Pengertian media Media Periklanan

commit to user 30 c. Image Image atau citra dibangun berdasarkan gaya atau simbol kehidupan, serta nilai- nilai apa yang diinginkan.

F. Media

1. Pengertian media

Media adalah saluran penyampaian kepada khalayak sasaran. Untuk suatu promosi yang berhasil maka diperlukan suatu media yang tepat dan efektif. Salah satu bagian yang terpenting dalam pengambilan keputusan mengenai promosi adalah menentukan saluran atau media yang paling tepat untuk menyampaikan pesan kepada konsumen yang menjadi sasaran.

2. Media Periklanan

Media dalam dunia periklanan terbagi menjadi tiga, yaitu : a. Media lini atas above the line media Adalah media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan. 1 Media cetak : iklan koran, tabloid, dan majalah 2 Media elektronik : iklan radio, tv, dan situs internet 3 Media luar ruangan : baliho, billboard, umbul-umbul, neon box. 4 Media dinamis : branding mobile, balon udara. 5 Media umum : di jembatan penyebrangan, pos polisi, taman, tempat sampah. b. Media lini bawah below the line media Adalah media yang tidak memberi komisi dan pembayaran sepenuhnya berdasarkan biaya-biaya operasi plus sekian persen keuntungan. commit to user 31 1 Media percetakan: brosur, leaflet, katalog, poster, direct mail, stationery. 2 Media hadiah : kalender, payung, gantungan kunci, mug, kaos, pulpen, notes. 3 Media lain : pameran, point of purchase material, point of sale material, dll c. Media riset Adalah media khusus yang diciptakan melalui pengadaan riset tentang konsumen dalam kehidupan sehari-hari dengan menampilkan brand-brand produk. Menggunakan media secara luas dan memunculkan sesuatu yang baru kurang lazim dan tidak terduga unexpected, dengan tujuan untuk lebih menarik minat menjangkau audiens yang lebih banyak lagi. 1 Pemasangan gambar wajah orang pada dudukan kloset dan tempat sampah 2 Pemasangan iklan pada lantai dan dinding Seiring dengan lunturnya sistem pengakuan recognition dan sistem pembayaran komisi sesuai dengan ketentuan baru dalam Retrictive Trade Practise Act tahun 1976 dan peraturan Office of Fair Trading Ruling tahun 1979, maka pada dasarnya istilah iklan lini atas above the line dan iklan lini bawah below the line telah kehilangan sebagian besar maknanya yang paling mendasar. Sementara biro-biro iklan dan media yang selama ini bertumpu pada pemasukan iklan above the line merasa kebingungan, biro-biro iklan khusus atau media independent justru tetap mengkonsentrasikan bisnisnya pada media above the line. Tentu saja biro-biro iklan kreatif tidak merasa kebingungan, karena ketentuan baru itu justru melenyapkan kendala utama yang mereka hadapi, yakni ketiadaan pengakuan dari lembaga pemilik media yang tidak memungkinkan mereka memperoleh komisi. Lebih jauh lagi, di awal dekade 1990-an terjadi resesi yang cukup parah bagi iklan-iklan above the line, sedangkan media-media iklan below the line seperti commit to user 32 pengiriman iklan penawaran produk melalui pos direct mail mengalami kenaikan tajam. Istilah above the line itu, meskipun sering dipakai untuk membedakan pekerjaan biro iklan dan non biro iklan, sebenarnya diciptakan oleh Procter Gambler untuk memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam memasarkan produk-produknya. Kesalahan sering terjadi bahkan di kalangan pers bisnis sekalipun dengan mengkategorikan bidang hubungan masyarakat public relation ke dalam kelompok below the line. Sebenarnya humas bukan merupakan salah satu bentuk iklan. Dalam suatu perusahaan, bidang humas memiliki anggaran sendiri, dan biasanya juga dijalankan oleh orang-orang terpisah, bukan oleh mereka yang menangani iklan. Hal ini berlaku baik pada biro humas in house dalam satu perusahaan maupun konsultan humas perusahaan yang khusus bergerak dalam jasa humas. Oleh sebab itu, perlu ditekankan lagi bahwa humas tidak termasuk media iklan below the line.

3. Media Mix