2.9. Kerangka Pemikiran Konseptual
Kondisi perekonomian suatu daerah dipengaruhi oleh demografi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, aksesibilitas dan kekuasaan dalam
pengambilan keputusan, serta aspek potensi pasar. Kekuasaan dalam pengambilan keputusan ini termasuk didalamnya adalah pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Salah satu keputusan tersebut adalah keputusan mengenai otonomi daerah di daerah yang bersangkutan. Otonomi daerah tersebut
merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Sebelum otonomi daerah, kewenangan pemerintah pusat sangat dominan
dalam menentukan arah pembangunan daerah sehingga daerah tidak dapat berkreasi sendiri dalam menentukan arah pembangunan daerahnya. Sedangkan
pada masa otonomi daerah, daerah di tuntut untuk mengembangkan daerahnya sendiri dengan menggunakan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki.
Dari kondisi daerah tersebut, terdapat sembilan sektor perekonomian yang dapat menjadi tolak ukur dalam mengukur pertumbuhan suatu perekonomian.
Kesembilan sektor tersebut adalah: 1 Pertanian; 2 Pertambangan dan Penggalian; 3 Industri pengolahan; 4 Listrik, Gas, dan Air Minum; 5
Bangunan; 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7 Pengangkutan dan Komunikasi; 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; dan 9 Jasa-jasa.
Dari kesembilan sektor tersebut dapat diketahui tingkat pertumbuhan PDRB dan kontribusi masing-masing sektor ekonomi dengan melakukan analisis PDRB dan
dapat diketahui laju pertumbuhan, daya saing, dan profil pertumbuhan dari masing-masing sektor perekonomian melalui analisis Shift Share. Setelah
melakukan analisis PDRB dan analisis Shift Share maka akan didapatkan sebuah hasil dan kesimpulan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi
pemerintah setempat untuk merencanakan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kota Depok selanjutnya. Adapun kerangka pemikiran konseptual
dapat dilihat dari Gambar 2.2.
Keterangan : : Hal-hal yang dianalisis
: Analisis yang digunakan
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran konseptual
Kondisi Perekonomian
Masa Otonomi Daerah 2001-2004
Sektor-sektor Perekonomian
Laju Pertumbuhan, daya saing, dan
profil pertumbuhan masing-masing
sektor perekonomian Tingkat
pertumbuhan PDRB dan
kontribusi masing- masing sektor
perekonomian
Rekomendasi Analisis
PDRB Analisis
Shift Share Masa Sebelum Otonomi Daerah
1997-2000
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2006-Mei 2007. Lokasi penelitian adalah Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih sebagai
objek penelitian karena : 1 Kota Depok mengalami perkembangan dari tahun ke tahun karena di dukung oleh berbagai potensi sektor perekonomian, seperti sektor
industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran; 2 Letak Kota Depok cukup strategis, yaitu terbentang antara Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
dengan Provinsi DKI Jakarta; 3 Tersedianya data PDRB dan data pendukung lainnya yang relatif lengkap; 4 Belum adanya penelitian tentang analisis
pertumbuhan sektor-sektor perekonomian pasca otonomi daerah dengan studi kasus Kota Depok.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Kota Depok, BPS Kabupaten Bogor, dan instansi terkait lainnya. Data
yang dibutuhkan adalah data PDRB Kota Depok tahun 1997-2004, data PDRB Jawa Barat tahun 1997-2004, dan data-data lainnya yang mendukung.
3.3. Metode Analisis Shift Share
Pada analisis
Shift Share diasumsikan bahwa perubahan indikator
kegiatan ekonomi disuatu wilayah antara tahun dasar analisis dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen pertumbuhan, yaitu komponen