Klasifikasi Tunanetra Tunanetra .1 Pengertian Tunanetra

2.4.2 Klasifikasi Tunanetra

Klasifikasi ketunanetraan secara garis besar yaitu dibagi menjadi 4 antara lain: 1. Terjadinya kecacatan, yakni sejak kapan anak menderita tunanetra yang dapat digolongkan sebagai berikut : a Penderita tunanetra sebelum dan sejak lahir, yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman melihat. b Penderita tunanetra sesudah lahir atau pada usia kecil, yaitu mereka yang sudah memiliki kesan-kesan serta penglihatan visual, tetapi belum kuat dan mudah terlupakan . c Penderita tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja, kesan kesan pengalaman visual meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi. d Penderita tunanetra pada usia dewasa, yaitu mereka yang dengan segala kesadaran masih mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri. e Penderita tunanetra dalam usia lanjut, yaitu mereka yang sebagian besar sudah sulit mengalami latihan-latihan penyesuaian diri. 2. Pembagian berdasarkan kemampuan daya lihat yaitu : Ukuran ketajaman pengelihatan : Normal: Jarak pengelihatan 200 feetkaki tes atau 60 meter Terbatas pengelihatan : 20 feetkaki atau 6 meter. Ukuran ketajaman pengelihatan dengan menggunakan kartu Snellen: 1. kartu bentuk E yang paling sering digunakan 2. kartu abjad : 3. kartu gambar-gambar bisa kurang efektif karena tidak semua gambar benda dikenal oleh anak- anak. Untuk pembagian anak tunanetra adalah: Universitas Sumatera Utara a Tunanetra dengan ketajaman penglihatan 620m- 660m atau 2070 feet- 20200 feet, yang disebut kurang lihat low vision. 2070 feet artinya jika anak normal mampu melihat hingga jangkauan 70 feet tapi anak tunanetra kategori di atas hanya dapat melihat pd jarak 20 feet. b Tunanetra dengan ketajaman penglihatan antara 660 m atau 20200 feet atau kurang, yang disebut buta blind. c Tunanetra yang memiliki visus 0, atau yang disebut buta total tolally blind. http:www.slideshare.karakteristik-dan-pendidikan-anak-tuna-netra, diakses pada tanggal 02 Juni 2014, pukul 17.00 Wib Secara umum Cruickshank dalam Efendi, 2006:44 membagi karakteristik kecerdasan anak tunanetra terhadap struktur kecakapan anak tunanetra yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengkomplarasikan dengan anak normal yaitu: a. Anak tunetra mengalami kenyataan nyata yang sama dengan anak normal, dari pengalaman tersebut kemudian di integrasikan kedalam pengertiaannya sendiri. b. Anak tunanetra cenderung menggunakan pendekatan konseptual yang abstrak menuju ke konkrit, kemudian menuju fungsional serta terhadap konsekuensinya, sedangkan pada anak normal yang terjadi sebaliknya. c. Anak tunanetra perbendaharaan kata- katanya terbatasa pada definisi kata. d. Anak tunanetra tidak dapat mebandingkan, tetutama dalam hal kecakapan numerik. Penegasan tentang tingkat kecerdasan anak tunanetra lebih rendah dari anak normal awas pada umumnya Tilman, dalam Efendi 2006 anak tunanetra mengalami hambatan persepsi, berpikir secara konferensif dan mencari rangkaian sebab akibat. Bahkan jika dikonfirmasikan dengan fase perkembangan kognitif Piaget, perkembangan kognitif anak tunanetra pada tingkat sensomotorik terhambat Universitas Sumatera Utara kurang lebih 4 tahun, dan fase intuitif terhambat 2 tahun. Meskipun dalam proses berpikirnya tidak berbeda dengan anak normal. 3. Berdasarkan pemeriksaan klinis 1. Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang dari 20 derajat. 2. Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 2070 sampai dengan 20200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan. 4. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata 1. Myopia; adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek didekatkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita Myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negatif. 2. Hyperopia; adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita Hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif. 3. Astigmatisme; adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik pada jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan lensa silindris http:www.pkplkdikmen.di akses tanggal 04 Juni 2014, Pukul 10.00 Wib. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Faktor Penyebab Tunanetra 1. Pre-natal

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

6 79 143

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

8 90 130

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

8 67 136

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 9

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

2 3 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

0 2 10

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa Sumatera Utara

0 0 16

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

0 0 14