KESIMPULAN SARAN BIODIESEL Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Rasio Molar Reaktan, Waktu Reaksi, dan Perbandingan Komposisi Katalis

44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Asam lemak utama yang terdapat dalam bahan baku minyak jelantah adalah asam oleat sebesar 44,49 dan asam palmitat sebesar 39,89. 2. Pengaruh rasio molar reaktan terhadap yield biodiesel secara umum meningkat hingga perbandingan 12 : 1 pada waktu konstan. Sedangkan pengaruh waktu reaksi terhadap yield biodiesel secara umum meningkat pada perbandingan molar yang konstan. Perbandingan komposisi katalis CaO : Zeolit terbaik adalah 1 : 3 dimana yield biodiesel yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan katalis CaO tunggal maupun katalis zeolit tunggal. Kondisi terbaik pada percobaan ini adalah perbandingan molar reaktan 12 : 1, waktu reaksi 3 jam, suhu reaksi 65 o C, jumlah katalis 8, komposisi katalis CaO : Zeolit sebesar 1 : 3 dimana diperoleh yield biodiesel sebesar 87,40. 3. Analisis sifat fisika pada biodiesel dengan kondisi terbaik meliputi analisis kadar ester, densitas, viskositas kinematik, total gliserol, kandungan monogliserida, kandungan digliserida, kandungan trigliserida, dan titik nyala telah memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 7182:2015, dan sebagian dari ASTM D-6751 serta EN 14214.

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah : 1. Sebaiknya dilakukan variasi jumlah katalis yang lebih rendah untuk mengetahui jumlah katalis minimum misalnya 2 2. Sebaiknya divariasikan temperatur dan waktu kalsinasi untuk mendapatkan kadar CaO terbaik yang digunakan sebagai katalis. 3. Sebaiknya dilakukan studi lebih lanjut mengenai reusability katalis untuk mengetahui kemampuan daur ulang katalis heterogen. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BIODIESEL

Biodiesel, merupakan sebutan umum untuk alkil ester rantai panjang, bersifat terbarukan, biodegradable dan berupa bahan bakar tidak beracun yang menjanjikan. Biodiesel diperoleh dari reaksi transesterifikasi dari mono-, di-, tri- asilgliserida dan esterifikasi dari FFA yang muncul secara alami dalam minyak dari makhluk hidup, misalnya lemak hewani dan minyak nabati. Hal ini menyebabkan biodiesel memiliki potensi sebagai bahan bakar karbon [17]. Penggunaan biodiesel sebagai energi alternatif memiliki banyak keuntungan. Biodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa dilakukan modifikasi yang menunjukkan bahwa biodiesel memiliki sifat fisika dan kimia yang mirip dengan bahan bakar diesel konvensional. Sifat pembakaran biodiesel juga sangat mendekati bahan bakar diesel. Selain itu, biodiesel bersifat biodegradable dan tidak beracun dan juga dapat diperbaharui. Hasil pembakaran biodiesel mengandung lebih sedikit karbon monoksida, hidrokarbon, partikulat dan sulfur dioksida jika dibandingkan dengan bahan bakar diesel. Akan tetapi, terdapat masalah pada meningginya emisi NO x , kestabilan oksidatif dan aliran pada cuaca dingin yang tidak baik. Biodiesel dapat diproduksi dari minyak yang dapat dikonsumsi seperti bunga matahari, kelapa sawit, kacang kedelai, kelapa, dll yang dianggap sebagai bahan baku biodiesel generasi pertama. Akan tetapi penggunaan bahan baku tersebut dapat mengganggu keseimbangan pangan. Minyak yang tidak dikonsumsi seperti jatropha, karanja, jojoba, mahua, minyak jelantah, grease, lemak hewani, dll telah menjadi bahan baku biodiesel generasi kedua [4]. Biodiesel dapat diproduksi dengan mudah dengan melakukan reaksi transesterifikasi terhadap minyak tumbuhan trigliserida. Akan tetapi, penggunaan minyak tumbuhan yang telah di-refined untuk produksi biodiesel tidak praktis dan tidak ekonomis diakibatkan tingginya biaya bahan baku dan kebutuhannya sebagai sumber makanan. Minyak kualitas rendah, misalnya minyak jelantah, grease coklat, minyak jagung mentah, dll., dapat menjadi alternatif yang lebih baik; akan tetapi, Universitas Sumatera Utara 9 tingginya kadar asam lemak bebas FFA pada minyak tersebut telah menjadi penghalang utama bahan baku potensial tersebut, dan oleh karena itu metode pretreatment perlu dilakukan untuk penyiapan bahan baku dalam memproduksi biodiesel. Dengan metode pretreatment yang dilakukan dengan benar, bahan baku dengan kadar FFA tinggi dipastikan dapat menjadi bahan baku yang ideal untuk produksi biodiesel [18]. Tabel 2.1 Standar biodiesel [17, 19] No. Jenis Uji Batasan Metode Uji 1. Flash point 93 o C min ASTM D93 2. Distilasi, 90 recovery 360 o C max ASTM D1160 3. Residu karbon 0,05 massa max ASTM D4530 4. Total gliserin 0,24 massa max ASTM D6584 5. Gliserin bebas 0,02 massa max ASTM D6584 6. Air dan sedimen 0,05 volume max ASTM D2709 7. Total sulfur 15 ppm max ASTM D5453 8. Angka setana 47 min ASTM D613 9. Cloud point ASTM D2500 10. Sulfated ash 0,02 max ASTM D874 11. Copper strip corrosion No. 3 max ASTM D130 12. Angka asam 0,5 mg KOHg ASTM D664 13. Viskositas kinematik 40 o C 1,9 – 6 cSt ASTM D445 14. Cold soak filtration 360 s max ASTM D6217b 15. Fosfor 10 ppm max ASTM D4951 16. Ester content 96,5 massa min EN 14214 2.2 BAHAN BAKU 2.2.1 Minyak Jelantah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

1 10 91

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

3 14 77

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

0 0 20

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 20

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 2

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 7

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 13

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 1 8

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 16

Pembuatan Katalis CaO dari Cangkang Kepiting Studi Suhu Kalsinasi Terhadap Komposisi Senyawa Katalis CaO

0 0 12