Kesimpulan Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Minoritas Pada Perusahaan Yang Melakukan Akuisisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Akuisisi sebagai salah satu proses restrukturisasi perusahaan, diatur di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang terdapat pada bab VIII memberikan pengertian bahwa akuisisi merupakan tindakan pengambilalihan yang dilakukan oleh badan usaha ataupun perseorangan terhadap seluruh atau sebagian saham perusahaan lainnya. Pengaturan mengenai akuisisi ini juga terdapat di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, juga memberikan pengertian mengenai akuisisi pengambilalihan yang tidak jauh berbeda seperti yang terdapat dalam UUPT 2007. Dalam pelaksanaan akuisisi terdapat jenis-jenis akuisisi yaitu akuisisi horizontal, akuisisi vertikal, akuisisi konsentrik dan akuisisi konglomerat. Selain itu ada pula bentuk-bentuk akuisisi yaitu akuisisi aset dan akuisisi saham, yang dimana jenis dan bentuk akuisisi tersebut dilaksanakan dengan metode yang berbeda-beda pula. 2. Pelaksanaan akuisisi pada perusahaan harus melihat status perusahaan itu sendiri, apakah perusahaan itu merupakan perusahaan yang tertutup atau perusahaan yang terbuka. Masing-masing bentuk perusahaan tersebut 98 Universitas Sumatera Utara dalam hal pengambilalihan mempunyai aturan dan undang-undangnya tersendiri. Perusahaan tertutup memakai aturan pengambilalihan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui 2 dua cara yaitu pengambilalihan melalui direksi ataupun langsung dari pemegang sahamnya. Sedangkan pada perusahaan yang terbuka, pengambilalihan dilaksanakan dengan menggunakan Peraturan BAPEPAM Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka serta perangkat peraturan lainnya yang bersinggungan dengan pengambilalihan pada perusahaan terbuka. 3. Untuk melindungi kepentingan pemegang saham minoritas terhadap pelaksanaan akuisisi yang sepihak, maka Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 memberikan perlindungan melalui Pasal 62 ayat 1 yaitu memberikan hak kepada pemegang saham yang tidak setuju untuk meminta membeli kembali saham dengan harga yang wajar appraisal rights. Selain itu, perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dapat ditemukan melalui prinsip silent majority yang dalam hal ini pemegang saham mayoritas tidak dibolehkan untuk bersuara dalam memutuskan pelaksanaan akuisisi tersebut. Universitas Sumatera Utara

B. Saran