Hari Mengenang Qu Yuan
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 51
martabat negaranya dan menghindarkan rakyat dari angkara murka raja dari Negeri Qin. Tetapi saran-sarannya idak ada yang dilaksanakan, bahkan menimbulkan
dendam menteri-menteri dari Negeri Qin. Mereka selalu berusaha menghalangi Qu Yuan yang senaniasa mengobarkan semangat Raja Chu Qing Xiang Wang untuk
melawan Negeri Qin.
Pada tahun 293 SM, Negeri Han dan Wei yang melawan Negeri Qin dihancurkan dan dibinasakan. Dengan adanya perisiwa ini Qu Yuan kembali diitnah dengan
tuduhan akan membawa Negeri Chu mengalami nasib seperi Negeri Han dan Wei. Chu Qing Xiang Wang ternyata lebih buruk kebijaksanaannya dari raja yang terdahulu
Chu Huai Wang. Ia idak hanya memecat Qu Yuan, tetapi juga memberikan hukuman dengan membuang Qu Yuan ke daerah Danau Tong Ting dekat Sungai Mi Luo.
Qu Yuan yang bercita-cita berbaki kepada negara, menolong rakyat, yang dipenuhi semangat memakmurkan negara, dan membuat negara menjadi sentosa,
tetapi ternyata Beliau mendapatkan hukuman. Di tempat pembuangan ini, Qu Yuan hampir idak tahan dan sedih terhadap
keadaan yang menyengsarakan. Hanya berkat kebijaksanaan kakak perempuannya yang bernama Khut Su, beliau dapat tenteram dan rela menerima keadaan itu. Pada
saat itu Qu Yuan mendapat kenalan seorang nelayan, ternyata orang pandai yang menyembunyikan diri dan hidup sebagai nelayan. Orang itu menyembunyikan nama
sebenarnya, dan hanya menyebut dirinya sebagai
Yu Fu yang arinya bapak nelayan. Dengan Yu Fu inilah Qu Yuan mendapatkan kawan bercakap-cakap, walaupun
pandangan hidupnya idak sejalan. Nelayan itu mempunyai pendoman meninggalkan hidup bermasyarakat yang buruk keadaannya, sedangkan Qu Yuan
ingin terus mengembangkan jalan suci nabi bagi kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat banyak. Demikianlah Qu Yuan sangat akrab dengan nelayan itu.
Ketenteraman Qu Yuan itu ternyata dihancurkan oleh berita hancurnya ibu kota Negeri Chu, tempat Miao Kuil leluhurnya, karena diserbu orang-orang dari
Negeri Qin. Hal ini menjadikan Qu Yuan yang telah lanjut usia itu merasa iada ari lagi hidupnya, setelah dirundung kebingungan dan kesedihan. Beliau memutuskan
menjadikan dirinya yang telah tua itu sebagai tugu peringatan bagi rakyat akan perisiwa yang sangat menyedihkan atas tanah air dan negerinya, dengan harapan
dapat membangkitkan semangat rakyat untuk menegakkan kebenaran dan mencuci bersih aib yang menimpa negerinya.
Keika itu saat hari Suci Duan Yang, beliau mendayung perahunya ke tengah- tengah Sungai Mi Luo di Provinsi Hunan, dinyanyikan sajak-sajak ciptaannya yang
telah dikenal rakyat sekitarnya, yang mencurahkan kecintaannya kepada tanah air dan rakyatnya, rakyat banyak tertegun mendengar semuanya itu. Pada saat beliau
sampai ke tempat yang jauh dari kerumunan orang, beliau menerjunkan diri ke dalam sungai yang deras alirannya dan dalam itu.
Beberapa orang yang mengetahuinya segera berusaha menolongnya, tetapi hasilnya nihil, jenazahnya pun idak ditemukan. Seharian Yu Fu, nelayan kawan Qu
Yuan itu dengan perahu-perahu kecil mengerahkan kawan-kawannya untuk mencari Qu Yuan, namun hasilnya sia-sia belaka.
52 | SMASMK kelas X
sumber: dokumen Kemdikbud
Gambar 4.4 Kue CangBa Cang menjadi
sajian sembahyang Duan Yang
Di tahun kedua pada saat kembali orang merayakan Hari Suci Duan Yang, Yu Fu membawa
sebuah tempurung bambu, berisi beras dituangkan ke dalam sungai, untuk mengenang
kembali dan menghormai Qu Yuan. Banyak orang
yang mengikui jejak Yu Fu. Lebih dari itu, untuk mengenang Qu Yuan para nelayan Sungai Mi Luo
mengadakan lomba perahu naga pada saat sembahyang Duan Yang. Perayaan lomba perahu
naga ini selanjutnya dikenal orang sebagai perayaan Bai Chuan
secara hariah berari beratus-ratus perahu.
Pada tahun-tahun berikutnya, kebiasaan mempersembahkan beras di dalam tempurung bambu itu digani dengan kue dari beras ketan yang dibungkus daun
bambu yang di sini kita kenal dengan nama bacang dan kue cang. Diadakannya
perlombaan perahu yang dihiasi gambar-gambar naga Liong Cun yang mengingatkan usaha mencari jenazah Qu Yuan pencinta negeri, Sastrawan, dan pecinta rakyat itu.
Demikian seiap hari Duan Yang selalu diadakan pula peringatan untuk Qu Yuan, seorang yang berjiwa mulia dan luhur dari Negeri Chu itu.
Sumber: mediaindonesia.com
Gambar 4.5 Perayaan lomba perahu di sungai
Cisadane Tangerang-Banten
Sumber: chinadalily.com.cn
Gambar 4.6 Lomba perahu naga pada saat
Duan Yang untuk mengenang Qu Yuan