B. Pelaksanaan Pengambialihan pada PT terbuka
Sebagaimana proses pengambilalihan terhadap perseroan tertutup, proses pengambialihan terhadap perseroan terbuka dilaksanakan dengan cara yang sama
dengan proses pengambialihan terhadap perseroan tertutup. Hanya saja perbedaan antara pengambialihan perseroan tertutup dan terbuka terletak pada tahapan
tambahan untuk perseroan terbuka setelah terjadinya akuisisi. Dalam pelaksanaan akuisisi atau pengambilalihan yang melibatkan perseroan
terbuka terbagi menjadi beberapa kategori. Untuk mengetahui kategorinya haruslah melihat faktor-faktor yang dominan sebagai berikut:
69
1 Apakah perusahaan terbuka sebagai perusahaan yang diakuisisi.
2 Apakah perusahaan terbuka sebagai perusahaan yang mengakuisisi.
3 Apakah perusahaan terbuka baik yang mengakuisisi, ataupun yang diakuisisi.
4 Apakah dalam akuisisi tersebut ada unsur benturan kepentingan.
Perbedaan unsur-unsur tersebut di atas yang menyebabkan adanya perbedaan kategori pengambilalihan terhadap perseroan terbuka. Sehingga perbedaan
tersebut mengakibatkan berbeda pula aturan yang berlaku pada masing-masing proses, persyaratan hukum dan perbedaan konsekuensi hukumnya dalam
pengambilalihan. Jika melihat dari faktor-faktor yang telah disebut di atas, maka proses akuisisi
atau pengambilalihan pada perseroan terbuka dibagi menjadi: 1.
Akuisisi transaksi material;
69
Munir Fuady a, Op.Cit., hlm. 193.
Universitas Sumatera Utara
2. Akuisisi perusahaan terbuka sebagai perusahaan target;
3. Akuisisi perseroan terbuka yang transaksinya berbenturan kepentingan.
1. Akuisisi Transaksi Material
Di dalam pengambilalihan suatu perseroan terbuka, materialitas suatu transaksi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, karena dalam
pelaksanaan akuisisi biasanya kepentingan para pihak investor yang kedududukannya lemah acap kali diabaikan oleh pihak pengendali perusahaan
yang pada umumnya adalah pemegang saham mayoritas. Di lain sisi keputusan penting dalam hal pengambilalihan terhadap material tersebut tentunya akan
berpengaruh terhadap kepentingan dan nasib perseroan, sehingga wajib diketahui oleh publik dan bagi investor, agar dapat mengambil sikap atas kepemilikan
efeknya. Hal inilah yang menjadi alasan dibentuk pengaturan Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
70
Yang tergolong ke dalam transaksi material adalah salah satu dari transaksi- transaksi berikut ini yang dilakukan oleh perseroan terbuka, yaitu :
71
1 Akuisisi saham perusahaan lain.
2 Akuisisi aset perusahaan lain.
3 Akuisisi segmen usaha perusahaan lain.
4 Penjualan saham perusahaan lain.
5 penjualan aset perusahaan terbuka.
70
Alya, Op.cit., hlm. 32.
71
Munir Fuady a, Op. Cit., hlm. 194.
Universitas Sumatera Utara
6 Penjualan segmen usaha perusahaan terbuka.
7 Penyertaan saham dalam perusahaan lain.
8 Pengalihan aset perusahaan terbuka.
9 Tukar menukar aset perusahaan terbuka.
10 Penjualan segmen usaha perusahaan terbuka.
11 Pengalihan segmen perusahaan terbuka.
12 Tukar menukar segmen usaha perusahaan terbuka.
Yang dimana nilai transaksinya sama atau lebih besar dari hal berikut:
72
1 10 sepuluh persen dari pendapatan revenues perusahaan, atau
2 20 dua puluh persen dari ekuitas.
Jika melihat pada pengertian transaksi material yang telah disebutkan di atas, maka akuisisi transaksi material adalah perusahaan publik yang melakukan
akuisisi khususnya dalam akuisisi saham, yang dimana perusahaan yang melakukan akuisisi adalah relatif kecil atau perusahaan yang diakuisisi relatif
besar.
73
Apabila sebuah perusahaan terbuka yang melakukan transaksi material, maka transaksi material tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
72
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal a, Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, angka 1.
73
Munir Fuady a, Op.Cit., hlm. 195.
Universitas Sumatera Utara
a. RUPS Pada Akuisisi Transaksi Material
Sebelum melaksanakan pengambilalihan yang tergolong transaksi material, maka terlebih dahulu perlu dilakukan RUPS. Dalam hal pelaksanaan RUPS,
terdapat prosedur yang harus di taati oleh pihak agar pelaksanaan akuisisinya dapat disetujui dalam RUPS. Adapun beberapa prosedurnya adalah:
1 Dalam agenda RUPS harus ada acara khusus mengenai penjelasan tentang
perusahaan yang sahamnya akan diambilalih tersebut. 2
Menunjuk pihak independen yang akan melaksanakan penilaian dan pendapat tentang kelayakan nilai transaksi tersebut.
3 Membuat pengumuman dalam surat kabar.
b. Penunjukan Pihak Independen
Dalm hal ini pihak independen diperlukan untuk menganalisis serta memberikan pendapatnya tentang kelayakan investasi perusahaan terbuka dalam
perusahaan target yang bukan merupakan perusahaan terbuka.
74
c. Pengumuman Melalui Surat Kabar
`Dalam hal transaksi material, perlu dibuat pengumuman di dalam surat kabar edaran nasional yang berbahasa Indonesia. Tujuan dibuatnya pengumuman
tersebut adalah agar para pihak pemangku kepentingan stake holder mendapatkan informasi yang jelas dalam pelaksanaan pengambilalihan perseroan
tersebut.
74
Munir Fuady a, Op.Cit., hlm. 198.
Universitas Sumatera Utara
Adapun isi dari pengumuman tersebut adalah mencakup informasi mengenai:
75
Uraian mengenai transaksi material yang dilakukan beserta identitas diri pihak- pihak yang melakukan transaksi;
1 Penjelasan mengenai transaksi material serta pengaruhnya kepada kondisi
perusahaan; 2
Ringkasan laporan pihak independen; 3
Data perusahaan, saham, dan segmen perusahaan yang akan diakuisisi; 4
Tempat dan waktu dilaksanakannya RUPS; 5
Pernyataan komisaris dan direktur tentang informasi material yang tidak menyesatkan;
6 Penjelasan tentang tempat dan alamat yang dapat dihubungi oleh pemegang
saham apabila ingin mendapatkan informasi tentang transaksi material.
d. Circulair Letter tentang Akuisisi Sebagai Transaksi
Penyampaian data atau yang disebut dengan Circulair letter berisikan tentang data transaksi material harus disediakan kepada pemegang saham dan Bapepam
yang selambat-lambatnya 28 dua puluh delapan hari sebelum dilaksanakannya RUPS, yang di dalamnya berisi:
76
1 Informasi yang diumumkan dalam surat kabar sebagaimana yang
dinyatakan dalam angka 3 peraturan BAPEPAM No. IX.E.2;
75
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal a, angka 2 dan 3.
76
Munir Fuadya, Op.Cit., hlm 199.
Universitas Sumatera Utara
2 Laporan penilaian pihak independen;
3 Data dan laporan keuangan perusahaan target yang akan diambil alih
dengan cara transaksi material,dengan ketentuan: a
Untuk perusahaan yang didirikan, berupa studi kelayakan yang dibuat oleh pihak independen;
b Untuk perusahaan target sudah berdiri tetapi belum melakukan
kegiatan utama, diperlukan audit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam terhadap neraca pembukuan;
c Jika perusahaan target sudah berdiri dan sudah melakukan kegiatan
utama, diperlukan audit oleh akuntan terdaftar di Bapepam terhadap neraca selama 2 dua tahun terakhir.
d Jika perusahaan target sudah berdiri dan sudah melakukan kegiatan
utama, diperlukan audit oleh akuntan terdaftar di Bapepam terhadap neraca selama 2 dua tahun terakhir. Jika perusahaan target sudah
berdiri dan sudah melakukan kegiatan utama, tetapi berdirinya belum 2 dua tahun, maka diperlukan audit oleh akuntan yang terdaftar di
Bapepam terhadap neraca selama berdiri, dengan ketentuan bahwa laporan keuangan terakhir yang telah diaudit tersebut tidak boleh
melebihi 180 seratus delapan puluh hari sebelum diselenggarakannya RUPS.
Universitas Sumatera Utara
e. Pengecualian terhadap Transaksi Material
Dalam hal transaksi material sebagaimana yang diatur dalam angka 2 dan 3 peraturan BAPEPAM No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha Utama, ada hal-hal yang dikecualikan, yaitu: 1
Jika transaksi yang dilakukan oleh anak perusahaan yang dimiliki sekurang-kurangnya 99 Sembilan puluh Sembilan persen;
2 Jika emiten menerbitkan efek selain efek ekuitas;
3 Emiten atau perusahaan publik yang mengungkapkan informasi
transaksi secara lengkap dalam prospektus yang telah memenuhi kriteria ditentukan;
4 Emiten tau perusahaan publik yang menmbah jumlah modalnya untuk
mempertahankan persentase kepemilikannya; 5
Emiten atau perusahaaan publik yang memenuhi kriteria seperti yang dimaksud dalam angka 1 huruf b Peraturan Nomor IX.D.4 tentang
Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; 6
Trabsaksi yang merupakan kegiatan usaha utama dari emiten atau perusahaaan publik.
f. Akuisisi Transaksi Material yang tidak Disetujui
Apabila rencana transaksi material tidak disetujui oleh RUPS, maka rencana pengajuan kembali baru dapat dilakukan setelah 12 dua belas bulan setelah
pelaksanaan RUPS pertama.
77
77
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal a, angka 9.
Universitas Sumatera Utara
g. Akuisisi oleh Anak Perseroan atau Perseroan Terkendali
Apabila transaksi material dan akuisisi dilakukan oleh anak perseroan atau perseroan terkendali yang laporan keuangannya terkonsolidasikan dengan emiten
atau perusahaan public, maka emiten dan perusahaan public tersebut pun harus melakukan prosedur seperti yang diatur dalam peraturan tentang transaksi
material dan perubahan kegiatan utama usaha.
2. Akuisisi Terhadap Perseroan Terbuka Sebagai Target
Pengaturan mengenai pengambilalihan yang dilakukan terhadap perseroan terbuka yang sebagai target diatur di dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar
Modal Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Selain pengaturan tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Peraturan
Nomor IX.F.1 tentang Tender Offer merupakan peraturan yang sangat penting dalam mendampingi Peraturan BAPEPAM No. IX.H.1.
Pengambialihan pada Perseroan Terbuka adalah tindakan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yang mengakibatkan berubahnya
pengendalian atas perseroan terbuka emitenPerusahaan publik.
78
Pihak yang menjadi pengendali perusahaan terbuka harus memiliki saham 25 atau lebih dan dapat membuktikan bahwa tidak mengendalikan perusahaan
terbuka. Atau pihak yang mempunyai kemampuan, baik langsung maupun tidak langsung untuk mengendalikan perusahaan terbuka dengan cara menentukan
78
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal b, Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, angka 1 huruf e.
Universitas Sumatera Utara
diangkat dan diberhentikannya direksi dan komisaris, atau melakukan perubahan AD perusahaan terbuka.
79
Dalam rangka akuisisi atau pengambilalihan perusahan terbuka, terdapat beberapa kewajiban-kewajiban hukum yang perlu dilakukan dalam rangka
pengambilalihan perusahaan terbuka, yang diantaranya adalah: a.
Wajib melakukan Tender Offer; b.
Keharusan Keterbukaan Informasi. Di dalam peraturan BAPEPAM No. IX.H.1 tentang Pengambilalihan
Perusahaan Terbuka, ditentukan adanya kewajiban melakukan tender offer dalam hal pengambilalihan saham dari perusahaan terbuka, yang dilakukan oleh
pengendali perusahaan yang baru terhadap seluruh sisa saham yang bersifat ekuitas dari perusahaan tersebut. Tender offer atau penawaran tender adalah suatu
penawaran yang dilakukan melalui media massa untuk memperoleh efek yang bersifat ekuitas saham dengan cara melakukan pembelian atau penukaran
dengan efek lainnya.
80
Dalam hal melakukan penawaraan tender wajib terhadap pengambilalihan perseroan terbuka, ada beberapa hal yang dikecualikan untuk saham-saham
yang:
81
79
Iswi Hariyani, R. Sefianto, Cita Yustisia s, Op.Cit., hlm. 138.
80
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor IX.F.1 tentang Penawaran Tender, c, angka 1 huruf d.
81
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal b, angka 1 huruf e.
Universitas Sumatera Utara
a. Saham yang telah dimiliki oleh pemegang saham yang telah melakukan
transaksi pengambialihan perusahaan terbuka dengan pengendali baru perusahaan terbuka;
b. Saham yang dimiliki pihak lain yang telah mendapatkan penawaran
dengan syarat dan kondisi yang sama dari pengendali perusahaan baru perusahaan terbuka;
c. Saham yang dimiliki oleh pihak lain yang pada saat bersamaan juga
melakukan penawaran tender atas saham perusahaan terbuka yang sama; d.
Saham yang dimiliki oleh pemegang saham utaama atau pihak pengendali lain perusahaaan terbuka tersebut.
Berdasarkan peraturan Bapepam IX.H.1 angka 2, saham yang wajib dibeli pengendali baru adalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang diperoleh
pemegang saham tersebut sebelum tanggal pengumuman rencana penawaran tender. Akan tetapi ketentuan tersebut tidak berlaku bagi pengambilalihan
perusahaan terbuka yang sebagai akibat: a.
Perkawinan atau pewarisan; b.
Pembelian atau perolehan saham terbuka dalam jangka waktu setiap 12 bulan, dalam jumlah sampai dengan 5 dari jumlah saham yang beredar
dengan hak suara yang sah; c.
Pelaksanaan tugas dan wewenang dari badan atau lembaga pemerintah atau negara berdasarkan undang-undang;
d. Pembelian saham yang langsung dimiliki danatau dikuasai oleh badan
atau lembaga pemerintah atau negara sebagai pelaksana ketentuan di atas;
Universitas Sumatera Utara
e. Penetapan atau putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; f.
Pelaksanaan hak untuk memperoleh saham perusahaan terbuka yakni hak tersebut timbul dari efek yang diterbitkan oleh pihak selain perusahaan
terbuka sebelum tanggal 13 Maret 2000; g.
Penggabungan usaha atau pelaksanaan likudasi pemegang saham; h.
Hibah yang merupakan penyerahan saham tanpa perjanjian untuk memperoleh imbalan dalam bentuk apapun;
i. Jaminan utang tertentu yang telah ditetapkan dalam perjanjian utang-
piutang, serta jaminan utang dalam rangka restrukturisasi perusahaan yang ditetapkan oleh badan atau lembaga pemerintah atau negara yang
berdasarkan undang-undang; dan j.
Perolehan saham sebagai pelaksanaan Peraturan Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan Peraturan Nomor IX.D.4 tentang
Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Pengecualian terhadap akaibat hukum yanag tidak diharuskan melakukan
penawaran tender tersebut di dalam Peraturan BAPEPAM No. IX. H. 1 tetap dikenakan kewajiban yaitu kewajiban dalam hal keterbukaan informasi. Pihak
yang menjadi pengendali baru wajib melakukan keterbukaan informasi kepada perusahaan yang akan diambil alih, BAPEPAM, dan publik dalam jangka waktu
selambat-lambatnya akhir hari kerja kedua setelah pengambilalihan, yang antara lain meliputi:
82
82
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal a, angka 12.
Universitas Sumatera Utara
a. Identitas;
b. Saham dan persentase saham tersebut sesudah dan sebelum
pengambilalihan; c.
Bukti pendukung yang sah. Selanjutnya, berkaitan dengan kewajiban keterbukaan informasi tersebut, apabila
akuisisi terjadi sebagai akibat dari:
83
a. Pembelian langsung saham atau efek yang bersifat ekuitas lainnya yang
dimiliki danatau dikuasai oleh badan atau lembaga pemerintah atau Negara sebagai pelaksanaan tugas dan wewenangnya berdasarkan undang-
undang yang berlaku, dan b.
Adanya jamnan hutang. Pihak pengemdali baru juga wajib melakukan keterbukaan informasi terhadap:
84
a. Hubungan afiliasi jika ada
b. Alasan pengambilalihan; dan
c. Rencana pihak pengambilalihan terhadap perusahaan yang akan diambil
alih. Dalam hal pelaksanaan pengambilalihan yang mana pihak yang menjadi target
adalah perusahaan terbuka, maka perlu dilaksanakan pengumuman terhadap informasi yang disampaikan melalui minimal 1 satu surat kabar harian nasional
berbahasa Indonesia.
83
Munir Fuady a, Op.Cit., hlm. 203.
84
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal b, angka 13.
Universitas Sumatera Utara
3. Akuisisi Perseroan Terbuka yang Transaksinya Berbenturan Kepentingan
Jika dalam akuisisi tersebut melibatkan suatu benturan kepentingan, maka akuisisi tersebut merupakan transaksi yang berbenturan kepentingan. Karena itu,
terhadap akuisisi tersebut berlaku juga ketentuan tentang transaksi yang berbenturan kepentingan sebagai mana yang diatur dalam Peraturan BAPEPAM
Nomor IX. E.1 tentang Transaksi yang Berbenturan Kepentingan.
85
Dalam hal transaksi benturan kepentingan, terdapat dua unsur yang ada di dalamnya, yaitu transaksi dan benturan kepentingan. Peraturan BAPEPAM IX.E.1
mendefinisikan : “Transaksi adalah aktivitas dalam rangka memberikan atau mendapat pinjaman,
memperoleh, melepaskan atau menggunakan aktiva, jasa atau efek suatu Perusahaan atau Perusahaan Terkendali atau mengadakan kontrak sehubungan
dengan aktivitas tersebut.”
86
“Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, pemegang
saham utama Perusahaan dalam suatu Transaksi yang dapat merugikan perusahaan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar.”
87
85
Munir Fuady a, Op.Cit., hlm. 204.
86
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modald, Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, angka 1 huruf c.
87
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal d, angka 1 huruf d.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Peraturan BAPEPAM No. IX. E.1, transaksi yang mengandung benturan kepentingan haruslah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
pihak Independen. Pihak Independen adalah pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan atas tindakan suatu transaksi tertentu yang
hendak dilaksanakan. Yang menjadi sebab mengapa keputusan tersebut ditentukan oleh pemegang
saham yang independen, dan bukan oleh seluruh pemegang saham seperti pada RUPS biasa, adalah karena acap kali pemegang saham utama atau mayoritas di
suatu Perusahaan justru terlibat dengan transaksi Benturan Kepentingan yang dilakukan. Jika keputusan tersebut ditentukan berdasarkan suara keseluruhan
pemegang saham maka artinya keputusan akan diambil oleh pihak-pihak yang memiliki Benturan Kepentingan terhadap Perusahaan, sehingga hasilnya tidak
akan memihak pada kepentingan Perusahaan. Dengan mewajibkan persetujuan pemegang saham independen, diharapkan keputusan yang diambil akan benar-
benar memihak pada kepentingan Perusahaan.
88
Dalam hal meminta persetujuan dari Pihak Independen mengenai transaksi benturan kepentingan, Peraturan BAPEPAM No. IX.E.1 angka 2 mengatur bahwa
terlebih dahulu wajib dilaksanakan RUPS oleh Pihak Independen, yang RUPS itu sendiri dilaksanakan menurut ketentuan kuorum dan voting sebagaimana yang
dimaksud dalam angka 9 Peraturan BAPEPAM No IX.E.1. Alasan RUPS dilakukan oleh Pihak Independen adalah agar keputusan boleh
tidaknya transaksi tersebut dilakukan tidak ditentukan oleh pihak-pihak yang
88
Alya, Op.Cit., hlm. 28
Universitas Sumatera Utara
berbenturan kepentingan, akan tetapi pihak yang tidak memihak atau netral sehingga keputusan tidak terkesan berat sebelah.
C. Pengaruh Akuisisi Pada Persaingan Usaha