Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

(1)

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PADA BLOK METABOLISME DAN NUTRISI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UMSU

TAHUN 2014

KHOLILAH LUBIS 135102039

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA BLOK METABOLISME DAN NUTRISI

DI FAKULTAS KEDOKTERAN UMSU TAHUN 2014

ABSTRAK Kholilah Lubis

Latar belakang : Persaingan global berakibat terhadap persaingan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam dunia global. Oleh karena itu, Perubahan pendidikan tidak lagi berbentuk

Teacher-Centered tetapi diganti dengan prinsip Student-Centered. Perubahan pendidikan juga terjadi pada pendidikan kedokteran dengan memakai Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problem-based, Integrated, Community-based, Elective, Systematic/Structured) agar menghasilkan dokter yang berkompetensi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan primer. Pembelajaran kooperatif group investigation dapat membuat mahasiswa berfikir secara kritis, aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II dengan menggunakan pembelajaran konvensional dan kooperatif group investigation.

Metodologi : disain penelitian quasy eksperiment dengan pretest-posttest control group design. Sampel penelitian 76 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan t-dependent dan t-independent.

Hasil : hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok ekspermen dengan selisih pre test dan post test pada kelompok kontrol 26.711 dan kelompok eksperimen 24.079. Uji t-dependent pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan ada pengaruh pembelajaran yang diberikan terhadap hasil belajar mahasiswa dengan p value = 0.000. Hasil t-independent menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran kooperatif group investigation terhadap hasil belajar mahasiswa dengan selisih 9.74 dan p value = 0.000.

Kesimpulan : hasil belajar mahasiswa lebih meningkat setelah menggunakan metode

group investigation dibandingkan metode konvensional. Diharapkan institusi pendidikan menyediakan tempat, fasilitas serta waktu untuk melakukan pembelajaran kooperatif group investigation.

Kata kunci : Pembelajaran Konvensional, Pembelajaran kooperatif Group Investigation, hasil belajar mahasiswa.


(5)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan karunia-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme Dan Nutrisi Di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada : 1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik dan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penguji I.

3. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc. CM-FM, M.Pd. Ked selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis.

4. Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar M.Ked (OG), SpOG (K) selaku dosen penguji II.

5. dr. Ade Taufiq, Sp.OG selaku Dekan Fakultas Kedokteran UMSU yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. dr. Meizly Andina, M.Biomed selaku dosen pengajar yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

7. Seluruh dosen dan staf program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.


(6)

tidak hentinya memberikan dukungan doa, semangat, dan material kepada penulis.

9. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Medan, Juli 2014 Penulis


(7)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Perumusan masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 5

1. Tujuan umum ... 5

2. Tujuan khusus ... 5

D. Manfaat penelitian ... 6

1. Praktik kebidanan ... 6

2. Penelitian kebidanan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Belajar ... 7

1. Defenisi ... 7

2. Proses belajar ... 7

3. Ciri-ciri kegiatan belajar ... 8

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ... 8

5. Proses belajar pada orang dewasa ... 9

B. Pembelajaran kooperatif ... 9

1. Defenisi ... 9

2. Unsur dan prinsip utama pembelajaran kooperatif ... 11

3. Fase-fase pembelajaran kooperatif ... 13

C. Group investigation ... 14

1. Defenisi ... 14

2. Langkah-langkah dan implementasi group investigation ... 14

3. Kelebihan dan kekurangan group investigation ... 16

D. Pembelajaran konvensional ... 17

E. Hasil belajar ... 18

F. Materi Blok Metabolisme dan Nutrisi ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP ... 20

A. Kerangka konseptual ... 20

B. Hipotesis ... 21


(8)

B. Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 24

C. Tempat penelitian ... 25

D. Waktu penelitian ... 25

E. Etika penelitian ... 25

F. Alat pengumpulan data ... 26

G. Validitas dan Reliabilitas ... 26

1. Validitas ... 26

2. Reliabilitas ... 26

H. Prosedur pengumpulan data ... 27

I. Analisa data ... 29

1. Univariat ... 30

2. Bivariat ... 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

1. Analisis Univariat ... 31

2. Analisis Bivariat ... 33

B. Pembahasan ... 36

1. Interpretasi dan diskusi hasil ... 36

2. Keterbatasan penelitian ... 39

3. Implikasi Peneltian ... 40

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Tabel 2.1. Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok

belajar konvensional... 10

Tabel 2.2. Fase pembelajaran kooperatif ... 13

Tabel 2.3. Tabel skor hasil belajar ... 19

Tabel 3.1. Defenisi operasional ... 21

Tabel 4.1. Desain penelitian ... 23

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan karakteristik mahasiswa semester II di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 ... 32

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi nilai responden kelompok kontrol pada mahasiswa semester II di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 ... 32

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi nilai responden kelompok eksperimen pada mahasiswa semester II di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 ... 33

Tabel 5.4. Analisa hasil belajar mahasiswa semester II pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan intervensi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 ... 34

Tabel 5.5. Analisa hasil belajar mahasiswa semester II pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah dilakukan intervensi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 ... 34

Tabel 5.6. Analisa hasil belajar mahasiswa semester II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesudah dilakukan intervensi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 ... 35


(10)

Skema 2.1. Proses belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ... 8 Skema 2.2. Hubungan belajar mengajar ... 18 Skema 3.1. Kerangka konseptual ... 20


(11)

Lampiran 1 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah

Lampiran 2 : Lembar persetujuan responden (Informed Concent) Lampiran 3 : Materi blok metabolisme dan nutrisi

Lampiran 4 : Lembar soal

Lampiran 5 : Kunci jawaban soal Lampiran 6 : Prosedur penelitian

Lampiran 7 : Jadwal kuliah blok metabolisme dan nutrisi Lampiran 8 : Lembar Observasi aktivitas mahasiswa Lampiran 9 : Master Tabel

Lampiran 10 : Hasil output data penelitian

Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 12 : Balasan surat selesai penelitian dari Fakultas Kedokteran UMSU Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA BLOK METABOLISME DAN NUTRISI

DI FAKULTAS KEDOKTERAN UMSU TAHUN 2014

ABSTRAK Kholilah Lubis

Latar belakang : Persaingan global berakibat terhadap persaingan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam dunia global. Oleh karena itu, Perubahan pendidikan tidak lagi berbentuk

Teacher-Centered tetapi diganti dengan prinsip Student-Centered. Perubahan pendidikan juga terjadi pada pendidikan kedokteran dengan memakai Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problem-based, Integrated, Community-based, Elective, Systematic/Structured) agar menghasilkan dokter yang berkompetensi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan primer. Pembelajaran kooperatif group investigation dapat membuat mahasiswa berfikir secara kritis, aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II dengan menggunakan pembelajaran konvensional dan kooperatif group investigation.

Metodologi : disain penelitian quasy eksperiment dengan pretest-posttest control group design. Sampel penelitian 76 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan t-dependent dan t-independent.

Hasil : hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok ekspermen dengan selisih pre test dan post test pada kelompok kontrol 26.711 dan kelompok eksperimen 24.079. Uji t-dependent pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan ada pengaruh pembelajaran yang diberikan terhadap hasil belajar mahasiswa dengan p value = 0.000. Hasil t-independent menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran kooperatif group investigation terhadap hasil belajar mahasiswa dengan selisih 9.74 dan p value = 0.000.

Kesimpulan : hasil belajar mahasiswa lebih meningkat setelah menggunakan metode

group investigation dibandingkan metode konvensional. Diharapkan institusi pendidikan menyediakan tempat, fasilitas serta waktu untuk melakukan pembelajaran kooperatif group investigation.

Kata kunci : Pembelajaran Konvensional, Pembelajaran kooperatif Group Investigation, hasil belajar mahasiswa.


(13)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global), perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis (utamanya dalam pendidikan dan praktek berkewarganegaraan), dan perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Persaingan di dunia global menuntut perubahan pendidikan perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam dunia global. Adanya perubahan orientasi pendidikan tinggi kini tidak hanya menghasilkan manusia cerdas berilmu tetapi juga mampu berfikir kritis menerapkan keilmuannya di kehidupan masyarakat yang berbudaya (kompeten dan relevan) dan perubahan kebutuhan di dunia kerja yang terwujud dalam perubahan persyaratan dalam menerima tenaga kerja, yaitu persyaratan softskills yang dominan disamping hardskillsnya (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

UNESCO (1998) juga menjelaskan bahwa untuk melaksanakan perubahan besar di pendidikan tinggi berlandaskan kepada learning to know, learning to do,

learning to live together (with others), dan learning to be serta belajar sepanjang hayat (learning throughout life) (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Proses pembelajaran pendidikan tinggi secara umum berpusat pada dosen


(14)

mengikuti kuliah atau mendengarkan ceramah, mahasiswa kesulitan mengikuti atau menangkap makna esensi materi pembelajaran, sehingga kegiatannya sebatas membuat catatan yang kebenarannya diragukan. Pola proses pembelajaran dosen aktif dengan mahasiswa pasif ini efektivitasnya rendah dan tidak dapat menumbuhkembangkan proses partisipasi aktif dalam pembelajaran (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Intensitas pembelajaran mahasiswa umumnya meningkat pada saat-saat akhir mendekati ujian tetapi tidak efektif. Akibatnya materi dan proses pembelajaran sangat sulit untuk diases. Dosen menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Perbaikan pola pembelajaran ini telah banyak dilakukan dengan kombinasi lecturing, tanya-jawab, dan pemberian tugas, yang semuanya dilakukan berdasarkan pengalaman mengajar dosen dan bersifat trial-error. Keluaran proses pembelajaran tetap tidak dapat diases, serta memerlukan waktu lama pelaksanaan perbaikannya (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Mengacu pada permasalahan pendidikan tersebut usaha yang dilakukan adalah dengan perubahan situasi belajar oleh dosen melalui pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar dan peningkatan pelayanan mengajar (Suhardan, Suharto, dkk, 2013).

Pola pembelajaran di perguruan tinggi dikaji kemudian dilakukan perubahan dalam proses dan materi pembelajaran di perguruan tinggi agar tidak lagi berbentuk

Teacher-Centered Content-Oriented (TCCO), tetapi diganti dengan menggunakan prinsip Student-Centered Learning (SCL) yang disesuaikan dengan keadaan perguruan tingginya (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).


(15)

Perubahan pendidikan juga terjadi pada pendidikan kedokteran dimana berdarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), area kompetensi kedua yaitu mawas diri dan pengembangan diri bahwa pendidikan kedokteran harus menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning) meliputi belajar mandiri, berfikir kritis, umpan balik secara konstruktif dan refleksi diri. Dasar-dasar keterampilan belajar yang harus dimiliki mahasiswa kedokteran meliputi pengenalan gaya belajar (learning style), pencarian literatur (literature searching), penelusuran sumber belajar secara kritis, mendengar aktif (active listening), membaca efektif (effective reading), konsentrasi dan memori (consentration and memory), manajemen waktu (time management), membuat catatan kuliah (note taking), dan persiapan ujian (test preparation) (SKDI, 2012).

Berdasarkan kompetensi dokter tersebut kurikulum pendidikan kedokteran harus dilaksanakan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problem-based, Integrated, Community-based, Elective, Systematic/Structured) agar menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer (SPPDI, 2012).

Pembelajaran Student Centered memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Hal ini berarti mahasiswa harus didorong untuk memiliki motivasi dalam diri mereka sendiri, kemudian berupaya keras mencapai kompetensi yang diinginkan (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) sebagai pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dapat menggerakkan mahasiswa belajar secara berkelompok untuk memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok terdiri atas beberapa orang mahasiswa dengan kemampuan akademik


(16)

yang beragam. Metode ini sangat terstruktur dalam pembentukan kelompok, materi yang dibahas, langkah-langkah diskusi serta produk akhir yang dihasilkan ditentukan dan dikontrol oleh dosen. Mahasiswa hanya perlu mengikuti prosedur diskusi yang dirancang oleh dosen (Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Salah satu pembelajaran kooperatif adalah group investigation dapat membuat mahasiswa untuk berpikir secara kritis, aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Model ini tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi, seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan sehingga diharapkan akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa khususnya mahasiswa kedokteran (Lie, 2010, dalam Setiawan, Murti & Suriyasa, 2013).

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadyah Sumatera Utara (FK UMSU) adalah Fakultas Kedokteran yang baru menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dalam metode belajarnya hybrid dengan menggabungkan metode belajar konvensional dan metode belajar inovatif. Metode inovatif yang digunakan yaitu PBL (Problem Based Learning) dalam bentuk diskusi kelompok kelas tutorial.

Mahasiswa semester II merupakan mahasiswa baru yang umumnya terbiasa menggunakan metode konvensional di SMA dan belum terbiasa menggunakan metode belajar baru berbasis inovatif seperti metode pembelajaran kooperatif group investigation sehingga diharapkan setelah belajar dengan menggunakan metode ini dapat berimplikasi positif terhadap hasil belajar.

Dari uraian-uraian penelitian di atas, peneliti tertarik meneliti tentang “Perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II dengan menggunakan metode


(17)

pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation

pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014”.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian yaitu “Apakah ada perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014?”

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Menganalisa perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014. 2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik demografi responden pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada mahasiswa semester II pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014. b. Mengetahui kategori nilai hasil belajar mahasiswa semester II pada

kelompok kontrol pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014.

c. Mengetahui kategori nilai hasil belajar mahasiswa semester II pada kelompok eksperimen pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014.


(18)

d. Menganalisa perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014. e. Menganalisa perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014.

D. Manfaat penelitian 1. Praktik pendidikan

a. Bagi mahasiswa, metode pembelajaran kooperatif group investigation

memungkinkan mahasiswa untuk belajar dengan aktivitas yang tinggi baik secara fisik, mental, emosi maupun sosialnya.

b. Bagi dosen pengajar, penelitian sebagai referensi untuk menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik gaya belajar mahasiswa, sehingga dapat memaksimalkan pencapaian hasil belajar mahasiswa.

c. Bagi institusi pendidikan, metode pembelajaran kooperatif group investigation diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap kualitas pembelajaran dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan hasil belajar sehingga mampu memperbaiki mutu lulusan institusi.

2. Penelitian pendidikan

Sebagai khasanah pengetahuan bagi para pembaca dan bahan referensi bagi para peneliti yang lain dalam melakukan penelitian sejenis atau sebagai penelitian lanjutan.


(19)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar

1. Defenisi

Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat. Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. Akan tetapi menurut konsep Eropa, arti belajar agak sempit hanya mencakup menghapal, mengingat, dan mereproduksi sesuatu yang dipelajari (Notoatmodjo. 2007. hlm. 38).

2. Proses belajar

Menurut Notoatmodjo (2007, hlm. 39), dalam belajar tercakup hal-hal berikut :

a. Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan pokok dalam kegiatan belajar, sama halnya dengan pembiasaan.

b. Menambah/ memperoleh tingkah laku baru

Belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas kejiwaan sendiri. Sifat khas dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru, yang dahulu belum ada, sekarang menjadi ada, yang semula belum diketahui, sekarang diketahui, yang dahulu belum mengerti, sekarang dimengerti.


(20)

3. Ciri-ciri kegiatan belajar

Menurut Notoatmodjo (2007, hlm. 40), ciri-ciri kegiatan belajar :

a. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama.

c. Perubahan-perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Menurut Notoatmodjo (2007) dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output). Persolan masukan menyangkut subjek atau sasaran belajar. Persoalan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek belajar. Dalam hal ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode belajar mengajar yang digunakan, alat bantu belajar, dan materi atau bahanyang dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar, yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar. Proses kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut :

Metode belajar Alat – alat bantu

Input Output

(Subjek Belajar) (Hasil belajar)

Fasilitas belajar Bahan belajar

Skema 2.1. Proses Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya Proses Belajar


(21)

5. Proses belajar pada orang dewasa

Menurut UNESCO, pendidikan orang dewasa menurut isi, tingkatan, metodenya, formal maupun tidak formal merupakan lanjutan atau pengganti pendidikan di sekolah ataupun universitas. Hasil pendidikan orang dewasa berupa perubahan kemampuan, penampilan atau perilakunya (Notoatmodjo, 2007).

Perubahan perilaku di dalam proses pendidikan orang dewasa (andragogi) umumnya lebih sulit daripada perubahan perilaku di dalam pendidikan anak (pedagogi) karena orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu. Untuk itu diperlukan usaha-usaha agar subjek belajar meyakini pentingnya pengetahuan, sikap, dan perilaku tersebut bagi kehidupan yaitu dengan cara atau metode belajar mengajar yang tepat. Salah satu metode yang sangat cocok untuk pendidikan orang dewasa adalah dengan diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi (Notoatmodjo, 2007).

B. Metode Pembelajaran Kooperatif 1. Defenisi

Pembelajaran kooperatif merupakan kelompok strategi pengajaran yang melibatkan mahasiswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa, memfasilitasi mahasiswa dengan sikap kepemimpinan, membuat keputusan dalam kelompok, memberikan kesempatan untuk berinteraksi serta belajar bersama-sama antar mahasiswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2011).


(22)

Tabel 2.1.

Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional Adanya saling ketergantungan positif,

saling membantu, saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.

Pengajar sering membiarkan adanya mahasiswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.

Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”.

Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya homogen.

Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggotanya.

Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh pengajar atau kelompok dibiarkan untuk memeilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti

kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain,

dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.

Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, pengajar terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar-anggota kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

Pengajar memperhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Pengajar sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)

Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.


(23)

Menurut Ibrahim dalam Jauhari (2011) Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu :

a. Hasil belajar akademik

Belajar kooperatif mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi mahasiswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat model ini unggul dalam membantu mahasiswa memahami konsep-konsep sulit, meningkatkan nilai mahasiswa pada belajar akademik, perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar dan dapat member keuntungan baik pada mahasiswa kelompok bawah maupun atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaaan terhadap perbedaan individu

Penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya tentang tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh mahasiswa.

2. Unsur penting dan prinsip utama pembelajaran kooperatif

Menurut Johnson & Sutton (1992 dalam Trianto 2011), terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara mahasiswa.

Dalam belajar kooperatif mahasiswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.


(24)

b. Interaksi antara mahasiswa yang semakin meningkat.

Seorang mahasiswa akan membantu mahasiswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Interaksi yang terjadi dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.

c. Tanggung jawab individual.

Tanggung jawab mahasiswa berupa : membantu mahasiswa yang membutuhkan bantuan, mahasiswa tidak hanya sekedar membantu hasil kerja dan teman sekelompoknya.

d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.

Mahasiswa dituntut untuk berinteraksi dengan mahasiswa lain dalam kelompok dan bagaimana bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok sehingga menuntut keterampilan khusus. e. Proses kelompok.

Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Model pembelajaran kooperatif juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin (1995, dalam Trianto, 2011) adalah sebagai berikut :

a. Penghargaaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

b. Tanggung jawab individual, suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.


(25)

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, mahasiswa membantu kelompom dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa mahasiswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai

3. Fase-Fase pembelajaran kooperatif

Menurut Jauhari (2011, hlm. 54), terdapat enam fase dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

Tabel 2.2.

Fase pembelajaran kooperatif

No. Fase Peran Pengajar

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi mahasiswa

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dan memotivasi mahasiswa belajar.

2. Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada mahasiswa dengan jalan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3. Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok dalam belajar, yaitu pada saat mereka mengerjakan tugas.

5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari kelompok atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 6. Memberikan penghargaan Memberi penghargaan kepada individu atau

kelompok yang mendapatkan hasil yang baik. Misalnya dengan memberi hadiah.


(26)

C. Group investigation (investigasi kelompok) 1. Defenisi

Model pembelajaran ini berasal dari John Dewey (1970), diperbaharui dan diteliti oleh Shlomo dan Yael Sharan dari Universitas Tel Aviv, serta Rachel-lazarowitz di Israel. Pembelajaran model group investigation adalah model pembelajaran dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 mahasiswa yang heterogen, dimana kelompok mahasiswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu (Jauhari, 2011).

2. Langkah-langkah implementasi group investigation.

Menurut Slavin (2005), Implementasi group investigation sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur mahasiswa ke dalam kelompok

1) Para mahasiswa memiliki beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran

2) Para mahasiswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih

3) Komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan mahasiswa dan harus bersifat heterogen

4) Pengajar membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan


(27)

b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari

1) Para mahasiswa merencanakan bersama mengenai : a) Apa yang kita pelajari ?

b) Bagaimana kita mempelajarinya ? siapa melakukan apa ? (pembagian tugas)

c) Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini ? c. Melaksanakan investigasi

1) Para mahasiswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan

2) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya

3) Para mahasiswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensisntesis semua gagasan

d. Menyiapkan laporan akhir

1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka 2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

3) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi.

e. Mempresentasikan laporan akhir

1) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk 2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara


(28)

3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

f. Evaluasi

1) Para mahasiswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka

2) Pengajar dan mahasiswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran mahasiswa.

3) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

3. Kelebihan dan kekurangan group investigation

Menurut Istarani (2012, hlm. 86) ada kelebihan dan kekurangan pembelajaran

group investigation :

a. Kelebihan pembelajaran group investigation

1) Dapat memadukan antara mahasiswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen.

2) Melatih mahasiswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

3) Melatih mahasiswa untuk bertanggungjawab sebab akan diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompok.

4) Mahasiswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil kelompok yang dilakukannya.

5) Melatih mahasiswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan yang ditemukannya.


(29)

b. Kekurangan Pembelajaran Group Investigation

1) Dalam berdiskusi seringkali yang aktif hanya sebagian mahasiswa saja. 2) Adanya pertentangan diantara mahasiswa yang sulit disatukan karena dalam

kelompok sering berbeda pendapat.

3) Sulit bagi mahasiswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia belum terbiasa untuk melakukan hal itu.

4) Bahan yang tersedia untuk melakukan penemuan kurang lengkap.

D. Metode pembelajaran konvensional

Metode pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional menggunakan metode ceramah dalam proses belajar dan mengajar, dimana pengajar mentransfer ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, sedangkan mahasiswa lebih banyak sebagai penerima. Mahasiswa dipandang sebagai mahasiswa yang belum mengetahui suatu apapun dan hanya menerima bahan-bahan yang diberikan. Pengajar adalah orang dewasa yang memiliki pengetahuan dan wewenang untuk menyampaikan pengetahuan kepada mahasiswa. Tujuan pembelajaran terbatas pada pemilik pengetahuan.

Dalam pembelajaran konvensional, penyaji materi pembelajaran, biasanya seorang pengajar selalu berusaha membuat peserta didik dapat memahami dan mengerti setiap maeri yang diberikan. Akan tetapi keaktifan pengajar dalam memberi pelajaran dan inovasi pengajar terhadap pemilihan metode yang digunakan juga akan dapat menunjukkan tingkat proses belajar mengajar dan keberhasilan mahasiswa.

Di dalam kelas pembelajaran konvensional, pengajar lebih dominan menggunakan metode ceramah dimana dominasi pengajar sebagai pemberi pembelajaran lebih banyak sehingga menciptakan situasi dan kondisi komunikasi


(30)

searah. Pembelajaran konvensional merupakan sutau penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah mahasiswa, kegiatan pada penceramahan dan komunikasi yang terjadi adalah satu arah.

Tujuan utama pembelajaran konvensional adalah mengembangkan daya intelektual mahasiswa, maka pembelajaran konvensional berpusat pada usaha menyampaikan pengetahuan. Tugas pengajar adalah mengajar dari sudut pengajar, yaitu berdasarkan pada apa yang dilakukannya dan bukan yang terjadi pada mahasiswa.

E. Hasil belajar

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yakni : Skema 2.2.

Hubungan Belajar Mengajar Tujuan Instruksional

(a) (c)

Pengalaman belajar Hasil Belajar (proses belajar mengajar) (b)

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan instruksional dengan hasil belajar (Sudjana, 2009).

Kegiatan penilaian (c), yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauhmana tujuan-tujuan instruksionsl telah dapat dicapai atau dikuasai mahasiswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar). Maka, hasil belajar adalah evaluasi


(31)

pembelajaran dalam bentuk nilai dengan instrument test. Hasil belajar mahasiswa berupa perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris (Sudjana, 2009).

Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada butir-butir soal dan tanpa hukuman yaitu banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban. Berikut tabel skor dalam buku panduan akademik Fakultas Kedokteran UMSU sebagai berikut :

Tabel 2.3. Tabel skor hasil belajar

NILAI ANGKA NILAI HURUF PREDIKAT

85 – 100 A Istimewa

80 - 84,99 B/A Sangat baik

75 - 79,99 B Baik

70 - 74,99 C/B Cukup baik

65 - 69,99 C Cukup

60 - 64,99 D/C Kurang dari cukup

55 - 59,99 D Kurang

0 - 54,99 E Gagal

(Panduan akademik Fakultas Kedokteran UMSU, 2011)

F. Materi Blok Metabolisme dan Nutrisi Terlampir


(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konseptual

Kerangka konsep adalah variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010). Variabel Independent dalam penelitian ini adalah kelompok 1 dengan metode pembelajaran konvensional dan kelompok 2 dengan metode pembelajaran kooperatif group investigation. Variabel

dependent penelitian ini adalah hasil belajar mahasiswa tentang blok metabolisme dan nutrisi yang kemudian dianalisis perbedaanya. Dimana hasil belajar diperoleh dari hasil pre test (tes awal) dan post test (tes akhir). Kerangka konsep yang berjudul “Perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation

pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014” adalah sebagai berikut :

Skema 3.1. Kerangka Konseptual

Variabel Independent Variabel Dependent

Pre test Post test

Perbedaan

Metode pembelajaran Konvensional

Hasil belajar Blok Metabolisme

dan Nutrisi 

Metode pembelajaran kooperatif group

investigation 

Hasil belajar Blok Metabolisme


(33)

B. Hipotesis

Hipotesa penelitian ini adalah Hipotesa alternatif : Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada BlokMetabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU.

C. Defenisi operasional

Tabel 3.1. Defenisi operasional No. Variabel Penelitian Defenisi Operasional Alat Ukur Cara ukur

Hasil ukur Skala ukur 1. Metode pembelajaran a. Metode pembelajaran konvensional : metode pembelajaran berpusat pada pengajar dimana penyajian materi menggunakan ceramah sebagai alat komunikasi lisan pada mahasiswa FK UMSU. b. Metode pembelajaran kooperatif group

investigation : metode pembelajaran kelompok dengan anggota 4-5 mahasiswa dengan Lembar jawa- ban hasil belajar Lembar jawa- ban hasil belajar Obser- vasi nilai hasil belajar Obser- vasi nilai hasil belajar Hasil belajar mahasiswa Hasil belajar mahasiswa Rasio Rasio


(34)

berbeda suku, bangsa, etnis dan indeks prestasi, mahasiswa FK UMSU melakukan penyelidikan mendalam dan mempresentasi kan laporannya ke seluruh kelas. 2. Hasil belajar Hasil berupa nilai

yang diperoleh mahasiswa FK UMSU dengan menjawab soal

pre test dan post test selama 2 kali pembelajaran.

Kuesio ner (1 set soal sebanyak 10 soal tentang subpokok bahasan Glikogeno lisis, Glukoneo genesis pada pertemu an kedua dan subpokok bahasan Fruktosa, Galaktosa pada pertemuan ketiga). Menghi tung jawa ban yang benar pada pertem uan kedua dan ketiga A (Istimewa) = 85-100 B/A (Sangat Baik) = 80-84,99 B (Baik) = 75-79,99 C/B (Cukup Baik) = 70-74,99 C (Cukup) = 65-69,99 D/C (Kurang dari Cukup) = 60-64,99 D (Kurang) = 55-59,99 E (Gagal) = 0-54,99 Rasio  


(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan menggunakan pre test-post test control group design yaitu kedua kelas diberi pre test (X) kemudian kelompok kontrol diberi perlakuan seperti biasanya dalam mengajar dengan metode konvensional (OK) sedangkan kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan metode

pembelajaran kooperatif group investigation (OGI). Kedua kelompok di tes dengan

tes yang sama berupa post test (Y). Hasil kedua tes akhir dibandingkan (diuji perbedaannya), demikian juga antara hasil tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir dan antara tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan (Sukmadinata, 2012).

Adapun rancangan penelitian ini seperti berikut : Tabel 4.1.

Desain penelitian

Pertemuan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Pre test Perlakuan Post test Pre test Perlakuan Post test

I Perkenalan Perkenalan

II X OK Y X OGI Y

III X OK Y X OGI Y

Keterangan : X : Pre test

Y : Post test

OGI : Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation


(36)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran UMSU T.A 2013/2014 yang berjumlah 160 orang dan terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas A sebanyak 80 orang dan kelas B sebanyak 80 orang.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pengamilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

Adapun kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bersedia menjadi responden penelitian dan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pertemuan kedua dan pertemuan ketiga, untuk kelompok eksperimen kelompok kecil harus heterogen dalam hal indeks prestasi dan jenis kelamin. Pertimbangan peneliti berdasarkan kriteria inklusi penelitian maka jumlah sampel yang dijadikan responden penelitian 80 orang. Dimana kelas A (kelompok kontrol) diambil sebanyak 40 orang dan kelas B (kelompok eksperimen) diambil sebanyak 40 orang.

Dari penelitian yang dilakukan peneliti bahwa pada kelompok kontrol, 1 orang mahasiswa tidak hadir di pertemuan kedua dan 1 orang di pertemuan ketiga sehingga sampel menjadi 38 orang. Pada kelompok eksperimen, 2 orang mahasiswa tidak hadir pada pertemuan kedua sehingga sampel menjadi 38 orang. Maka jumlah sampel penelitian ini menjadi 76 orang.


(37)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas A dan kelas B semester II kampus I Fakultas Kedokteran UMSU Jl. Gedung Arca no. 53 Medan. Tempat ini dipilih menjadi tempat penelitian karena pertimbangan adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden. Fakultas Kedokteran UMSU menerapkan metode pembelajaran konvesional dan metode inovatif seperti PBL (Problem Based Learning) dalam bentuk diskusi kelompok kelas tutorial serta belum pernah ada penelitian yang sama sebelumnya

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat pesetujuan melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan penelitian dengan didampingi oleh dosen pengajar di kelas A dan kelas B. Dalam hal ini peneliti melaksanakan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri untuk diteliti. Catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama


(38)

responden (anonimity) pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan NIM (Nomor Induk Mahasiswa). Data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijaga kerahasiaannya (confidentiality).

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa test objektif dengan jumlah soal 10 soal untuk pertemuan pertama dengan bentuk soal isian

(completion test). Dan 10 soal untuk pertemuan kedua yang terdiri dari 5 soal isian

(completion test) dan 5 soal bentuk pilihan berganda (multiple choice test). Dalam menjawab 1 soal dibutuhkan 1 menit sehingga untuk 10 soal dibutuhkan waktu 10 menit. Jawaban diberi skor 1 (satu) jika benar dan skor 0 (nol) jika jawaban salah, sehingga skor tertinggi 10 dengan nilai 100.

G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Dalam hal ini tidak dilakukan uji validitas karena pembuatan soal dilakukan oleh dosen ahli / koordinator Blok Metabolisme dan Nutrisi yaitu “dr. Meizly Andina, M.Biomed”.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen penelitian, artinya seberapa sering pun instrumen yang sama digunakan pada sampel yang sama maka hasilnya akan tetap sama (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Apabila nilai Alpha Cronbach mendekati angka 0.7 dinyatakan reliabel.


(39)

Uji reliabilitas diujikan dengan mahasiswa yang kriterianya sama dengan sampel penelitian sebanyak 20 orang yaitu 10 orang dari kelompok kontrol dan 10 orang dari kelompok eksperimen. Nilai Alpha Cronbach untuk soal di pertemuan pertama 0.365 dan untuk soal di pertemuan kedua 0.649, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua soal tidak reliabel.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pada pertemuan pertama peneliti melakukan perkenalan dengan menjelaskan tentang metode konvensional ke kelas A dan metode pembelajaran kooperatif group investigation ke kelas B. Untuk kelas A perkuliahan dilakukan dengan cara ceramah. Sedangkan mahasiswa kelas B (kelompok eksperimen), peneliti dan dosen pengajar membagi sebanyak 40 orang mahasiswa menjadi 8 kelompok beranggotakan 4-5 orang mahasiswa untuk melakukan investigasi terhadap topik yang telah dipilih.

Proses pengumpulan data responden dimulai dengan pertemuan kedua, peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan meminta kesediaan responden untuk menjadi subjek penelitian. Setelah responden setuju untuk menjadi subjek penelitian, responden menandatangani lembar informed consent yang disatukan dengan lembar jawaban responden.

Pada Kelompok kontrol, sebelum pembelajaran dilakukan pre test selama 10 menit kemudian dilakukan pembelajaran oleh dosen dengan metode konvensional selama 40 menit kemudian dilakukan post test selama 10 menit.

Pada kelompok eksperimen peneliti sebagai observer (pengamat), yaitu mengamati proses pembelajaran dengan metode pembelajaran koperatif group investigation dengan alat lembar observasi aktivitas belajar mahasiswa. Dosen memberikan pre test selama 10 menit kemudian mebagi mahasiswa dalam menjadi 8


(40)

kelompok dengan anggota 4-5 orang dimana Dosen berperan sebagai fasilitator dalam diskusi.

Berikut langkah-langkah pelaksanaan metode group investigation menurut Sharan, dkk (1984, dalam Trianto, 2011) :

1. Memilih topik

Mahasiswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya diterapkan oleh dosen. Selanjutnya mahasiswa diorganisasikan menjadi empat sampai lima anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

2. Perencanaan kooperatif

Mahasiswa dan pengajar merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3. Implementasi

Mahasiswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan mahasiswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Dosen secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.

4. Analisis dan sintesis

Mahasiswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara menarik dan dipresentasikan ke seluruh kelas.


(41)

5. Presentasi hasil final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikan dengan cara menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan mahasiswa lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasikan dikoordinasi dosen.

6. Evaluasi

Dosen mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual.

Setelah pembelajaran dilakukan post test selama 10 menit. Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan analisis data dan uji hipotesis kemudian diambil kesimpulan.

I. Analisa Data

  Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data mencakup kegiatan sebagai berikut : Editing (pemeriksaan data) proses pengolahan data dengan cara pengecekan kembali kelengkapan data yang telah terkumpul, apabila terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan dilakukan pendataan ulang. Coding

(Pemberian kode) pengolahan data dengan cara memberikan kode-kode pada setiap jawaban responden. Tabulating : proses pemasukan data atau menyusun data ke dalam bentuk tabel. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan yaitu cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.


(42)

Analisa data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Univariat

Data yang bersifat kategori seperti : jenis kelamin, indeks prestasi semester dicari frekuensi dan persentasenya. Data yang bersifat numerik seperti : nilai hasil belajar dicari frekuensi, presentase, mean dan standar deviasinya.

2. Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menguji pengaruh metode pembelajaran kooperatif group investigation dan metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar mahasiswa. Dalam menganalisis data secara bivariat, terlebih dahulu dicari mean dari pretest dan post test pada pertemuan kedua dan ketiga. Pengujian data dilakukan dengan uji t-dependent yaitu pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan pengukuran nilai hasil belajar sebelum dan nilai hasil belajar sesudah dilakukan pembelajaran dan diperoleh mean perbedaan sebelum dengan sesudah dilakukan intervensi. Sedangkan t-independent untuk membandingkan nilai hasil belajar sesudah dilakukannya intevensi pada kelompok eksperimen dan kontrol. Taraf signifikansi yang digunakan 95% (α = 0.05). Pedoman menerima hipotesis : apabila p value < 0.05 maka Ho ditolak, apabila p value > 0.05 maka Ho gagal ditolak. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.


(43)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pada Bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014. Responden pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada penelitian ini berjumlah 38 orang.

1. Analisa univariat

a. Karakteristik demografi responden

Hasil penelitian Karakteristik demografi responden yang dilakukan pada kelompok kontrol bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 orang (76.3%) dan pada kelompok eksperimen mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 orang (71.1%).

Berdasarkan indeks prestasi semester lalu, responden pada kelompok kontrol mayoritas memperoleh indeks prestasi 2.76-3.50 (sangat memuaskan) sebanyak 19 orang (50.0%) dan pada kelompok eksperimen mayoritas responden memperoleh indeks prestasi 2.76-3.50 (sangat memuaskan) sebanyak 23 orang (60.6%). Hal ini dapat dilihat di tabel 5.1 berikut ini :


(44)

Tabel 5.1.

Distribusi frekuensi responden kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan karakteristik mahasiswa semester II

di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014

Karakteristik Responden

Kelompok Kontrol (Kelas A)

Kelompok Eksperimen (Kelas B)

f % f %

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Indeks Prestasi Semester 3.51-4.00 (Dengan Pujian) 2.76-3.50 (Sangat memuaskan) 2.00-2.75 (Memuaskan) 9 29 4 19 15 23.7 76.3 10.5 50.0 39.5 11 27 4 23 11 28.9 71.1 10.5 60.6 28.9

b. Kategori nilai hasil belajar responden pada kelompok kontrol

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok kontrol, mayoritas nilai pre test

responden E (Gagal) sebanyak 38 orang (100%) dengan mean 30.00 dan standar deviasinya 8.621. Mayoritas nilai post test responden E (Gagal) sebanyak 16 orang (42.1%) dengan mean 56.71 dan standar deviasinya 16.897. Hasil tersebut dapat dilihat di tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2.

Distribusi frekuensi nilai responden kelompok kontrol pada mahasiswa semester II di Fakultas Kedokteran UMSU

tahun 2014

Kategori Nilai

Kelompok Kontrol

Pre test Mean SD Post test Mean SD

f % f %

85-100 -

-30.00 8.621

2 5.3

56.71 16.897

80-84,99 - - 6 15.8

75-79,99 - - -

-70-74,99 - - 1 2.6

65-69,99 - - 4 10.5

60-64,99 - - 6 15.8

55-59,99 - - 3 7.9


(45)

c. Kategori nilai responden pada kelompok eksperimen

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok eksperimen, mayoritas nilai pre test responden E (Gagal) sebanyak 32 orang (84.3%) dengan mean 42.37 dan standar deviasinya 9.982. Mayoritas nilai post test responden C (Cukup) sebanyak 13 orang (34.2%) dengan mean 66.45 dan standar deviasinya 8.922. Hasil tersebut dapat dilihat di tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3.

Distribusi frekuensi nilai responden kelompok eksperimen pada mahasiswa semester II di Fakultas Kedokteran UMSU

tahun 2014

Kategori Nilai

Kelompok Eksperimen

Pre test Mean SD Post test Mean SD

f % f %

85-100 -

-42.37 9.982

1 2.6

66.45 8.922

80-84,99 - - 2 5.3

75-79,99 - - 7 18.4

70-74,99 1 2.6 5 13.2

65-69,99 - - 13 34.2

60-64,99 1 2.6 4 10.5

55-59,99 4 10.5 4 10.5

0-54,99 32 84.3 2 5.3

2. Analisa bivariat

a. Perbedaan hasil belajar mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol

Hasil penelitian diperoleh rata-rata penilaian hasil belajar mahasiswa pre test

sebelum dilakukan metode pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol adalah 30.00 dengan standar deviasi 8.621. Rata-rata penilaian hasil belajar post test

sesudah dilakukan metode pembelajaran konvensional adalah 56.71 dengan standar deviasi 16.897. Terlihat perbedaan nilai mean pre test dan post test adalah 26.711 dengan standar deviasi 12.907. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000 pada α=0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan


(46)

hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan metode pembelajaran konvensional pada Blok Metabolisme dan Nutrisi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4.

Analisa hasil belajar mahasiswa semester II pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan intervensi di Fakultas Kedokteran UMSU

tahun 2014

Variabel Mean Beda Mean SD SD SE p value N Hasil Belajar

- Pre test

- Post test

30.00 56.71

26.711 12.907 8.621 16.897

1.399 2.741

0.000 38

b. Perbedaan hasil belajar mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen

Hasil penelitian diperoleh rata-rata penilaian hasil belajar mahasiswa pre test

sebelum dilakukan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada kelompok eksperimen adalah 42.37 dengan standar deviasi 9.982. Rata-rata penilaian hasil belajar post test sesudah dilakukan metode pembelajaran kooperatif

group investigation adalah 66.45 dengan standar deviasi 8.922. Terlihat perbedaan nilai mean pre test dan post test adalah 24.079 dengan standar deviasi 11.202. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000 pada α=0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran kooperatif group investigation pada blok metabolisme dan nutrisi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5.

Analisa hasil belajar mahasiswa semester II pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah dilakukan intervensi di

Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014

Variabel Mean Beda Mean SD SD SE p value N Hasil Belajar

- Pre test

- Post test

42.37 66.45

24.079 11.202 9.982 8.922

1.619 1.447


(47)

c. Perbedaan hasil belajar mahasiswa sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Rata-rata hasil belajar mahasiswa pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di kelompok kontrol adalah 56.71 dengan standar deviasi 16.897. Sedangkan rata-rata hasil belajar mahasiswa pada kelompok eksperimen adalah 66.45 dengan standar deviasi 8.922. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000 pada α=0.05 maka Ha diterima Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada Blok Metabolisme dan Nutrisi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6.

Analisa hasil belajar mahasiswa semester II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesudah dilakukan intervensi di

Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014

Variabel Mean SD SE p value N

Metode Pembelajaran - Konvensional -Group Investigation

56.71 66.45 16.897 8.922 2.741 1.447

0.000 38

B. Pembahasan

1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil

Dari hasil uji statistik t-dependent dimana perbandingan hasil belajar mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol terlihat nilai mean pre test=30.00 dan nilai mean post test=56.71 sehingga didapatkan beda mean sebesar 26.711 artinya ada perbedaan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional pada Blok Metabolisme dan Nutrisi.


(48)

perbedaan nilai mean pre test=42.37 dan post test=66.45 sehingga didapatkan beda mean sebesar 24.079 artinya ada perbedaan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional pada Blok Metabolisme dan Nutrisi.

Beda mean pada kelompok kontrol 26.711 lebih tinggi dibandingkan dengan beda mean kelompok eksperimen 24.079. Hal ini disebabkan pada kelompok kontrol, mahasiswa menjawab soal pre test dan post test dengan saling mencontek dan kurang memperhatikan apa yang diberikan oleh dosen, hal ini dilihat dari temuan peneliti bahwa mahasiswa yang duduk di posisi bangku belakang kebanyakan tidak memperhatikan dan cenderung saling mencontek sedangkan pada kelompok eksperimen tidak mengalami beda mean yang tidak terlalu tinggi disebabkan mahasiswa dalam menjawab soal pre test dan post test secara idividual.

Pada kedua kelompok baik kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama mengalami peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Dimana menurut Sukmadinata (2012) dengan belajar dapat memberikan modal kemajuan. Keberhasilan belajar didasari pemahaman yang ditentukan oleh ketepatan pemilihan tipe pembelajaran.

Sejalan dengan dengan penelitian Kartani (2013) bahwa setelah dilakukan intervensi dengan pembelajaran konvensional dan pembelajaran kooperatif group investigation, nilai mean sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) mengalami peningkatan hasil belajar PKn di SMK PGRI 1 Singaraja pada kelas X.

Berdasarkan uji t-independent yang dilihat melalui data nilai rata-rata post test, dimana nilai rata-rata post test kelompok eksperimen 66.45, sedangkan pada kelompok kontrol nilai rata-rata post test=56.71. Dalam hal ini terdapat perbedaan


(49)

nilai rata-rata sebesar 9.74 atau mengalami peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif group investigation. Peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang menjadi kelebihan metode pembelajaran kooperatif yang tidak terdapat dalam metode konvensional.

Pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional dengan cara mengajar ceramah dan tanya jawab. Metode pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berorientasi kepada dosen pengajar (teacher centered) dimana proses pembelajaran, materi, dan keberhasilan belajar tergantung oleh dosen. Pembelajaran seperti ini kurang efektif karena mahasiswa cenderung tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh dosen sehingga kurang berpengaruh pada hasil belajar.

Menurut Sanjaya (2013) proses pendidikan saat ini dibangun oleh dosen umumnya cenderung terbatas pada penguasaan materi pelajaran, tidak mampu mengembangkan kreativitas berfikir atau proses belajar mengajar cenderung menempatkan mahasiswa sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai informasi dan bahan-bahan hafalan. Pembelajaran ini terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali mahasiswa memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.

Pada kelompok kontrol mahasiswa belajar secara individualistik sehingga tidak tergantung pada mahasiswa lain. Adapun keberhasilan dan kegagalan teman-temannya yang lain tidak akan berpengaruh pada nilai mereka. Nilai mahasiswa ditentukan oleh usaha diri sendiri dan standar yang ditetapkan oleh dosen.

Sebaliknya, dalam metode pembelajaran kooperatif berpusat pada mahasiswa (student centered), mahasiswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil


(50)

yang saling membantu sama lain. Kelas disusun dengan kemampuan yang heterogen yaitu terdiri dari campuran kemampuan mahasiswa, jenis kelamin, dan suku. Mahasiswa mencari dan menelaah topik melalui diskusi secara bersama-sama kemudian mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini bermanfaat untuk melatih mahasiswa menerima perbedaan dan bekerja sama dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Menurut Trianto (2011), pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja mahasiswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu mahasiswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu mahasiswa menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Selain itu, juga dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Menurut Slavin (1995, dalam Sanjaya, 2013, hal. 309) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Pembelajaran kooperatif juga dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian pendidikan Rismawati (2012) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif group investigation dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV SDN 80/1 Rengas Codong.

Penelitian yang sama tentang pendidikan oleh Suhendri (2013) menyatakan bahwa penggunaan model kooperatif tipe group investigation meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP IT Al-Fityan Medan.


(51)

Kemudian penelitian pendidikan Novita (2013) menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa di SMA Swasta HKBP Kec. Dolok sanggul yang dilihat dari nilai mean kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Dari beberapa penelitian baik di SD, SMP, SMA dan penelitian peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif group investigation

lebih unggul daripada pembelajaran konvensional.

2. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan yang dialami peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah keterbatasan waktu untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif group investigation. Karena keterbatasan ini, mahasiswa dalam melakukan diskusi bersama teman sekelompok menjadi kurang efektif. Durasi waktu 1 jam dalam melakukan pembelajaran ini menyebabkan tidak semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Alternatif yang diambil dosen dan peneliti adalah dengan memberikan kesempatan presentasi hasil diskusi hanya untuk 2 kelompok dari 8 kelompok yang dipilih secara acak oleh dosen. Kemudian karena keterbatan waktu ini juga menyebabkan mahasiswa terburu-buru dalam menjawab soal pre test dan post test

yang diberikan oleh dosen.

Selain itu, faktor situasi dan kondisi ruangan kelas yang tidak kondusif seperti ruangan kelas yang sempit dan keributan mahasiswa meyebabkan banyak mahasiswa pada kelompok eksperimen yang kurang berkonsentrasi dalam melakukan diskusi. Sedangkan pada kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah) banyak mahasiswa yang duduk di posisi paling belakang tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh dosen. Kondisi kelas yang sempit


(52)

juga menyebakan mahasiswa melakukan aksi menyontek dalam menjawab soal pre test dan post test. Dalam hal ini dosen kurang memperhatikan manajemen kelas.

Pengetahuan awal yang dimiliki mahasiswa dari pembelajaran sebelumnya (prior knowledge) mempengaruhi mahasiswa dalam menjawab soal, sehingga perbedaan hasil belajar dengan metode konvensional dan metode kooperatif group investigation terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan.

Kemudian, soal pre test dan post test setelah dilakukan uji reliabel ditemukan bahwa soal tersebut tidaklah reliabel sehingga apabila dipakai untuk penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang tidak baik.

3. Implikasi penelitian

Dari hasil penelitian ini menggambarkan bahwa metode pembelajaran kooperatif group investigation sebagai salah satu metode yang dapat meningkatkan hasil belajar bagi mahasiswa.


(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang perbedaan hasil belajar mahasiswa semester II dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik demografi responden semester II di Fakultas Kedokteran UMSU tahun 2014 diperoleh mayoritas pada kelompok kontrol jenis kelamin perempuan 29 orang (76.3%) dan mayoritas kelompok eksperimen jenis kelamin perempuan 27 orang (76.1%). Pada kelompok kontrol mayoritas memperoleh indeks prestasi semester lalu 2.76-3.50 (sangat memuaskan) 19 orang (50.0%), pada kelompok eksperimen mayoritas memperoleh indeks prestasi semester lalu 2.76-3.50 (sangat memuaskan) 23 orang (60.6%).

2. Pada kelompok kontrol, mayoritas nilai pre test responden E (Gagal) 38 orang (100%) dengan mean 30.00 dan standar deviasinya 8.621. Mayoritas nilai post test

responden E (Gagal) 16 orang (42.1%) dengan mean 56.71 dan standar deviasinya 16.897.

3. Pada kelompok eksperimen, mayoritas nilai pre test responden E (Gagal) 32 orang (84.3%) dengan mean 42.37 dan standar deviasinya 9.982. Mayoritas nilai post test responden C (Cukup) 13 orang (34.2%) dengan mean 66.45 dan standar deviasinya 8.922.


(54)

4. Dari hasil analisis statistik uji t-dependent pada kelompok kontrol diperoleh p=0.000 < 0.05 maka, ada perbedaan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan metode pembelajaran konvensional pada Blok Metabolisme dan Nutrisi.

5. Pada kelompok eksperimen diperoleh p=0.000 < 0.05 maka, ada perbedaan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation pada Blok Metabolisme dan Nutrisi.

6. Dari hasil analisis statistik dengan uji t-independent nilai p=0.000 < 0.05 maka, ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif group investigation pada Blok Metabolisme dan Nutrisi.

B.Saran

3. Praktik pendidikan

d. Bagi mahasiswa, diharapkan mau membuka diri dalam mencoba metode pembelajaran kooperatif group investigation.

e. Bagi dosen pengajar, diharapkan melakukan uji validitas dan reliabilitas soal yang akan diberikan pada mahasiswa.

f. Bagi institusi pendidikan, diharapkan menyediakan tempat, fasilitas serta waktu untuk melakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif

group investigation. 4. Penelitian pendidikan

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya melakukan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan khususnya di institusi pendidikan kebidanan.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Akademik & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi.

Jakarta.

Hastono, S. P. (2001). Modul Analisis Data. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Jauhari, M. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Kartani, N. M. (2013). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Pkn. Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Novita, M. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Dengan Media Siswa Di SMA Swasta HKBP Doloksanggul Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Medan : Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA UNIMED.

Rismawati, E. (2012). Pengaruh Penerapan Model Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV SDN 80/1 Rengas Condong. Skripsi. Jambi : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekis Press.

Sanjaya, W. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Setiawan, Murti & Suryasa. (2013). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah ilmu kesehatan pada jurusan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Universitas pendidikan ganesha singaraja. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga, 1 (1), 1-13.

Sitohang, N. A., & Siregar, F. L. S. (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.


(56)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia. (2012). Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia

Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. (2012). Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N, S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suhardan, D & Suharto, N, dkk. (2013). Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suhendri, D. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kelompok Investigasi (Group Investigation) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Kelas VII Semester I SMP IT Al-Fityan Medan Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Medan : Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNIMED.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Panduan Akademik Fakultas Kedokteran UMSU. (2011). Medan : Medical Education Unit (MEU) FK UMSU.


(57)

(58)

(59)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

NPM :

Kelas :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, Saya bersedia secara sukarela menjadi responden dan mengizinkan dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar Saya.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Mei 2014


(60)

 


(61)

 


(62)

(63)

(64)

 


(65)

(66)

 


(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

SOAL PRE TEST/ POST TEST PERTEMUAN II

1. Sintesis atau pembentukan glukosa dari substrat non-KH  ... .

2. Hidrolisis satu triasilgliserol menghasilkan 3 asam lemak bebas dan ... (merupakan substrat glukoneogenesis).

3. Salah satu reaksi glikolisis ireversible yang tidak bisa digunakan pada glukoneogenesis : konversi glucose  glucose 6-phosphate oleh ... .

4. Karena membran mitokondria tidak memiliki transporter oksaloasetat, maka sebelum dikeluarkan dari mitokondria oksaloasetat harus direduksi menjadi ... oleh mitochondrial malate dehydrogenase.

5. Pada hiperglikemia, bila giltrat glomerular mengandung banyak glukosa dari pada yang direabsorbsi akan menyebabkan ... .

6. Oksidasi glucose 6-phosphate menjadi pentose phosphates disebut ... . 7. Sel-sel yang membelah cepat menggunakan ... untuk membuat RNA, DNA,

dan coenzymes.

8. Produk esensial dari pentose phosphate pathway adalah ... .

9. ... mengkatalis phosphorylasi fructosa  fructose 1-phosphate by aldolase B

 dihydroxyacetone phosphate + glyceraldehyde. 10. Konversi UDPGal  UDPGlc dikataltalisis oleh ... .


(82)

SOAL PRE TEST/ POST TEST PERTEMUAN III

1. Degradasi glikogen menjadi glukosa  ... . 2. Sintesis glikogen  ... .

3. Insulin menghambat proses glycogenolysis dan merangsang ... . 4. Sintesis glikogen : Glukosa 1 posfat + UTP  ... .

5. Otot tidak dapat memberi glukosa ke darah karena tidak memiliki enzim ... (mengkatalis reaksi glukosa 6 posfat  glukosa)

6. A bifunctional enzyme

a. Glycogen phosphorylase d. Glucose 6 phosphatase b. Phosphoglucomutase e. Debranching enzyme c. Phosphoglucokinase

7. Lacking in muscle, but present in normal liver

a. Glycogen phosphorylase d. Glucose 6 phosphatase b. Phosphoglucomutase e. Debranching enzyme c. Phosphoglucokinase

8. Catalyzes phosphorolysis of glycogen

a. Glycogen phosphorylase d. Glucose 6 phosphatase b. Phosphoglucomutase e. Debranching enzyme c. Phosphoglucokinase

9. Phosphorylation activates all of the following except

a. Glycogen phosphorylase d. Protein kinase

b. Inhibitor 1 e. Protein kinase C c. Phosphorylase kinase

10. cAMP activates

a. Glycogen phosphorylase d. Protein kinase

b. Hexokinase e. Protein kinase C c. 6 phosphofructo 1 kinase


(83)

KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST/POST TEST PERTEMUAN II

1. Glukoneogenesis 2. Gliserol

3. Heksokinase 4. Malat 5. Glucosuria

6. Pentose phosphate pathway/ HMP shunt 7. Pentosa

8. NADPH 9. Fructokinase

10.UDP Gal 4 epimerase

KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST/POST TEST PERTEMUAN III

1. Glikogenolisis 2. Glikogenesis 3. Glikogenesis 4. UDP Glukosa 5. Glukosa 6 Posfatase 6. E

7. D 8. A 9. D 10.D


(84)

PROSEDUR PENELITIAN TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER II DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA BLOK METABOLISME

DAN NUTRISI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UMSU TAHUN 2014 1. Peneliti menjelaskan kepada dosen pengajar tentang metode pembelajaran

yang akan dilakukan. Peneliti sebagai pengamat (observer). Peneliti dan dosen pengajar menentukan kelas A sebagai kelompok kontrol diberi intervensi dengan metode pembelajaran konvensional dan kelas B sebagai kelompok eksperimen diberi intervensi dengan metode pembelajaran kooperatif group investigation.

2. Memperkenalkan diri dan menberitahukan maksud dan tujuan penelitian kepada mahasiswa kelas A dan mahasiswa kelas B.

3. Dosen memberikan tes awal (pre test) dan peneliti memberikan informed concent.

4. Dosen melakukan pembelajaran sebanyak 2 (dua) kali pertemuan. Kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional (ceramah) dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran kooperatif group investigation. Untuk kelompok eksperimen mahasiswa dikelompokkan sebanyak 4-5 orang dalam satu kelompok.

5. Mengukur hasil belajar masing-masing responden dengan memberikan tes akhir (post test) berupa kuesioner bentuk tes objektif isian yang isinya sama dengan tes awal.


(85)

JADWAL KULIAH BLOK METABOLISME DAN NUTRISI SEMESTER II T.A 2013/2014

MINGGU I

HARI/

TANGGAL Jam

GRUP A GRUP B

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Pemberi Materi Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Pemberi Materi

SENIN/ 05 Mei 2014

08.00 - 0

9.00 Pengantar blok PJ Blok Belajar mandiri

09.00 - 1 0.00

Dasar Metabolis me

Fungsi metabolisme , bahan metabolism e , bentuk simpanan energi, sumber ene rgi aerob dan anaerob

dr. Robitah Asfur, M.Biomed Pengantar blok PJ Blok

10.00 - 1

1.00 Belajar mandiri

Dasar Metabol isme

Fungsi metabolisme , bahan metabolism e , bentuk simpanan energi, sumber ener gi aerob dan anaerob

dr. Robitah Asfur, M.Biomed

11.00 - 12.00

Metabolisme k

arbohidrat Glikolisis dan glikogenesis

dr. Meizly Andina, M.Biomed

12.00 - 1

2. 30 ISHOMA ISHOMA

13.30 - 1

4.30 Bahasa Inggris II

Bambang Panca Sahputra, S.Pd, M.H

um Belajar mandiri

14.30 - 15.30

Metabolisme kar

bohidrat Glikolisis dan glikogenesis dr. Meizly Andina, M.Biomed

Bahasa Inggri s II

Bambang Panca Sahputra, S.Pd, M.P d


(86)

16.00 - 1

7. 00 Ilmu Komputer Asrar Aspia Manurung, S.Pd

KKD I B1 & B2

Instruktur KKD

17.00 - 1

8.00 Belajar mandiri

SELASA/ 0 6 Mei 2014

08.00 - 0 9.00

Tutorial Tutor

Belajar mandiri 09.00 - 10.00 Metabolisme kar bohidrat Glikogenolisis, glukoneo

genesis dr. Meizly Andina, M.Biomed 10.00 -

11.00

Metabolisme kar bohidrat

Glikogenolisis, glukoneogene

sis dr. Meizly Andina, M.Biomed

Tutorial

Tutor 11.00 - 1

2.00 Belajar mandiri

12.00 -12

. 30 ISHOMA ISHOMA

13.30 - 1 4.30

KKD I TK1 A1 & A2 Instruktur KKD

Belajar mandiri 14.30 - 1

5.30

RABU/ 07 Mei 2014

08.00 - 0 9.00

Belajar mandiri KKD I B1 & B2 BM

Instruktur KKD 09.00 - 1

0.00 10.00 - 1 1.00

Studi Kemuhammadiyahan I Maulana Siregar, M.A

Belajar mandiri

11.00 - 1

2.00 Ilmu Komputer Asrar Aspia Manurung, S.Pd

12.00 - 1


(1)

   

T-TEST GROUPS=Independent(0 1) /MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=Nilai /CRITERIA=CI(.9500).

T-TEST GROUPS=Metodebelajar(0 1) /MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=Nilai /CRITERIA=CI(.9500).

T-Test

Group Statistics

Metodebelajar N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai Group investigation 38 66.45 8.922 1.447

Ceramah 38 56.71 16.897 2.741

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Nilai Equal variances

assumed 15.509 .000 3.141 74 .002 9.737 3.100 3.561 15.913 Equal variances not

assumed 3.141 56.144 .003 9.737 3.100 3.528 15.946


(2)

Lampiran 11

   


(3)

   


(4)

Lampiran 12

   


(5)

 

   


(6)

Lampiran 13

   

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Kholilah Lubis

Tempat/ tanggal lahir : Pematangsiantar/ 31 Oktober 1991 Agama/ Suku : Islam/ Mandailing

Nama Ayah : Alm. H. Ilyas Amron Lubis Nama Ibu : Hj. Rosleni Nasution

Status : Belum menikah

Anak Ke : 3 dari 6 bersaudara

Alamat : Jl. Jawa No. 100 P. Siantar

Riwayat Pendidikan Formal

TAHUN 1995-1997 : TK Islam MBBA Kota Pematangsiantar TAHUN 1997-2003 : SD YP. Keluarga Kota Pematangsiantar TAHUN 2003-2006 : SMP Negeri 4 Kota Pematangsiantar TAHUN 2006-2009 : SMA Negeri 3 Kota Pematangsiantar

TAHUN 2009-2012 : D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan TAHUN 2013-2014 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU  


Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

1 50 165

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan

1 7 202

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

0 0 6

Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

0 0 58

Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

0 0 13

Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Semester II Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Dan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Blok Metabolisme dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran UMSU Tahun 2014

0 0 11