Kemitraan Masyarakat-Dunia usaha Kesejahteraan Masyarakat

Sedangkan untuk poros kedua, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut: - Menetapkan dan menjamin pencapaian standar minimal - Kebijakan publik tentang peran bisnis - Tata-pamong korporat - Investasi yang mendukung dan bertanggung jawab - Filantropi dan community development - Keterlibatan dan representasi stakeholder - Produksi dan konsumsi yang mendukung CSR - Sertifikasi yang mendukung CSR, standar beyond compliance, sistem manajeman - Transparansi dan pelaporan yang mendukung CSR - Proses multipihak pedoman dan konvensi

3.2 Kemitraan Masyarakat-Dunia usaha

Peran masyarakat terutama komunitas lokal sangat menentukan dalam upaya perusahaan memperoleh rasa aman dan kelancaran dalam berusaha. Peran serta mereka merupakan salah satu kunci sukses dalam penerapan program CSR. Bentuk peran serta masayarakat yang diharapkan dalam pelaksanaan program CSR antara lain adalah memberikan informasi, saran dan masukan atau pendapat utnuk menentukan program CSR yang akan dilakukan. Disamping itu perlu adanya partisipasi aktif dari komunitas dalam setiap pelaksanaan program CSR juga sangat diperlukan. Komunitas lokal adalah warga yang bermukim di sekitar aset perusahaan. Mereka harus dipandang sebagai satu kesatuan dengan perusahaan yang dapat memberikan manfaat timbal balik. Kenyataan membuktikan bahwa masih banyak perusahaan yang belum cukup menyadari pentingnya membangun kemitraan dengan komunitas yang ada disekitarnya. Akibatnya, program CSR yang digelar hanya berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.

2.4 Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan bermula dari kata “sejahtera” yang berarti aman sentosa, makmur, terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran nurdin, fadhil.1990.. Hlmn 27. Istilah kesejahteraan ini bukan hal yang baru lagi baik dalam wacana global maupun nasional. Perserikatan bangsa-bangsa misalnya, telah lama mengatur masalah ini sebagai salah satu bidang kegiatan masyarakat internasional. PBB memberikan batasan kesejahteraan sebagai berikut: “Kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat. Defenisi ini menekankan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan mencegah, mengatasi atau emmberikan konstribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.” Di indonesia, konsep kesejahteraan sosial juga telah lama dikenal. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, misalnya merumuskan kesejahteraan sosial yaitu: “ Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara utnuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila” suharto, edi, 2005. Hlm 1-2 Selain itu Walter A. Friedlander mengemukakan kesejahteraan sosial adalh sistem yang teroeganisasi dari pelayana-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujun untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai satandar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa kesejagteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu: 1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial. 2. Institusi, arema atau idang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera. Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,perumahan,pendidkan dan perawatan kesehatan. Pengertian kesejahteraan sosial juga diunjuk pada segenap aktiviatas pengorganisasian dan pendistribusan pelayanan sosial bagi kelompok masyarakat, terutama kelompok yang kurang beruntung. Pengertian ini juga menempatkan kesejahteraan sosial sebagai tujuan dari kegiatan pembangunan. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam konteks pembangunan nasional Fungsi kesejahteraan sosial sebagai berikut: 1. Fungsi penyembuhan, memberikan bantuan kepada orang yang mengalami masalah. Misalnya kepada orang yang mengalami bencana alam gunung meletus, banjir, gempa bumi, kebakaran 2. Fungsi pemcegahan. Memberikan bantuan terhadap kemungkinan munculnya masalah- masalah sosial dengan melihat gejala-gejala sosial yang terjadi serta pengambilan tindakan untuk menghindarkan manusia tersebut. 3. Fungsi pengembangan, yaitu pemberian bantuan utnuk menciptakan kondisi-kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi keuangan, industri Pengembangan manusia pendidikan Perawatan masyarakat kesehatan 4. Fungsi penunjang, bantuan ini diberikan guna mencapai tujuan-tujuan pelayanan dalam sektor lain. Salah satu pengertian yang dikembangkan dari pre-conference working committee for the15th international cinference of social welfare mungkin dapat digunakan sebagai landasan untuk memandang kesejahteraan sosial sebagai suatu gerakan global. Perngertian itu seperti di bawah ini: Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dalam mempunyai tujuan utama untuk mengikat taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya dan lain sebagainya.

2.5. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Hutan Oleh Masyarakat Kabupaten Samosir

6 90 113

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Program Corporate Social Responsibility dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Korelasional Peranan Program Corporate Social Responsibility Bidang Pemberdayaan Masyarakat PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat De

1 27 152

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebon Dolok Ilir Kabupaten Simalungun)

5 39 118

Mencetak Konsep Corporate Social Responbility Menjadi Individual dan Organizational Responbility Prospek dan Tantangan

0 3 7

PENGARUH LABA TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT STUDI PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK YOGYAKARTA.

0 4 24

Peranan Internal Auditor terhadap Penerapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan Telkom.

0 2 31

EVALUASI KEBIJAKAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY

0 0 14

PENGARUH LABA TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KESEJAHTERAAN

0 0 110