36
D. Karakteristik Siswa Kelas IV SD
Menurut Mulyani Sumantri 2008: 49 menyatakan bahwa karakteristik anak SD yaitu usia antara 6 sampai dengan 12 tahun anak banyak
mengalami perubahan fisik maupun mental hasil perpaduan faktor intern maupun pengaruh dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan yang tak
kalah pentingnya adalah pergaulan dengan teman sebaya. Salah satu karakteritik siswa SD lainnya yaitu gaya belajar siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki 1999: 117 ada tiga yakni gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Siswa
yang memiliki gaya belajar tipe visual akan dengan mudah memahami materi jika media yang digunakan adalah media visual seperti gambar dan
video. Sedangkan siswa yang memililki gaya belajar yang auditif akan merespons dengan baik media yang menggunakan media auditorial dengan
mendengarkan penjelasan guru dari pada melihat atau menulis. Sedangkan siswa yang mempunyai gaya kinestetik lebih suka melakukan atau praktik
langsung dibandingkan membaca atau mendengarkan. Menururt Havighurst Ahmad Susanto, 2013: 72 pada masa kanak-
kanak akhir dan anak sekolah, yaitu usia enam hingga dua belas tahun, memiliki tugas perkembangan, sebagai berikut:
1. Belajar keterampilan fisik untuk perbandingan biasa sehari-hari.
2. Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang
sedang tumbuh. 3.
Belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya.
37
4. Belajar peranan sosial yang seuai sebagai pria atau wanita.
5. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari.
6. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala nilai.
7. Mencapai keberhasilan pribadi
8. Mengembangkan sikap-sikap terhadapa kelompok-kelompok dan
institusi-institusi sosial. Selanjutnya, Havighust menyatakan bahwa tugas perkambangan adalah
tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang berhasil akan menimbulkan rasa bangga dan
membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Teori pembelajaran yang sesuai tingkat perkembangan kognitif anak dikembangkan oleh Piaget Gantina Komalasari dkk, 2011: 19-20, proses
belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai umur bersifat hierakhis
Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif terbagi menjadi empat: 1.
Tahap sensorimotor 0 - 2 tahun Pertumbuhan kemampuan anak diperoleh dari mengordinasikan
pengalaman indera melihat, mendengar dengan gerakan motoriknya menggapai, menyentuh. Anak memperoleh pengetahuan berdasarkan
apa yang dilihat atau didengar di lingkungan sekitarnya. Contoh: ketika anak melihat ayahnya menggunakan kursi untuk duduk, suatu saat anak
tersebut akan menirukan hal yang sama tanpa diajarkan terlebih dahulu.
38
2. Tahap pra operasional 2 - 7 tahun
Tahap pemikiran anak lebih bersifat simbolis atau berupa bahasa tanda, mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Pada usia ini,
penggunaan bahasa mulai berkembang, anak sering menanyakan segala hal yang ingin diketahuinya secara rinci.
3. Tahap operasional konkret 7 - 11 tahun
Pada tahap ini anak sudah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda bersifat konkret. Contoh: pada
pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, dimana anak mengenal alat produksi pada jaman dahulu yang jarang atau belum
pernah mereka lihat sebelumnya dan belajar mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan produksi berdasarkan pengamatan melalui penggunaan
multimedia pembelajaran secara lebih jelas. 4.
Tahap operasional formal 11 - 18 tahun Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis
menggunakan pola berpikir “kemungkinan”, mengembangkan hipotesis untuk memecahkan masalah, menafsirkan, dan menarik kesimpulan
secara sistematis. Berdasarkan teori tersebut siswa kelas IV SD tergolong dalam tahap
opersional kongret. Untuk mengetahui karakteristik siswa peneliti dapat mempertimbangkan hal apa saja yang dibutuhkan siswa supaya penyampaian
materi pembelajaran dapat dengan mudah dipahami serta dicerna dengan baik. Peneliti memberikan salah satu solusi bagi guru kelas yaitu
39
menggunakan multimedia pembelajaran untuk memperjelas materi yang sifatnya teoritis, abstrak yang susah dipahami oleh siswa. Dengan demikian,
pembelajaran diharapkan menjadi lebih memperjelas hal yang abstrak, mudah dipahami, dan menarik bagi siswa.
E. Penelitian yang Relevan