D-6751
EN 14214
Kadar Ester 99,3190
≥ 96,5 -
≥ 96,5 Densitas kgm
3
pada 40
o
C 860
850 – 890
- 860 - 900
Titik Nyala
o
C 158
100 ≥ 130
≥ 120 Kandungan Monogliserida
0,4732 ≤ 0,80
- ≤ 0,80
Kandungan Digliserida 0,1222
- -
≤ 0,20 Kandungan Trigliserida
0,0856 -
- ≤ 0,20
Total Gliserol ≤ 0,24
≤ 0,24 ≤ 0,25
Viskositas Kinematik cSt pada 40
o
C 4,69
2,3 – 6,0 1,9 – 6,0 3,5 – 5,0
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa variasi dengan yield terbaik menghasilkan biodiesel yang telah memenuhi beberapa parameter uji sesuai dengan standar SNI,
ASTM maupun EN.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN