COMMUNITY DEVELOPMENT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban dikenai hukuman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.2 COMMUNITY DEVELOPMENT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 74 ayat 1 UU PT berbunyi, “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.” Penjabaran pasal ini lebih mengarah kepada community development . Budimanta mendefinisikan comunity development CD sebagai kegiatan pengembangan masyarkat yang diselenggarakan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk dapat memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial,ekonomi,dan kualitas kehidupan yang lebih baik.secara hakikat CD merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap kehidupan komunitas lokal. Artinya, industri adalah sebuah elemen dari serangkaian elemen yang ada dalam masyarakat. Sebagai salah satu elemen, industri masuk dalam struktur sosial masayarakat setempat dan berpengaruh terhadap elemen lain yang ada. Dengan kesadarannya, industri harus dapat membawa komunitas lokal ke arah kemandirian tanpa merusak tatanan sosial busaya yang sudah ada rudito dalam Ruditobudimanta, 2003;28 dalam buku corporate responbility, rahman reza 2009:9 Konsep dasar Comunity Development adalah kesadaran bahwa tedapat hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan komunitas yang berada dalam lingkungan sekitarnya. Komunitas lokal mengharapkan perusahaan bersedia membantu mereka dalam menghadapi masalah-masalah mereka. Sebaliknya, pihak perusahaan mengharapkan mereka diperlakukan secara adil dan cara pandang yang suportif. Pihak perusahaan harus mengeksplorasi hubungan mereka dengan komunitasnya. Langkah-langkah konkret yang harus dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan komunitas. Dalam melakukan analisis kebutuhan, harus diperhatikan benar agar dapat memenuhi kebutuhan dan bukan sekedar keinginan yang bersifat superfisisal demi pemenuhan sesaat saja. Analisis harus dilakukan secara mendalam agar dapat menggali kebutuhan yang sesungguhnya, bukan berlandaskan keinginan perusahaan atau keinginan tokoh-tokoh masayarakat. Musyawarah adalah sebuah pendekatan yang dapat dimasukkan ke dalam eksplorasi kebutuhan dan identifikasi masalah. Musyawarah dilakukan dengan melibatkan pihak perusahaan, Pemda dan masyarakat. Musyawarah merupakan sarana untuk dapat meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki dalam program community development . inti dari community development harus mengandung unsur pemberdayaan dan tidak mendidik masyarakat menjadi ‘pengemis’ atau pemalak. Kegiatan pelaksanaan community development dimulai dengan development, yaitu pengembangan konsep sesuai dengan tujuan dan sasaran program berdasarkan hasil community needs analysis. Dalam tahap ini juga harus disertakan komunitas yang menjadai sasaran pengembangan involve. Tahap selanjutnya adalah mensosialisasikan sozialize program ini kepada seluruh komunitas, sehingga mereka merasa memiliki program ini dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan dan keberhasilannya. Dalam tahap-tahap ini, musyawarah memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana komunikasi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program, yaitu cater, yang berarti program-program yang disajikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah utilize, yang berarti sedapat mungkin melibatkan tenaga kerja setempat untuk melaksanakan proyek. Misalnya, dalam pembangunan gedung sekolah, sedapat mungkin menyerap tenaga kerja setempat. Berikutnya harus ada kepekaan sensitivity dalam memahami situasi psikologis, sosial dan budaya yang tengah berkembang dalm komunitas. Dan yang terkahir adalah socialize, yang berarti sosialisasi program community development kepada pihak luar melalui aktivitas public relation. Beroperasinya sebuah perusahaan haruslah mengingat dan memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya, sehingga dengan adanya pergerakan sosial budaya komunitas sekitar yang nyata-nyata bervariasi, akan dapat menghambat berjalannya perusahaan itu sendiri, seperti munculnya kecemburuan sosial akibat dari pola hidup dan pendapatan yang sangat jauh berbeda atara perusahaan pegawai perusahaan dengan komunitas sekitar. Begitu juga dengan kondisi di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu antara pegawai atau karyawan yang berasal dari komunitas lokal biasanya akan mempunyai perbedaan pendapatan dan bahkan juga perlakuan dibandingkan dengan pegawai atau karyawan yang berasal dari pendatang bisa juga dari komunitas bangsa asing sebagai tenaga ahli. Kenyataan-kenyataan ini pada dasarnya dapat menjadi penghambat bagi berjalannya sebuah korporasi dan juga sebagai hambatan dalam pembentukan kebudayaan perusahaan. Dengan keberadaan suatu perusahaan di suatu daerah akan dapat mendorong munculnya kegiatan-kegiatan sosial ekonomi komunitas, sekitarnya, seperti adanya perusahaan-perusahaan jasa penunjang kehidupan perusahaan yang besar. Akan tetapi kemunculan perusahaan jasa ini berasal dari luar komunitas lokal dengan model usaha yang berbeda dengan komuniatas lokal. Untuk meningkatkan peran serta komunitas dalam kegiatan perusahaan atau paling tidak untuk menjaga kemunculan ketidaksetaraan sosial ekonomi komunitas dengan perusahaan atau dengan pendatang lainnya diperlukan suatu cara utuk meningkatkan daya saing dan mandirinya komunitas lokal. Secara umum ruang lingkup program-program community development dapat dibagi berdasarkan tiga kategori yang secar keseluruhan akan bergerak secara bersama-sama, ketiga kategori dapat digambarkan sebagai berikut: a. Community relation Kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Seperti seringnya pihak perusahaan dan anggota komunitas lokal bertukar pikiran dalam suatu hal, atau membangun pertemuan- pertemuan yang kerap dilakukan. Dalam kategori ini, program lebih cenderung mengarah pada bentuk-bentuk kedermawanan charity perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang menyangkut hubungan sosial antara perusahaan dan komunitas lokal pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus dilakukan pertama kali dalam kaitannya dengan hubungan antara perusahaan dan komunitas lokal. Dari hubungan ini maka dapat dirancang pengembangan hubungan yang lebih mendalam yang lebih terkait dengan bagaimana mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang ada di komunitas lokal sehingga perusahaan dapat menerapkan program selnajutnya. b. Community services Merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas ataupun kepentingan umum. Ini dapat ditunjukkan dengan adanya pembangunan secara fisik sektor-sektor kesehatan keagamaan, pendidikan, transportasi dan sebagainya yang berupa puskesmas, sekolah, rumah ibadah, jalan raya, sumber air minum dan sebagainya. Inti dari kategori ini adalah memberikan kebutuhan yang ada di komunitas dilakukan oleh komunitas sendiri sedangkan perusahaan hanyalah sebagai fasilitator dari pemecahan masalah yang ada di komunitas dilakukan oleh komunitas sendiri sedangkan perusahaan hanyalah sebagai fasilitator dari pemecahan masalah yang ada di komunitas. c. Community Empowering Adalah program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya, seperti pembentukan koperasi, usaha industri kecil lainnya yang secara natural anggota komunitas sudah mempunyai pranata pendukungnya dan perusahaan memberikan akses kepada pranata sosial yang ada tersebut agar dapat berlanjut. Kategori ini pada dasarnya lebih mendalam dari pada community services, hal ini menyangkut keberlanjutan dari kegiatan yang ditanamakan pada pranata-pranata sosial yang ada di komunitas. Sehingga dalam kategori ini, kemandirian komunitas adalah sasaran utama dari program pembangunan komunitas. Selain komunitas dapat menjaring permasalahannya serta pemecahan masalahnya sendiri, komunitas dapat melaksanakan program secara mandiri dengan ‘pancingan’ akses yang diberikan oleh perusahaan dalam program pembangunan komunitas. Kategori ini pada dasarnya melalui tahapan-tahapan kategori lain seperti melakukan community relation pada awalnya, yang kemudian berkembang pada community services dengan segala metodologi penggalian data dan kemudian diperdalam melalui ketersediaan prnata sosial yang sudah lahir dan mencul di komunitas melaui program kategori ini. Dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial perusahaan dan yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan komunitas community development maka perlunya suatu rancangan serta pemantauan yang pada dasarnya tercakup dalam program pembangunan komunitas itu sendiri yang berupa audit sosial. Berjalannya program pembangunan komunitas akan dapat sesuai dengan rencana yang telah dijalankan dan sesuai dengan kondisi komunitas ayang merupakan sasaran program asalakan adanya suatu pemerikasaan yang bersifat sosial dan juga audit sosial. Hal ini berkaitan dengan tujuan dari pembangunan komunitas yang mengarah pada partisipasi antara berbagai komunitas sebagai anggota komunitas yang lebih luas. Partisipasi yang dimaksud bukanlah hanya partisipasi satu pihak yang sering kita dengar sebagai partisipasi komunitas terhadap sesuatu, akan tetapi partisipasi dari semua komunitas, khususnya komunitas korporasi terhadap komunitas lokal dan juga terhadap komunitas lainnya sebagai stakeholder. Sistem yang terbangun dalam sebuah komunitas mengisyaratkan adanya hubungan yang fungsional antara berbagai segmen yang hidup di dalamnya. Indikator keberhasilan suatu program pembangunan komunitas dapat dilihat dari bentuk- bentuk kebersamaan yang dijalin antara pihak-pihak pemerintah, perusahaan dan komunitas lokal yang tergambar dalam partisipasi dan keberlanjutan sustainability. Partisipasi dapat dilihat sebagi keterlibatan para pihak di dalam mengelola program-program community development. Secara mendasar, partisipasi bukanlah milik dari komunitas lokal, dalam arti yang diminta untuk berpartisipasi bukan hanya komunitas lokal atau rakyat atau komunitas, akan tetapi semua pihak harus berpartisipasi.

2.3. Kerjasama tripartif Pemerintah-Perusahaan-Masyarakat

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Hutan Oleh Masyarakat Kabupaten Samosir

6 90 113

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Program Corporate Social Responsibility dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Korelasional Peranan Program Corporate Social Responsibility Bidang Pemberdayaan Masyarakat PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat De

1 27 152

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebon Dolok Ilir Kabupaten Simalungun)

5 39 118

Mencetak Konsep Corporate Social Responbility Menjadi Individual dan Organizational Responbility Prospek dan Tantangan

0 3 7

PENGARUH LABA TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT STUDI PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK YOGYAKARTA.

0 4 24

Peranan Internal Auditor terhadap Penerapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan Telkom.

0 2 31

EVALUASI KEBIJAKAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY

0 0 14

PENGARUH LABA TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KESEJAHTERAAN

0 0 110