Tuan Bagunda Raja dan Manuk si Nanggur Dawa

meminta, menasihati, memohon, menuntut, 3 ekspresif adalah ilokusi yang bertujuan mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya berupa tindakan meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, menyatakan belasungkawa, mengkritik dan sebagainya, 4 komisif adalah ilokusi yang mendorong penutur melakukan suatu tindakan, misalnya menjanjikan, menawarkan, bersumpah, mengusulkan dan sebagainya, 5 deklaratif yaitu ilokusi yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan, misalnya mengundurkan diri, membaptis, menghukum, menetapkan, memecat, memberi nama dan sebagainya.

4.1.1 Tuan Bagunda Raja dan Manuk si Nanggur Dawa

Cerita ini merupakan mite karena para pelakunya terdiri dari makhluk kayangan. Pada zaman dahulu, orang-orang percaya bahwa cerita ini benar-benar terjadi. Isi cerita atau mite ini bagus karena menggambarkan pandangan nenek moyang suku-bangsa karo tentang penciptaan bumi, bulan, matahari, dan mata angin Lubis, 1997: 6. Contoh data 2: Kutipan wacana yang menunjukkan pertuturan dalam cerita Tuan Bagunda Raja sebagai berikut. “Istri tuanku tidak mendapat anak karena tuanku telah melakukan kesalahan terhadap mertua atau kalimbubu tuanku.” “Kesalahan apa yang kulakukan,” tanya Tuan Bagunda Raja. Universitas Sumatera Utara “Tuanku membawa istri tuanku kemari tanpa memberitahukan lebih dahulu kepada mertua atau kalimbubu tuanku, kata dukun itu. “Jadi apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi kesalahan itu?” tanya Tuan Bagunda Raja. “Tuanku bersama istri harus pergi mohon maaf kepada mertua atau kalimbubu tuanku,” kata sang dukun Lubis, 1997: 3-4. Dalam tuturan pada data 2 telah terjadi secara serentak tiga macam tindak tutur seperti yang dikemukakan oleh Austin. Lokusinya adalah setelah berumah tangga selama bertahun-tahun istri Tuan Bagunda Raja tidak mendapatkan keturunan karena Tuan Bagunda Raja membawa pergi istrinya tanpa memberi tahu mertuanya atau kalimbubu sehingga ia harus meminta maaf terlebih dahulu kepada sang mertua atau kalimbubu. Tuturan pada data 2 mempunyai daya ilokusi memberi solusi atau nasihat kompetitif. Oleh sebab itu, apabila daya ilokusinya merupakan pemberian nasihat, maka daya perlokusinya adalah seharusnya kesadaran dan melakukannya. Dengan demikian, setelah mendengar nasihat dari dukun sakti itu Tuan Bagunda Raja akan menyadari bahwa tindakan membawa putri kalimbubu tanpa memberitahunya adalah tindakan yang tidak benar. Searle mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan maksud ke dalam lima kategori. Berdasarkan lima kategori yang dikemukakan Searle tersebut, dapat dikatakan bahwa tindak ilokusi yang terkandung dalam tindak tutur pada data 2 termasuk ke dalam ilokusi direktif, yaitu berfungsi menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh petutur, yaitu sang dukun sakti memberi nasihat kepada Tuan Bagunda Raja. Universitas Sumatera Utara Contoh data 3: Kutipan wacana yang menunjukkan pertuturan dalam cerita Tuan Bagunda Raja sebagai berikut. “Kau laki-laki atau perempuan?” “Saya laki-laki,” jawab bayi itu. “Siapa nama yang harus diberikan kepadamu nanti kalau kau sudah lahir?” “Namakan aku nantu Tuan Paduka Aji.” “Apa jabatanmu kelak dan dimana tempat tinggal yang kau kehendaki?” “Jabatanku kelak adalah penghancur dan aku akan bertempat tinggal di dunia bawah Lubis, 1997:4.” Dalam tuturan pada data 3 telah terjadi secara serentak tiga macam tindak tutur seperti yang dikemukakan oleh Austin. Lokusinya adalah Tuan bagunda raja ingi menanyakan jenis kelamin, nama, jabatan dan tempat tinggal yang diinginkan anak yang masih di kandungan istrinya. Tuturan pada data 3 mempunyai daya ilokusi pertanyaan. Oleh sebab itu, apabila daya ilokusinya merupakan pertanyaan, maka daya perlokusinya adalah pernyataan atau jawaban. Dengan demikian, setelah bayi itu mendengar pertanyaan ayahnya Tuan Bagunda Raja, bayi itu membuat pernyataan untuk menjawab pertanyaan Tuan Bagunda Raja ayahnya. Searle mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan maksud ke dalam lima kategori. Berdasarkan lima kategori yang dikemukakan Searle tersebut, dapat dikatakan bahwa tindak ilokusi yang terkandung dalam tindak tutur pada data 3 Universitas Sumatera Utara termasuk ke dalam ilokusi asertif atau representatif, yaitu ilokusi yang bertujuan menanyakan dan menyatakan.

4.1.2 Asal Mula Padi