masyarakat.Sedangkan Astrid S. Susanto 1979:94 menyatakan bahwa peranan adalah dinamisasi dari statis ataupun penggunaan dari pihak dan kewajiban atau
disebut subyektif. Dalam kamus bahasa Inggris, peranan role dimaknai sebagai tugas atau pemberian tugas kepada seseorang atau sekumpulan orang. Peranan
dapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari fungsi-fungsi oleh struktur-struktur tertentu, peranan ini tergantung juga pada posisi dan kedudukan struktur itu dan
harapan lingkungan sekitar terhadap struktur tersebut.Peranan juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi serta kemampuan dari aktor tersebut” Banyu dan Yani,
2005:31. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah suatu
pola sikap, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang yang berdasarkan posisinya dimasyarakat.Sementara posisi tersebut merupakan identifikasi dari
status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial dan merupakan perwujudan dan aktualisasi diri.Peranan juga diartikan serangkaian perilaku yang
diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu dalam kelompok sosial.
2. Imeum Mukim a. Pengertian Imeum Mukim
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 13, yang dimaksud dengan Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum
dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terdiri atas gabungan
Universitas Sumatera Utara
beberapa gampong yang mempunyai batas wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri, berkedudukan langsung di bawah KecamatanSagoe Cut
atau nama lain yang dipimpin oleh Imeum Mukim atau nama lain. Melanjutkan Undang-Undang di atas maka dikeluarkan Undang-
Undang yang secara khusus membahas tentang Pemerintahan Aceh pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006, Berdasarkan Undang-Undang
diatas, maka dikeluarkan Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2003 yang mencantumkan kembali Mukim didalam struktur pemerintahan kemudian
diteruskan dengan Qanun Aceh Tenggara Nomor 02 Tahun 2014. Pada Qanun Aceh Tenggara No. 2 Tahun 2014 Pasal 1 menjelaskan bahwa
pengertian Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum dibawah Kecamatan yang terdiri atas beberapa kute yang mempunyai batas wilayah tertentu yang
dipimpin oleh Imeum Mukim dan berkedudukan langsung di Kecamatan. Imeum Mukim adalah kepala pemerintahan Mukim berkedudukan sebagai
institusi Pemerintahan adat dibawah Kecamatan yang membawahi gabungan atau federasi dari beberapa kute dalam struktur kemukiman setempat untuk
menyelenggarakan pemerintahan mukim dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan berdemokrasi dalam wilayah kemukiman,
melestarikan adat serta adat istiadat setempat yang sesuai dengan syariat Islam, melindungi fungsi ekologi dan sumber daya alam sesuai dengan
kesadaran, aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam desa yang tergabung dalam struktur kemukiman.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Qanun diatas, Pemerintahan Mukim dilaksanakan oleh tiga unsur. Pertama, unsur adat yang diwakili oleh Imeum Mukim. Kedua,
unsur agama yang diwakili oleh Imeum Masjid, ketiga, unsur dewan yang diwakili oleh Tuha Lapan. Meskipun ketiga unsur itu dipilah
kewenangannya, namun dalam pengambilan keputusan diperlukan adanya persetujuan bersama.
Pelaksanaan putusan dipresentasikan Imeum Mukim sehingga putusan yang diambil merupakan keputusan yang kuat karena merupakan
keputusan semua unsur pimpinan yang mewakili masyarakat. Sebab itu pula dapat diperkirakan didukung oleh semua unsur yang ada dalam masyarakat.
Imeum Mukim adalah orang yang dipercaya untuk memimpin suatu Mukim yang membawahibeberapakutemelaluitahappemilihan yang
menghadirkankepalakute sertatokohadat dan orang yang dituakan.
b. Kedudukan Mukim
Di dalam lembaga adat sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Pasal 98 tentang Pemerintah Aceh mempunyai susunan sebagai berikut
: 1
Majelis Adat Aceh Majelis Adat Aceh MAA mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu
membina dan mengembangkan lembaga-lembaga Adat Aceh, melestarikan nilai-nilai adat yang berlandaskan Syariat Islam
2 Imeum Mukim atau nama lain
Universitas Sumatera Utara
Imeum Mukim bertindak sebagai Kepala Pemerintahan Mukim, yang membawahi federasi dari beberapa gampong.
3 Imeum Chik atau nama lain Imeum Chik atau nama lain adalah imeum masjid pada tingkat
mukim orang yang memimpin kegiatan-kegiatan masyarakat di mukim yang berkaitan dengan bidang agama Islam dan pelaksanaan syari’at
Islam. 4 Keuchik atau nama lain
Keuchik atau nama lainmerupakan kepala persekutuan masyarakat adat gampong yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan
gampong, melestarikan adat istiadat dan hukum adat, serta menjaga keamanan, kerukunan, ketentraman dan ketertiban masyarakat.
5 Tuha Peut Gampong atau nama lain Tuha Peut Mukim atau nama lain adalah alat kelengkapan mukim
yang berfungsi memberi pertimbangan kepada imeum muk. 6 Tuha Lapan atau nama lain
Tuha Lapan memiliki fungsi dan tugas menginventarisir semua potensi gampong berupa berupa sumber daya alam SDA yang dapat
dimanfaatkan baik sebagai subjek maupun sebagai objek pembangunan masyarakat gampong
7 Imeum Meunasah atau nama lain
Universitas Sumatera Utara
Imeum Meunasah atau nama lain adalah orang yang memimpin kegiatan-kegiatan masyarakat di gampong yang berkenaan dengan
bidang agama Islam, pelaksanaan dan penegakan syari’at Islam 8 Keujreun Blang atau nama lain
Keujreun Blang merupakan ketua adat yang membantu pimpinan gampong dalam urusan pengaturan irigasi untuk pertanian dan sengketa
sawah. 9 Panglima Laot atau nama lain
Panglima laot atau nama lain adalah orang yang memimpin dan mengatur adat istiadat di bidang pesisir dan kelautan.
10 Pawang Glee atau nama lain Pawang Glee danatau Pawang Uteun atau nama lain adalah orang
yang memimpin dan mengatur adat-istiadat yang berkenaan dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hutan.
11 Peutua Seuneubok atau nama lain Peutua Seuneubok atau nama lain adalah orang yang memimpin dan
mengatur ketentuan adat tentang pembukaan dan penggunaan lahan untuk perladanganperkebunan.
12 Haria Peukan atau nama lain Haria Peukan atau nama lain adalah orang yang mengatur ketentuan
adat tentang tata pasar, ketertiban, keamanan, dan kebersihan pasar serta melaksanakan tugas-tugas perbantuan.
Universitas Sumatera Utara
13 Syahbandar atau nama lain Syahbandar adalah pejabat adat yang mengatur urusan kepelabuhanan,
tambatan kapal perahu, lalu lintas angkutan laut, sungai dan danau. Kedudukan Imeum Mukim berdasarkan undang-undang di atas
berada di bawah Majelis Adat Aceh sedangkan pada perangkat pemerintahan daerah KabupatenKota Mukim berdasarkan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 12 mengatakan bahwa Mukim berkedudukan di bawah Kecamatan.
Bagan kedudukan Pemerintahan Mukim berdasarkan Undang Nomor 18 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 12 adalah :
Gambar 1.1 Bagan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota Di Aceh
Bupati
Camat
Imeum Mukim
Kepala Kute Sekretaris
Daerah Dinas Daerah
DPRD
Sekretaris DPRD
Universitas Sumatera Utara
Bagan kedudukan Pemerintahan KabupatenKota berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah :
Gambar 1.2 Struktur Pemerintahan Kabupaten Kota
c. Fungsi Imeum Mukim
Fungsi Imeum Mukim berdasarkan kedudukannya sebagai salah satu lembaga adat daerah di Aceh dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006
Pasal 98 Ayat 1 dan 2 tentang Pemerintahan Aceh adat berfungsi dan berperan sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Aceh dan pemerintahan kabupatenkota di bidang keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat. Serta memiliki tugas yaitu
menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan secara adat selaku salah satu Bupati
Wakil Bupati Sekretaris
Daerah Dinas Daerah
Kecamatan
Kelurahan Kecamatan
Kecamatan
Kelurahan Kelurahan Desa
DPRD
Sekretaris DPRD
Universitas Sumatera Utara
lembaga adat, dan pada Ayat 4 menyebutkan mengenai tugas, kewajiban serta fungsi imeum mukim diatur pada qanun kabupatenkota.
Adapun penjelasan mengenai fungsi Imeum Mukim lebih lanjut berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tenggara No.2 Tahun 2014 pasal 3 dan 4
Qanun tersebut Mukim mempunyai fungsi meliputi:
1 Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan adat, asa desentralisasi maupun
asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta segala urusan pemerintah lainnya yang berada dilingkungannya.
2 Menyelengarakan pemilu kute
3 Pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kehidupan berdemokrasi secara berkeadilan dan inklusif mukim. 4
Pembinaan dan peningkatan kualitas pelaksanaan Syari’at Islam, kehidupan beragama, kerukunan hidup beragama dan antar umat beragama.
5 Pembinaan dan fasilitasi kemasyarakatan di bidang pendidikan, peradatan,
sosial budaya, perlindungan hak-hak dasar, ketentraman dan ketertiban masyaraka kemukiman.
6 Penyelesaian persengketaan adat mukim
7 Pengawasan pembangunan, fungsi ekologi dan pengelolaan Sumber Daya
Alam SDA. Hal diatas menunjukkan regulasi serta pembagian tugas yang diserah kan
Camat kepada Mukim serta yang menjadi tanggung jawab Imeum Mukim dalam pelaksanaan tugas selama masa jabatannya dan menjadi pedoman dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
d. Hak dan Wewenang Imeum Mukim
Menurut Qanun Kabupaten Aceh Tenggara Nomor 02 Tahun 2014 Pasal 5:
1 Kewenangan Mukim meliputi: a.
Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul Mukim dan ketentuan adat serta adat istiadat;
b. Kewenangan yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. Kewenangan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan belum
menjadibelum dilakasanakan oleh pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan;
d. Kewenangan pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Kecamatan;dan e.
Kewenangan melakukan pengawasan pembangunan, fungsi ekologi dan pengelolaan Sumber Daya Alam SDA.
2 Tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf d disertai dengan pembiayaan, saranaprasarana serta personalia yang melaksanakan.
3 Mukim berhak menolak pelaksanaan tugas pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, saranaprasarana serta personalia yang melaksanakan.
4 Pembangunan dalam wilayah Kemukiman harus mendapat persetujuanrekomendasi Imeum Mukim setempat.
Universitas Sumatera Utara
5 Setiap transaksi peralihan hak yang terjadi dalam wilayah Kemukiman harus mengetahui Imam Mukim.
e. Mukim Sebagai Pemerintahan Resmi
Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ditegaskan bahwa hirarkhi peraturan Perundang-
undangan Republik Indonesia, adalah : 1. Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 3. Peraturan Pemerintah;
4. Peraturan Presiden, dan 5. Peraturan daerah atau qanun
Keberadaan Pemerintahan Mukim sekarang telah diatur secara cukup jelas dan tegas dalam Undang-Undang dan Qanun.Yaitu di dalam Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pada Bab XV dengan judul Mukim dan Gampong.Dan sebagai penjabaran atau peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang
tersebut telah pula diundangkan Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim.
Bahkan di dalam Pasal 3 Qanun tersebut dinyatakan bahwa Mukim mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan peningkatan pelaksanaan Syari’at Islam. Dengan telah dinyatakannya mukim sebagai penyelenggara pemerintahan apalagi dengan
cara cukup eksplisit – dalam peraturan Perundang-Undangan UU dan Qanun, maka
Universitas Sumatera Utara
keberadaannya telah mendapat pengakuan dan pengukuhannya dalam hukum positif Indonesia. Dengan demikian, keberadaannya tidak saja hanya diakui dalam tataran
sosial budaya masyarakat Aceh, tetapi juga telah diadopsi kedalam tataran juridis formal.
f. Mukim sebagai penyelesai Konflik
Yang dimaksud dengan Mukim sebagai penyelesai konflik adalah tugas ataupun kewajiban yang diemban oleh Imeum Mukimberdasarkan Qanun Kabupaten
Aceh Tenggara No.2 Tahun 2014 Mukim menururt fungsi sebagai penyelesai sengketa didalam masyarakat dan sebagai tokoh utama dalam pembuat keputusan
dalam menyelesaian konflik yang terjadi. Dalam hal ini Imeum Mukim memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat karena setiap kata dan uncapan yang
disampaikan Mukim didepan masyarakat menjadi pedoman didalam kehidupan sosial masyarakat tersebut, dalam menjalankan fungsinya ketika menyelesaikan konflik di
masyarakat Imeum Mukim membuat keputusan dibantu oleh beberapa elemen sesuai Qanun Kabupaten Aceh Tenggara No.2 Tahun 2014 Pasal 31 yaitu terdiri dari:
1. Unsur Ulama Kute
2. Tokoh masyarakat termasuk pemuda dan perempuan
3. Pemuka adat
4. Cerdik pandaicendikiawan
Seluruh elemen diatas merupakan bagian dalam penyelesaian konflik yang terjadi dimasyarakat hal ini berfungsi untuk mengambil jalan tengah yang disetujui seluruh
pihak dan agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan serta agar tidak
Universitas Sumatera Utara
mencederai adat istiadat yang ada, namun yang memiliki peran penting tetaplah Imeum Mukim.
g. Mekanisme Penyelesaian Masalah Berdasarkan Adat
Dalam menyelesaiakan masalah berdasarkan adat sesuai Qanun Kabupaten Aceh Tenggara No. 2 Tahun 2014 Pasal 14 tentang Mukim melalui tahapan:
1 penyelesaian persengketaan Adat Mukim dipimpin oleh Imeum Mukim dan dibantu oleh Sekretaris Mukim bersama seluruh anggotaSimetuwe.
2 proses penyelesaian persengketaan adat dilakukan atas asal usul Imeum Mukim guna menyelesaiakan perkara-perkara yang berkaitan persoalan adat dan adat
istiadat. 3 penyelesaian persengketaan Adat Mukimberfungsi sebagai mekanise untuk
memelihara dan mengembangkan adat, menyelenggarakan perdamaian adat, menyelesaikan dan memberikan putusan-putusan adat terhadap perselisihan-
perselisihan dan pelanggaran adat berdasarkan prinsip-prinsip pembuktian secara adat sesuai dengann peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
melaksanakan putusan-putusan penyelesaian persengketaan adat yang bersangkutan.
4 penyelesaian persengketaan adat di tingkat kemukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus diselesaiakan terlebih dahulu oleh imeum mukim sebelum
diselesaiakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5 putusan-putusan adat dari penyelesaian persengketaan adat sebagaimana
dimaksud dalam ayat 4 bersifat final dan menjadi pedoman bagi para pengulu
Universitas Sumatera Utara
dalam menjalankan pemerintahan kute sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3. Konflik a. PengertianKonflik