Daftar GuruPegawai SLBA Karya Murni Medan Johor NSS: 1044076008008 Sarana dan Prasarana SLBA Karya Murni 1.

4.5 Daftar GuruPegawai SLBA Karya Murni Medan Johor NSS: 1044076008008

Tabel 4.1 NamaNIP Jenis Kelamin Kawin K tdk KawinTK Agama Pendidikan Terakhir Jabatan 1 Sr.Leoni Silaen, S.Pd P TK Katholik S1 KASEK 2 Binton Panjaitan, S.Pd L K Katholik S1 Guru 3 Lando L. Manurung, S.Pd L K Katholik S1 Guru 4 Kenneria Lubis, S.Pd P K Protestan S1 Guru 5 Robinson Tarigan, S.Pd L K Protestan S1 Guru 6 Kartini Sembiring, S.Pd P K Katholik S1 Guru 7 Emilia Sarumaha, SE P K Katholik S1 Guru 8 Lusia Cusita W, S.Kom P K Katholik S1 GuruPKS 9 Sr. Agatha Jimur, S.Pd L TK Katholik S1 Guru 10 Juwita L.Laoli, S.Pd P K Katholik S1 Guru 11 Rose H. Damanik, S.Pd P TK Protestan S1 Guru 12 Imelda Sinaga, S.Pd P TK Katholik S1 Guru 13 Deli. G. Simamora, S.SP P TK Katholik S1 Guru 14 Elisabet Marpaung, S.Sp P TK Katholik S1 Guru 15 Fransiskus Harianja L K Katholik SMP C.Service Universitas Sumatera Utara

4.6 Sarana dan Prasarana SLBA Karya Murni 1.

Sarana Tunanetra SLBA Karya Murni 1.Kacamata Sudah menjadi rahasia umum, kacamata hitam identik dengan tunanetra. Setiap orang yang memakai kacamata hitam akan mudah kita ketahui apakah dia awas atau tidak, apalagi kalau disertai dengan tongkat. Walaupun tidak dapat melihat dengan mata normal, mereka masih dapat mengenal orang-orang yang menjadi sesamanya. Pendengarannya yang peka, adalah alat yang pertama-tama yang mereka gunakan untuk mengenali orang yang bicara dengannya. Ingatannya terhadap vocal suara kita sangat kuat. Apabila mereka masih ragu untuk mengenali suara dan untuk meyakinkan lagi, mereka akan memegangi dan meraba tangan, badan bahkan sampai kewajah dan rabut kita. Naluri yang tinggi serta ingatannya yang tajam benar- benar luar biasa, lebih dari anak awas. Engan itu mereka dapat mengenali siapa saja yang pernah mereka temui walau itu mungkin sudah berlangsung lama. 2. Tongkat Tongkat sebagaimana kacamata hitam, identik dengan orang buta. Setiap orang buta memang selalu mempergunkan tongkat terutama kalu mereka berjalan. Tongkat, semacam radar bagi mereka untuk menapak dan mengetahui arah yang mereka tempuh. Tongkat ini terbuat dari batang aluminium karena aluminium sangat peka terhadap getaran. Memainkan tongkat ini bukan sembarangan, ada aturannya. Setiap kaki kanan dilangkahkan kedepan maka tongkat diayunkan kekiri. Setiap kaki kanan dilangkahkan kedepan maka tongkat diayunkan kekanan. Hail itu adalah untuk menjaga keseimbangan. Untuk berjalan pindah kesuatu tempat mereka sudah tidak diperlu dituntun lagi. Mereka umumnya telah lafal dengan rute perjalannya sehari- hari. Begitupun di jalan raya,bahkan untuk menyebrang, mereka dengan kepekaan Universitas Sumatera Utara pendengarannya mereka dapat merasakan saat yang tepat untuk melakukannya. Untuk menyetop angkot mereka juga bisa, pengamatannya terhadap suara sopir yang teriak- teriak menyatakan tujuan kendaraan membantu mereka menentukan pilihan menyetop angkutan mana yang mereka duduki. 3. Huruf Braille Braille adalah huruf timbul yang terdiri dari enam titik yang dapat dibaca oleh tunanetra melalui perabaan. Alat tulis Braille ini Reglet dan Pen. Tulisan Braille adalah daar dari semua mata pelajaran sekolah tunetra. Melalui tulisan, mereka bisa membaca, menuis surat dan mengetahui banyak hal tentang apa saja yang mereka ketahui selama ini. Melalui tulisan ini mereka tidak lagi merasa tersaing dan tersolasi, tidak lagi merasa tak berharga. Tapi setara dan sejajar dengan saudara- saudara yang normal. 4. Mesin Tik Braille Mesin Tik Braille prinsipnya sama dengan mesin tik biasa. Hanya huruf- hurufnya yang berupa titik-titik timbul. Di SLB-A ini, anak- anak tunanetra juga dibekali dengan pengetahuan mengetik tulisan Braille ini, yang oleh mereka akrab disebut dengn mengetik awas. 5. Mesin Tik Biasa Mesin tik biasa sama dengan yang kita kenal dengan sehari- hari. Tulisan serta huruf-huruf juga biasa huruf latin, bukan timbul sebagaimana tulisan Braille. Tapi keika diperagakan, meraka cukup mahir mengoperasikannya. Mereka hafal dimana letak huruf-huruf atau abjadnya. Mereka terlihat begitu serius dalam mempelajarinya, karena mahir dalam mengetik biasa, menjai syaraf utama bagi mereka untuk bisa mempelajari computer. 6. Komputer Universitas Sumatera Utara Salah satu keunggulan SLB-A ini adalah mereka dilengkapi dengan sarana computer. Pelaajaran computer diberikan kepada anak-anak SLTP LB-A. Pada umumnya mereka tidak terlalu sulit beradaptasi, karena sebelumnya mereka juga telah diperkenalkan dengan mahir mengoperasikan mesin tik. Komputer ini dilengkapi dengan display Braille. Setiap tampilan dilayar yang dihasilkan dari pengoperasian tust-tust keyboard akan mereka ketahui secara pasti dari display braille yang muncul atau menonjol secara otomatis. Display Braille dapat mereka raba dan segera tahu tampilan apa yang ada di layar. Yang penting bagi mereka adalah bisa menguasai perintah perintah serta cara pengoperasian komputer itu sendiri. 7. Printer Braille Sebagaimana komputer biasa yang mempunyai mesin printer, computer ini juga mempuyai printer Braille yang bisa memproduksi tulisan- tulisan Braille. Alat canggih ini tentu membantu SLB-A ini dalam pengadaaan buku-buku pegangan siswa. Maka tak heran bila mereka telah mempunyai sebuah perpustakaan sendiri yang menyediakan berbagai jenis buku-buku pelajaran sesuai kebutuhan mereka. 8. Mesin Jilid Naskah-naskah yang telah dicetak masih dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yang panjang dan lepas. Maka untuk menjadikannya menjadi sebuah buku, lembar-lembar printer ini tadi harus dijilid. Untuk itu disini tersedia sebuah mesin jilid yaitu sebuah alat yang berfungsi menyatukan lembaran-lembaran printer tersebut sesuai dengan keinginan kita. 9. Mesin Potong Buku yang dijilid harus dirapikan dan diratakan pinggiran-pinggirannya. Untuk ini pun juga telah tersedia sebuah mesin potong sesuai ukuran-ukuran kertas Universitas Sumatera Utara yang kita kehendaki. Dan semua ini diajarkan kepada mereka supaya mereka sendiri anak-anak tunanetra dapat melakukannya. 10. Tape Recorder Tape recorder mempunyai fungsi yang sangat vital bagi membangun kecerdasan anak tunanetra ini, melaui suara yang didengarkan dari tape recorder ini, mereka dilatih dan daya tangkapnya, daya pendengarannya, serta daya ingatnya. Kemampuan mereka menangkp isi dari cerita yang mereka dengar diuji melalui apa yang mereka tuliskan dalam huruf Braille. Mereka juga harus dapat menceritakan kembali atau menjawab pertanyaan dari guru pembingbing mereka seputar apa yang mereka dengar tadi. Tentunya dibantu dengan apa yang telah mereka tuliskanketika tape recorder tadi diperdengarkan sesui dengan sistem belajar PAKEM yang diterapkan disekolah ini, yaitu: Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Dengan cara inilah mereka dilatih untuk mampu mempelajari an memahami banyak bidang studi yang diajarkan pada mereka.. 11. Keterampilan a. Memasak. Memasak adalah pekerjaan yang harus diketahui, terlebih-lebih seorang wanita. Di sekolah ini, pelajaran keterampilan memasak juga mendapatkan perhatian. Mereka semua harus dibekali dengan semua keterampilan ini, sebab suatu kali mereka juga harus meninggalkan Karya Murni untuk hidup mandiri. b. Membuat tempe. Disamping memasak, mereka juga diajarkan bagaimana membuat tempe. Proses pembuatan tahu itu juga diperkenalkan kepada mereka. Disamping pekerjaannya yang mudah, dapat pula menjadi bekal pengetahuan setelah mereka mandiri kelak. Universitas Sumatera Utara c. Berkebun. Setelah Kara Murni pindah ke Karya Wisata ini, program perkebunan anak- anak tunanetra ini memang telah dapat digalakkan. Lahan yang cukup luas memungkinkan. Sayur-sayuran dan buah-buahan mereka tanam dengan arahan para guru dan suster-suster. d. Kerajinan Tangan Karya Murni terkenal dengan kerjinan tangannya. Khusus anak-anak tunanetra, kerajinan tangan ini dipilih untuk membuat anyaman keranjang, rajut-rajutan, konveksi meronce dan membuat bunga-bunga plastic. Tujuan sekolah yang utama adalah bagaimana anak-anak tunanetra ini hanya dengan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mereka gunakan kelak dikemudian hari. e. Message panti pijat. Orang tunanetra identik dengan mempunyai keahlian dalam memijat. Keahlian ini mereka peroleh terlebih dahulu dengan belajar dari Panti Asuhan Tunanetra. Para tunanetra yang sudah memahami struktur tubuh manusia dengan cara meraba. f. Musik. Salah satu kegiatan anak-anak SLB-A yang paling favorit adalah bermain musik. Walau tak dapat melihat, mereka bisa mengatur sendiri suara- suara gitar. Melodi ataupun basnya, mereka tahu menyetemnya sehingga menghasilkan paduan bunyi yang indah ditelinga. Dengan datangnya seorang guru, mereka telah diberdayakan dalam hal vocal. Paduan suara mereka telah mulai berkibar dan diperhitungkan. Semua ini tentu dan berbakat program-program penjadwalan yang ketat dalam beratih disekolah ini. 12. Kerohanian Mata mereka boleh buta tapi hati mereka harus dapat melihat sinar ilahi. Kegiatan kerohanian Karya Murni mendapat perhatian. Anak-anak tunanetra punya Universitas Sumatera Utara jadwal bertugas melayani misa pada setiap minggu ke III. Pada waktu-waku tertentu diadakan retret atau rekoleksi bagi mereka. 13. Pramuka Suatu hal yang sangat membanggakan ketika anak-anak tunanetra ini diberangkatkan ke Jambore Internasional sebagai kontingan Pramuka Luar Biasa Sumatera Utara di Cibubur pada tahun 1996. Anak-anak tunanetra Karya Murni ini mendapatkan prestasi yang tinggi dengan membawa piala-piala kejuaraan.

2. Prasarana Tunanetra SLBA Karya Murni

1. Ruang belajar yang cukup baik TKLBA, SDLBA, SMPLBA. 2. Ada ruangan khusus untuk belajar mengajar dengan menggunakan media Tape Recorder. 3. Ada ruangan kusus untuk keterampilan. 4. Ada ruang khusus untuk computer. 5. Ada ruang khusus musik. 6. Ada ruangan khusus untuk mengetik Braille dan Awas. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

6 79 143

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

8 90 130

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

8 67 136

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 9

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

2 3 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

0 2 10

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

0 0 16

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

0 0 14