Pada public relations, pada dasarnya menjalin hubungan yang belum ada, sedangkan pada strategy defensif mengarah pada proses melawan kejadian yang pernah dialami, artinya
angggapan komunitas terhadap perusahaan sudah ada sebelumnya dan anggapan ini biasanya bernada negatif yang pada umumnya bicara tentang aktivitas dari perusahaan yang bersangkutan
yang negatif terhadap sesuatu hal. Usaha CSR yang dilakukannya adalah untuk merubah angggapan yang berkembang sebelumnya dengan menggantinya dengan yang baru sebagai suatu
anggapan baru yang bersifat positif. Sehingga usaha dari perusahaan yang melakukan CSR dari bentuk ini adalah seakan
merupakan perlawanan terhadap pandangan orang luar terhadap perusahaan yang bersangkutan. Perlawanan ini tentunya harus ditunjang dengan modal yang tidak sedikit, hal ini berkaitan
dengan usaha membersihkan nama baik yang telah beredar secara luas di dalam kehidupan komunitas, sedangkan untuk mengganti secara menyeluruh seperti mengganti logo tidak
memungkinkan dan bahkan menjadi kerugaian yang besar.
3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar berasal
dari visi perusahaan itu.
Melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri. Kegiatan perusahaan
dalam konteks ini adalah sama sekali tidak mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik terhdap komunitas tau komunitas berkaitan dengan
kegiatan perusahaan. Biasanya bentuk keinginan tulus suatu perusahaan dalam kegiatan tanggung jawab sosialnya
adalah berkaitan erat dengan kebudayaan perusahaan yang berlaku corporate culture. Kegiatan
CSR dari perusahaan yang bersangkutan didorong oleh kebudayaan yang berlaku perusahaan, sehingga secara otomatis dalam kegiatan CSR perusahaan yang bersangkuatan sudah tersirat
etika dari perusahaan tersebut. Substansi keberadaan CSR adalah memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri
dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat di sekitarnya. Ada enam
kecenderungan utama yang semakin menegaskan arti penting CSR, yaitu meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin, posisi negara yang semakin berjarak kepada rakyatnya,
semakin mengemukanya arti kesinambungan, semakin gencarnya sorotan kritis dan resistensi dari publik yang terkadang bersifat anti-perusahaan, tren ke arah transparansi, harapan bagi
terwujudnya kehidupan yang lebih baik dan manusiawi. Lantos menggunakan klasifikasi Carrol sebagai dasar untuk melihat pelaksanaan CSR pada
perusahaan yaitu:
1. Tanggung Jawab Ekonomi
Tanggung jawab ekonomi artinya bahwa tetap menguntungkan bagi pemegang saham, menyediakan pekerjaan yang bagus bagi para pekerjanya, dan menghasilkan produk yang
berkualitas bagi pelanggannya.
2. Tanggung Jawab Hukum
Setiap tindakan perusahaan harus mengikuti hukum dan berlaku sesuai aturan permainan
3. Tanggung Jawab Etik