BAB IV PENYAJIAN DATA
A. Identitas Informan
Dalam penulisan ini yang menjadi responden adalah pihak-pihak yang menduduki jabatan dalam Pemerintahan Kecamatan Lawe Alas, Pemerintahan
Kepala Mukim, dan informan tambahan. Wawancara yang dilakukan kepada orang yang paham mengenai judul penulis yang terkait untuk dijadikan data
primer dalam penulisan ini sebanyak lima orang yang akan diwawancarai. Dalam hal ini penulis merumuskan identitas informan kedalam empat bagian yang
masing-masing adalah sebagai berikut:
a Identitas informan berdasarkan jenis kelamin adapun informen yang akan diwawancara berdasarkan jenis kelaminya
yaitu keseluruhannya berjenis kelamin laki-laki. a
Identitas informan berdasarkan usia Disini dapat dilihat bagaimana variasi tingkat usia informan di
Mukim Ladang Lemisik kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara, dimana penulis mengelompokkannya kedalam dua bagian
dengan rentang usia antara usia 31-40 tahun sebanyak 3 tiga orang,usia 41-50 tahun sebanyak 10 orang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa informan yang memiliki rentang usia lebih dari 50 tahun yang termasuk kedalam
golongan orangtua paling banyak mendominasi karena lebih memahami bagaimana peranan yang dilakukan Kepala Mukim terhadap jabatan yang
dimiliki dan dianggap lebih memiliki banyak pengetahuan mengenai adat istiadat sertayang dituakandalam pemahaman permasalahan maupun hal
yang lainnya. b
Identitas Informan berdasarkan Jabatan Dalam penulisan ini, penulismengidentifikasi identitas informan
melalui jabatan dalam Pemerintahan Kecamatan, Kepala Mukim, Majelis Adat Aceh.Hasil yang diperoleh tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Identitas Informan berdasarkan Jabatan
No. Nama
Jabatan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. Hayadun, SP
Safriadi, SH Satumin, S.Hi
Rasidin M. Tahir
Ust. Fathoni Drs. Ali Surahman S,Sos
Muhidin Karimin
Sahid Camat Lawe Alas
Sekretaris Camat Kepala Mukim
Sekretaris Mukim Kasek MAA Aceh Tenggara
SimetuweTokoh Agama Simetuwe
Masyarakat Masyarakat
Masyarakat
Sistem Pemerintahan Mukim selain memiliki hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan pemerintah kampung sesuai dengan tugas,
Universitas Sumatera Utara
wewenang dan fungsinya, juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Kepala Desa dan masyarakat. Sebagai suatu lembaga yang mengawasi tujuh desa, Mukim
juga bertanggungjawab terhadap apa saja yang terjadi di salah satu desa dan sebagai pihak yang mengatasi permasalahan terlebih awal dan menyelesaikan perkara sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan pengawasan tentang kebiasaan adat istiadat sesuai dengan dasar hukum Qanun Nomor 9 Tahun 2009. Mukim memiliki peranan yang
sangat berpengaruh dalam menyelesaikan masalah antar desa yang ada dalam suatu kemukiman yang memiliki sengketa perkara tanah, perselisihan adat istiadat,
pertikaian di kampung, selisih antara warga yang semua perkara dilaporkan kepada Kepala Mukim dan diselesaikan secara adat istiadat oleh Mukim dan selama perkara
tersebut tidak dapat diselesaikan oleh Mukim maka perkara tersebut akan ditindak lanjuti oleh Musyawarah Pimpinan Kecamatan MUSPIKA selama permasalahan itu
tidak dapat tergolong ke pidana maka masih tetap di atasi oleh pemerintahan camat dan bawahannya. Mukim juga sebagai perantara penyampaian kepada camat untuk
memberikan laporan perbulannya kepada camat. Pemerintahan Mukim sangat erat hubungannya dengan pemerintah camat
karena memiliki tugas untuk membantu camat dalam pelaksanaan tugasnya yaitu melakukan pembinaan terhadap masyarakat, melaksanakan kegiatan adat istiadat,
menyelesaikan sengketa, membantu penyeleggaraan pemerintah dan membantu pelaksanaan pembangunan dan hasilnya akan disampaikan ke pemerintahan camat
dalam hasil kerja berbentuk laporan yang diberi tiap bulan. Hal ini jug dianggap sangat membantu meringankan beban kecamatan dan dapat bekerja secara maksimal.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melaksanakan tugasnya dan tanggungjawab tersebut.Kepala Mukim berkoordinasi dengan semua elemen yang menjadi bagian dari Mukim Ladang
Lemisik. Dengan melakukan observasi untuk mengumpulkan data, penulis juga
melakukan wawancara di Mukim Ladang Lemisik selama enam hari serta melakukan wawancara dengan informan camat, sekretaris camat, simetuwe, informan utama
Kepala Mukim dan sekretaris mukim yang menjadi objek penulisan ini, serta tambahan kepada Majelis Adat Aceh dan masayarakat kemukiman. Adapun tahapan
dalam proses wawancara adalah sebagai berikut: a
Pengumpulan dokumen tertulis tentang lokasi yang akan diteliti. Dalam hal ini Mukim Ladang Lemisik, Kecamatan Lawe Alas, KabupatenAceh Tenggara.
b Melakukan wawancara dengan informan yang tentunya memiliki wawasan
tentang masalah yang diteliti. Dalam hal ini, yang menjadi informan adalah camat, seketaris camat dan simetuwe, informan utama Kepala Mukim, sekretaris
mukim dan informan tambahan Majelis Adat Aceh serta masyarakat. c
Tipe wawancara yang digunakan penulis adalah terstruktur dimana sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan judul atau masalah yang akan diteliti. Namun dalam prosesnya sendiri, penulis tidak menutup kemungkinan munculnya pertanyaan
baru sehingga dapat menggali lebih dalam.
Universitas Sumatera Utara
B. Hasil Wawancara