70
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Menurut Kemmis dalam Wina Sanjaya 2009 : 24, penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Suharsimi 2006 : 17
mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran pembuatan pola itu
sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti bukan seorang guru yang sedang melakukan tindakan. Oleh
karena itu, dijelaskan oleh Pardjono, dkk 2007 : 10 bahwa dalam PTK peneliti harus berkolaborator dengan guru, sehingga peneliti dan guru melakukan tindakan sampai
pada tahap analisis dan refleksi.
Menurut Suharsimi Arikunto 2006 : 16 dalam penelitian tindakan kelas ada 3 pengertian yang dapat diterangkan, yaitu :
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Ciri khusus dari penelitian tindakan kelas PTK adalah adanya tindakan action yang nyata, tindakan itu dilakukan pada situasi alami bukan dalam laboratorium dan
71 ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan
sesuatu yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Ciri khas lainnya dari penelitian tindakan kelas, yaitu :
1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
2. Hal yang dipermasalahkan bukan dari hasil kajian teoritis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan actual yang
terjadi dalam pembelajaran di kelas. 3. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. 4. Adanya kolaborasi kerja sama antara praktisi guru, kepala sekolah, siswa dan
lain-lain dan penelitian dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan persamaan tindakan action.
Suharsimi Arikunto, 2008 : 65 Tujuan penelitian tindakan kelas PTK, antara lain:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2. Membentu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta
sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan sustainable. Suharsimi Arikunto, 2008 : 61
Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis Mc Taggart terdapat empat tahapan penelitian dalam setiap langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi, Pardjono dkk, 2007 : 22. Adapun model Kemmis Mc Taggart dapat digambarkan pada gambar berikut :
72
Gambar 2. Tahapan PTK Model Kemmis dan Taggart
Suharsimi Arikunto, 2006 : 16 Penelitian ini direncanakan dalam 3 tahap yaitu tahap pra siklus, siklus
pertama,dan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan – tahapan sebagai berikut :
1 Perencanaan; 2 Tindakan dan Observasi dan 3 Refleksi, yakni : 1. Penyusunan Rencana Planning
Rencana PTK disusun berdasarkan pada hasil pengamatan awal sehingga mampu mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan. Dalam tahap
perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah : a mengidentifikasi masalah; b mencari penyebab masalah; c memilih masalah yang ada; dan d merancang
tindakan yang akan dilakukan. Rencana PTK hendaknya cukup fleksibel untuk dapat diadaptasi dengan pengaruh dan kendala yang belum atau tidak dapat diduga.
73 2. Tindakan Acting
Pada tahap tindakan dilaksanakan tindakan sebagaimana yang telah direncanakan. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan yang telah
dibuat. Perencanaan yang dibuat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan –
perubahan dalam pelaksanaannya. Jadi, tindakan bersifat dinamis dan fleksibel yang memerlukan pertimbangan yang matang untuk menghasilkan perbaikan.
3. Observasi Observasi atau pengamatan adalah proses untuk mengamati pelaksanaan
tindakan yang dilakukan oleh guru dan interaksi dengan siswa. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi dilakukan sedini
mungkin bersamaan dengan implementasi tindakan. Hal ini untuk mengetahui : 1 apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disepakati
dan 2 apakah telah terjadi perubahan, perkembangan atau peningkatan dalam pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan.
Observasi dilakukan terhadap tindakan yang sedang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencatat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Proses tindakan, pengaruh
tindakan yang disengaja atau tidak disengaja, perubahan perilaku dan situasi tempat tindakan dilakukan serta kendala tindakan dalam konteks terkait seluruhnya dicatat
dalam kegiatan yang terencana secara fleksibel dan terbuka. 4. Refleksi
Refleksi adalah mengingatkan dan merenungkan suatu tindakan yang telah dicacat dalam observasi. Refleksi merupakan kegiatan analisis, implementasi, dan eksplansi
74 penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas
pelaksanaan tindakan. Kegiatan dalam tahap refleksi yaitu : a. Merengungkan kembali mengenai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang
telah dilakukan. b. Menjawab tetang penyebab situasi dan kondisi yang telah terjadi selama
pelaksanaan tindakan. c. Pemperkirakan solusi atas keluhan yang muncul.
d. Mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi. e. Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, dalam tahap refleksi terhadap tahap evaluasi dan revisi.
a. Tahap Evaluasi Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sangat penting dan bermanfaat untuk
mengetahui keberhasilan tindakan yang dilaksanakan. Apabila tujuan belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka perlu dilakukan perubahan untuk menyusun
program baru sesuai dengan hambatan – hambatan yang ada di lapangan yang dapat
dilaksanakan pada siklus berikutnya. Kriteria evaluasi bersifat absolute sebagai acuan dalam mempertimbangkan dan
memberikan makna terhadap pencapaian setelah proses tindakan, yaitu bahwa hasil tindakan diukur dari pengamatan dan dibandingkan dengan standar minimal yang
ditentukan. Apabila setelah dilaksanakan tindakan terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya, maka tindakan tersebut dinyatakan berhasil tetapi apabila
perilaku belajar lebih buruk, maka tindakan dinyatakan belum berhasil. Sehubungan
75 dengan itu, maka perlu langkah revisi untuk memperbaiki atau menyusun rencana
program baru yang akan dilaksanakan pada program siklus II. b. Tahap Revisi
Pada tahap revisi, peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi. Selanjutnya diperoleh temuan tingkat keefektifan
desain pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning dan permasalahan yang muncul di lapangan. Temuan ini dapat dipakai sebagai dasar
melakukan perancangan ulang untuk penyempurnaan serta merevisi yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya.
B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian