17 Ketiga tahap ini diulangi pada pemecahan tiap ester asam lemak dan akhirnya tiga
ester asam lemak dan sebuah gliserol terbentuk [8]. Berikut adalah reaksi transesterifikasi dengan reaktan metanol :
Gambar 2.1 Proses Transesterifikasi dengan Reaktan Metanol [19]
2.3.3 Proses Pemurnian Biodiesel
Metil ester umumnya mengandung material kontaminan yang merusak kualitas bahan bakar, sehingga harus dihilangkan dari produk. Penghilangan
gliserol dan gliserida dari biodiesel merupakan langkah penting karena kunci utama kualitas bahan bakar bergantung pada kadar dari gliserol bebas dan gliserol
terikat. Walalupun gliserol sukar larut dalam biodiesel, gliserol dapat ditemukan terdispersi dalam bentuk butiran di dalam biodiesel. Gliserol pada konsentrasi
tinggi dapat menyebabkan masalah dalam pemisahannya dan dalam penggunaannya. Keberadaan air dalam biodiesel juga menyebabkan korosi pada
mesin atau reaksi samping dengan gliserida menghasilkan sabun dan gliserol [33]. Water washing memang merupakan teknik yang efisien dalam pemurnian
biodiesel. Akan tetapi, metode ini memiliki masalah yaitu limbah air yang dihasilkan dan konsumsi energi yang tinggi untuk mengeringkan biodiesel. Oleh
karena itu, konsumsi air selama proses pemurnian biodiesel perlu diminimalisasi [34].
Teknik wet washing pada biodiesel memerlukan penambahan sejumlah air ke dalam biodiesel mentah dan pengadukan lambat untuk menghindari
terbentuknya emulsi. Proses diulangi hingga air cucian yang tidak berwarna diperoleh, yang menunjukkan impurities telah dipisahkan sepenuhnya. Proses wet
washing memerlukan banyak air. Penggunaan air dalam jumlah besar menyebabkan banyaknya jumlah air limbah dan biaya energi yang besar. Air
limbah yang dibuang memiliki pH tinggi karena terdapat KOH, konsentrasi
TG Metanol
FAME Gliserol
HC 3 CH
3
OH 3 RCOOCH
3
+ CH
2
OH HC
OH CH
2
OH CH
2
OCOR OCOR +
CH
2
OCOR HC
Universitas Sumatera Utara
18 nitrogen rendah, dan konten padatan yang tinggi, selain dari tingginya kadar BOD,
COD, minyak dan grease. Komponen tersebut menghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga air limbah sulit untuk terdegradasi secara alami [35].
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES TRANSESTERIFIKASI 2.4.1 Temperatur Reaksi