44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan analisis regresi berganda dan
moderating. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan
microsoft excel, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik dan analisis regresi.
Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for windows. Dari 42 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2012-2014 diperoleh 25 sample perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria yang telah ditetntukan sebelumnya.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1
Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.1
Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation CSR
75 9.44
192.62 20.4233
20.80039 DER
75 3.21
13.24 7.9733
2.03976 PBV
75 .38
5.70 1.6792
1.14482 Valid N
listwise 75
5 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
1. CSR
CSR merupakan variasi dari pengungkapan informasi dana CSR yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Dari jumlah sampel sebanyak
75 perusahaan dengan CSR terkecil sebesar 9,44 pada Bank Himpunan
Universitas Sumatera Utara
45
Saudara 1906 Tbk dan CSR terbesar pada Bank Pan Indonesia Tbk sebesar 192,62.
2. DER
DER menunjukan perbandingan antara seluruh utang dengan ekuitas. Dari jumlah sampel sebanyak 75 perusahaan dengan nilai DER terkecil
sebesar 3,21 dan terbesar 13,24 pada Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
3. PBV
PBV menunjukan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. Dari jumlah sampel sebanyak 75 perusahaan dengan nilai PBV
terkecil sebesar 0,38 pada Bank Artha Graha Internasional Tbk, dan nilai PBV terbesar sebesar 5,70 pada Bank Mayapada Internasional
Tbk.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Yakni distribusi sebuah data dikatakan normal jika berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola residual data seperti
distribusi normal, yaitu tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji Normalitas dilakukan dengan beberapa pendekatan, seperti Histogram,
Grafik dan Kolmogorov-Smirnov.
Universitas Sumatera Utara
46
1. Grafik Histogram
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Gambar 4.1 Grafik Histogram Variabel Terkait Nilai Perusahaan
Gambar 4.1 pada Grafik Histogram terlihat bahwa variabel Nilai Perusahaan berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh
distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke kanan dan kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang dan kurva
berbentuk menyerupai lonceng.
2. Grafik Normal P-Plot
Data berdistribusi normal dapat dilkakukan uji analisis grafik.
Universitas Sumatera Utara
47
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Gambar 4.2 P- Plot of Regression Standardized Residual Variabel
terkait Harga Saham
Gambar 4.2 Normal Probability Plot dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data
menunjukkan titik-titik pada scatter plot mengikuti data di sepanjang garis diagonal
.
Universitas Sumatera Utara
48
3. Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CSR DER
PBV N
75 75
75 Normal Parameters a,b Mean
2.8887 2.0430
.3177 Std. Deviation
.39363 .26303
.63082 Most Extreme
Differences Absolute
.141 .079
.078 Positive
.141 .079
.078 Negative
-.066 -.071
-.055 Kolmogorov-Smirnov Z
1.222 .680
.673 Asymp. Sig. 2-tailed
.101 .744
.755
a
Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Dari tabel hasil analisis Kolmogorov-Smirnov di atas menunjukkan bahwa CSR 0,101, DER 0.744, dan PBV 0.755.
Besarnya nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari 0,05 yang berarti data ini berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya kolerasi hubungan antara
variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai Cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0,1 sedangkan nilai Variance Inflation Factor VIF
Universitas Sumatera Utara
49
10. Dari hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
T Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
VIF 1
Constant 1.630
.107 CSR
.968 .336
.629 1.589
DER 1.490
.141 .629
1.589
a Dependent Variable: PBV
Sumber:Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoloniearitas dalam penelitian ini. Karena nilai tolerance dari
setiap variabel independen lebih besar dari 0,10 Tolerance 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari dari 10 VIF 10.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas. Untuk
melihat apakah terjadi heteroskedasitas atau tidak, maka dapat dilihat melalui grafik Scatterplot berikut.
Universitas Sumatera Utara
50
Sumber: Hasil Penelitian
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu dan tersebar baik diatas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan Uji Durbin-Watson untuk menguji ada
tidaknya masalah autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R R
Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Durbin- Watson
1 .173a
.030 .003
.62986 1.970
a Predictors: Constant, DER, CSR b Dependent Variable: PBV
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Pada hasil Uji Autokorelasi dalam tabel 4.4 menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson DW sebesar 1.970 dengan
menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 75 n dan jumlah variabel independen 2 k = 2. Pada penelitian ini diperoleh nilai batas
atas du sebesar 1,6802 dan 4-du = 4 - 1,6802 = 2,3198. Maka persamaannya menjadi 1,6802 1,970 2,3198. Sehingga dari
persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi diantara periode yang satu dengan periode yang lainnya.
4.3 Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta B
Std. Error 1
Constant .359
.547 .657
.513 CSR
-.014 .188
-.009 -.077
.939
a Dependent Variable : PBV
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
52
Dari tabel 4.5 di atas dapat disusun Persamaan Regresi Berganda sebagai berikut :
Y = 0.359 – 0.014 CSR + e Dari persamaan yang diatas dapat diketahui bahwa apabila nilai CSR menurun
maka akan menurunkan nilai PBV.
4.3.1 Uji Hipotesis
4.3.1.1 Uji t
Ghozali 2011 menyatakan bahwa Uji t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat
α yang digunakan penelitian ini menggunaka tingkat α sebesar 5. Berdasarkan hasil pengelolahan SPSS versi 17 pada table 4.6
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji t Coefficients
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .359
.547 .657
.513 CSR
-.014 .188
-.009 -.077
.939
a Dependent Variable : PBV Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,025 dengan derajat bebas df
Universitas Sumatera Utara
53
= n-k = 75 – 2 = 73. Nilai t
tabel
dengan taraf nyata α2 = 0,025 dan df = 73 adalah sebesar 1,993. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diperoleh
bahwa Pengujian CSR terhadap Nilai Perusahaan menunjukkan t
hitung
adalah -0,077 t
tabel
1,993 dan signifikansi ,939 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, secara parsial CSR tidak berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian H
1
ditolak.
4.3.1.2 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Menurut Ghozali 2011, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R R
Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Durbin- Watson
1 .173a
.030 .003
.62986 1.970
a Predictors: Constant,CSR, DER b Dependent Variable: PBV
Sumber; Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
54
Berdasarkan Uji Koefisien Determinasi pada tabel 4.7 bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,003 berarti sebesar 0.3
yang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel CSR dan DER. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 99.7
100 - 0.3 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
4.3.2 Uji Nilai Selisih Mutlak
Penelitian ini menggunakan variable pemoderasi dengan uji nilai selisih mutlak. Variabel moderating adalah variabel independen yang akan
memperlemah hubungan atau memperkuat hubungan antara variable independen lainnya terhadap variable dependen. Uji nilai selisih mutlak lebih
disukai karena ekspektasinya sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Sehingga pada penelitian ini
dapat di formulasikan sebagai berikut:
PBV = a+b1 CSR + b2 DER + b3
|CSR-DER|+e
Tabel 4.8 Hasil Regresi Variabel Moderasi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta B
Std. Error 1
Constant 2.738
3.025 .905
.368 CSR
-.384 .663
-.240 -.579
.564 DER
-.668 .673
-.278 -.993
.324 CSRDER
.000 .001
.083 .253
.801
a Dependent Variable: PBV sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
55
PBV = 2.738 – 0,384 CSR – 0,668 DER + 0,000 CSRDER+ e
a konstanta sebesar 2.378 menunjukkan bahwa apabila variabel independen
CSR, DER, CSRDER=0 maka nilai PBV sebesar 2.378. b
β1 sebesar -0.384 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CSR sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan PBV sebesar 0.384 dengan asumsi variabel
lain tetap. c
β2 sebesar -0.668 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan PBV sebesar 0.668 dengan asumsi variabel
lain tetap. d
β3 sebesar 0,000 menunjukan bahwa setiap kenaikan CSRDER sebesar 1 sebagai variabel moderating akan melemahkan hubungan antara CSR
dan PBV sebesar 0,000 Untuk hasil pengujian hipotesis uji t adalah sebagai berikut:
a CSR diperoleh t hitung = -0,579 dengan signifikansi 0,564 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa variabel CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap PBV.
b DER diperoleh t hitung = -0,993 dengan signifikansi 0,324 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap PBV.
c Variabel moderating CSRDER diperoleh t hitung = 0,253 dengan
signifikansi 0,801. Hal ini menunjukan bahwa Varibel DER sebagai variabel moderating tidak berpengaruh signifikan terhadap PBV.
Universitas Sumatera Utara
56
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa DER tidak mampu memoderasi hubungan antara CSR dengan PBV. Dengan demikian H2
ditolak.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan sustainable apabila
perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan
merupakan keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan
ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jumlah dana CSR sebagai tolak ukur yang mempengaruhi nilai perusahaan. Corporate Social Responsibility
CSR menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa penerapan dana CSR di dalam perusahaan bukan merupakan
faktor yang menentukan nilai perusahaan dikarenakan para investor melihat aktivitas nyata yang dilakukan perusahaan untuk melakukan program CSR.
Dengan kata lain bahwa investor hanya melihat kinerja perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan bukan dengan jumlah modal yang dialokasikan
perusahaan. Dengan demikian H1 ditolak. karena kualitas pengungkapan dana CSR pada perusahaan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2012-2014 sangat
rendah. Dengan demikian kualitas pengungkapan dana CSR di dalam perusahaan menjadi faktor yang menyebabkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan faktor yang menyebabkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.6 diperoleh bahwa Pengujian CSR
terhadap Nilai Perusahaan menunjukkan t
hitung
adalah -0,077 t
tabel
1,993 dan signifikansi 0,939 0,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
57
yang dilakukan oleh Frihatni 2014 yang meneliti mengenai Efek Moderasi Profitabilitas Terhadap Hubungan Corporate Social Responsibility Dengan Nilai
Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang menyatakan bahwa CSR Corporate Social Responsibility
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian variabel pemoderasi dengan menggunakan uji selisih nilai
mutlak menunjukkan bahwa variabel DER tidak mampu memoderasi hubungan antara CSR dengan PBV. Dengan kata lain, DER tidak dapat memperlemah atau
memperkuat hubungan antara CSR dengan PBV. Variabel Struktur Modal DER memiliki nilai minimum 3,21, nilai maksimum 13,24, nilai rata-rata mean
7,9733 dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai DER tersebut sudah berada diatas standar rata-rata industri yaitu 9. Semakin tinggi rasio ini akan
menunjukkan kinerja yang buruk bagi perusahaan. Apabila DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang
yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Hal ini juga dapat dilihat dari Tabel 4.8 dimana variabel
moderating CSRDER diperoleh t hitung = 0,253 dengan signifikansi 0,801 0,05. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putri 2012 mengenai Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel
Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
,
yang mengungkapkan bahwa kebijakan struktur modal mampu memoderasi hubungan CSR terhadap Nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dibahas di bab 4 maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengujian diperoleh hasil bahwa Corporate Social Responsibility CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Hasil pengujian melalui Uji Nilai Selisih Mutlak menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio DER tidak mampu memoderasi hubungan antara Corporate
Social Responsibility CSR dengan Nilai Perusahaan.
3.
Hasil pengujian melalui uji koefisien determinasi menunjukkan nilai R
2
sebesar 0,3 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa CSR hanya berpengaruh 0,3 terhadap nilai perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu 99,7
100 - 0,3 dapat dijelaskan oleh varibel lain dalam penelitian lain diluar penelitian ini.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adanya keterbatasan dalam penelitian ini: 1.
Periode tahun pada penelitian ini terlalu singkat, yaitu hanya tiga tahun 2012-2014 .
2. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya di wakili
satu variabel saja sehingga pengaruh yang dihasilkan dari hasil R
2
sangat kecil yaitu 0,3 .
Universitas Sumatera Utara