138 tanggungjawab bersama kelompok yang sudah dibentuk. Siswa juga merasa lebih
mudah dan nyaman saat bertanya mengenai materi yang belum dipahami, karena siswa dapat bertanya kepada masing
– masing anggota kelompok, apabila masih dirasa belum paham siswa dapat bertanya kepada guru. Namun guru cenderung
kurang fokus terhadap pembelajaran. Sedangkan berdasarkan observer kedua siswa cenderung lebih banyak bertanya kepada teman, siswa juga cenderung membuat
kegaduhan, lebih banyak membicarakan hal – hal diluar materi pembelajaran, siswa
apabila satu sama lain tidak mengerti siswa cenderung diam. Selain itu dari pihak guru, guru cenderung keluar masuk ruang kelas, sehingga guru cenderung kurang fokus
terhadap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan refleksi tersebut peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat dan guru sepakat akan melakukan perbaikan
tindakan di siklus kedua.
c. Siklus Kedua
1 Perencanaan study and plan Tahap perencanaan pada siklus kedua sesuai dengan hasil refleksi pada siklus
pertama. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran membuat pola kebaya yang akan
digunakan, kemudian menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan untuk pengamatan terhadap proses peningkatan kompetensi siswa selama berlangsungnya
tindakan. Penilaian terhadap hasil jadi gambar pola menggunakan instrumen berupa lembar penilaian unjuk kerja, lembar observasi dan tes pilihan ganda.
139 2 Pelaksanaan Tindakan take action
a Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua dilaksanakan pada hari Senin, 3 Maret
2014 jam ke 1-5. Pelajaran dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 11.15 WIB. Satu jam pelajaran adalah 45 menit, sehingga keseluruhan 5 jam pelajaran yaitu 225 menit.
Peneliti dan kolaborator selaku pengamat melaksanakan pengamatan secara bersama-sama. Materi yang diberikan merupakan lanjutan dari siklus pertama, dengan
mengadakan variasi dalam menyampaikan materi. Pada awal kegiatan belajar guru menyampaikan tentang model cooperative
learning dengan metode discovery learning dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi membuat pola kebaya. Selanjutnya guru melakukan
pembagian kelompok seperti siklus pertama. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Setelah mendapatkan kelompok maka guru memberi pengarahan mengenai cara kerja
model cooperative learning dengan metode discovery learning. Cara kerja pelaksanaan pembelajaran berlangsung di mana siswa bekerja dalam
kelompok masing-masing siswa mempunyai wewenang untuk membantu temannya yang belum paham dalam mengerjakan tugas sesuai materi yang diberikan guru.
Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning dengan metode discovery learning adalah sebagai fasilitator yang selalu
memberikan pengawasan dan control terhadap pekerjaan siswa. Guru memberikan sanjungan kepada siswa yang sudah dapat membuat pola
kebaya dengan baik, sebagai penambah motivasi dan dorongan bagi siswa-siswa yang lain. Setelah waktu yang ditentukan untuk membuat pola selesai, semua siswa
140 mengumpulkan hasil pekerjaannya, kemudian guru memberikan tes pilihan ganda
dengan batas pengerjaan waktu yang ditentukan. Selesai pembelajaran guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama, sebagai
hasil kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b Penilaian
3 Pengamatanobservasi collect and analyze evidence Siklus Kedua Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan kompetensi membuat pola kebaya
melalui model cooperative learning dengan metode discovery learning dengan bantuan media jobsheet dan handout dilakukan mulai dari pengamatan melalui lembar
observasi. Berdasarkan data hasil penelitian melalui lembar observasi tersebut, pembelajaran
membuat pola kebaya pada siklus kedua dengan tindakan melalui model cooperative learning dengan metode discovery learning dengan bantuan media jobsheet dan
handout yang digunakan guru pada pembelajaran membuat pola kebaya dapat meningkatkan kompetensi siswa. Hasil penilaian observasi secara lengkap disajikan
dalam lampiran. 4 Refleksi reflect Siklus Kedua
Refleksi pada siklus kedua menunjukkan bahwa tindakan melalui model cooperative learning dengan metode discovery learning dengan bantuan media
jobsheet dan handout sudah memberikan peningkatan kompetensi siswa. Berdasarkan catatan lapangan pada proses pembelajaran siklus kedua oleh observer pertama
terdapat peningkatan dari siklus pertama. Siswa sudah paham dengan cara kerja model cooperative learning dengan metode discovery learning, sehingga ketika siswa
141 bergabung dalam kelompok dan setiap kelompok berusaha untuk menyelesaikan
masalah masing-masing dari anggota yang belum paham mengenai materi yang sedang dipelajari tidak lagi membutuhkan waktu yang cukup lama dan evaluasi untuk
mengkondusifkan pelaksanaan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat efektif dan efisien, siswa yang tidak mengerti mau bertanya terhadap guru mata
pelajaran, namun siswa lebih cenderung bertanya kepada observer pertama. Selain itu dari pihak guru, guru lebih fokus terhadap pembelajaran. Sedangkan menurut observer
kedua, juga terdapat peningkatan dimana siswa lebih cenderung aktif, lebih fokus dalam pembelajaran namun terdapat beberapa siswa cenderung bertanya pada
observer pertama. Dari pihak guru, guru lebih fokus terhadap pembelajaran di siklus kedua.
Penggunaan model cooperative learning dengan metode discovery learning dalam pembelajaran membuat pola kebaya dapat berjalan secara efektif dan efisian.
Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan, pencapaian kompetensi membuat pola pada siklus kedua sudah meningkat.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Proses Pelaksanaan Tindakan Kelas