Rasio PDRB Kota Depok dan PDRB Provinsi Jawa Barat Selama Otonomi Daerah

pengolahan sebesar 38,69 persen dan diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 22,96 persen pada urutan ketiga. Walaupun sektor industri pengolahan menempati tingkat pertumbuhan kedua, namun kontribusi sektor industri pengolahan tetap mendominasi bagi PDRB Kota Depok pada tahun 2004, yaitu sebesar Rp 679.108,70 juta. Sektor perdagangan, hotel dan restoran berada pada urutan keempat dengan pertumbuhan sebesar 18,57 persen diikuti oleh sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, dan sektor jasa lainnya yang masing- masing mengalami perubahan pertumbuhan sebesar 18,16 persen, 16,01 persen, dan 15,05 persen. Sektor pertanian menempati urutan paling akhir dengan pertumbuhan sebesar 8,76 persen. Hal ini dapat disebabkan karena mulai bergesernya kegiatan perekonomian Kota Depok dari kota tradisional pertanian menuju kota industri dan perdagangan. Subsektor peternakan yang menjadi unggulan sektor pertanian pada masa sebelum otonomi, sejak terjadi krisis ekonomi mengalami penurunan. Walaupun pada tahun 2001 subsektor tersebut mengalami peningkatan, namun hal itu kurang bisa membawa sektor pertanian menjadi sektor unggulan bagi Kota Depok lagi.

4.2.2. Rasio PDRB Kota Depok dan PDRB Provinsi Jawa Barat Selama Otonomi Daerah

Rasio pertumbuhan PDRB Kota Depok pada tahun 2001-2004 sebesar 0,20, sedangkan rasio pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Barat pada tahun yang sama adalah sebesar 0,16. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Rasio PDRB Kota Depok dan PDRB Provinsi Jawa Barat Selama Otonomi Daerah Tahun 2001-2004 No. Sektor R a R i r i 1 Pertanian 0,16 0,08 0,09 2 Pertambangan dan Galian 0,16 -0,04 - 3 Industri Pengolahan 0,16 0,16 0,23 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,16 0,22 0,18 5 Bangunan 0,16 0,20 0,16 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,16 0,19 0,19 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,16 0,21 0,23 8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 0,16 0,21 0,24 9 Jasa Lainnya 0,16 0,17 0,15 TOTAL 0,16 0,16 0,20 Nilai R a pada Tabel 4.6 diperoleh dari selisih antara total PDRB provinsi pada tahun 2004 dengan total PDRB provinsi pada tahun 2001 kemudian dibagi total PDRB provinsi pada tahun 2001. Perhitungan ini akan mendapatkan hasil yang sama untuk setiap sektor perekonomian, yaitu sebesar 0,16. Hasil yang sama di tiap sektornya ini dikarenakan R a adalah hasil dari pembagian total PDRB. Nilai Ra yang positif R a 0 mengindikasikan juga bahwa perekonomian di Provinsi Jawa Barat dan Kota Depok mengalami pertumbuhan yang positif. Nilai R i pada sektor-sektor perekonomian di Provinsi Jawa Barat memiliki nilai yang hampir seluruhnya positif. Hal ini mengindikasikan bahwa hampir seluruh sektor perekonomian di Provinsi Jawa Barat mengalami pertumbuhan yang positif. Dapat dilihat pula, yang memiliki R i terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar -0,04. Sektor tersebut dapat dikatakan memberikan sumbangan yang negatif pada selama otonomi daerah berlangsung, karena nilai R i 0. Sedangkan yang mengalami R i terbesar adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,22. Nilai r i pada Tabel 4.6 menunjukkan selisih antara PDRB Kota Depok dari sektor i pada tahun 2004 dengan PDRB Kota Depok dari sektor i pada tahun 2001 dibagi dengan PDRB Kota Depok dari sektor i pada tahun 2001. Hasil perhitungannya yang berbeda tiap sektornya dikarenakan r i adalah perbandingan PDRB pada masing-masing sektor di Kota Depok. Nilai r i 0 menunjukkan nilai r i yang bernilai negatif karena terjadinya penurunan kontribusi pada sektor yang bersangkutan. Pada Tabel 4.6 tidak ada nilai r i yang bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa seluruh sektor perekonomian di Kota Depok memiliki kontribusi yang positif terhadap PDRB Kota Depok. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang memiliki nilai r i tertinggi sebesar 0,24 menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi yang baik pada PDRBnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai r i 0. Sedangkan nilai r i yang paling kecil ditunjukkan oleh sektor pertanian dengan nilai r i sebesar 0,09. Walaupun memiliki nilai r i yang kecil, sektor pertanian di Kota Depok pada masa otonomi daerah berlangsung tetap mengalami peningkatan.

4.2.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kota Depok Selama Otonomi Daerah 2001-2004