Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 31
beribadahsembahyang didukung oleh sempurnanya iman Cheng, dan percaya Xin, mewujud di dalam perilaku satya Zhong dan sujud Jing
.” Li Ji. XXV: 1
Mengzi berkata, “Orang memangku jabatan itu bukan karena miskin, tetapi adapula suatu keika Ia memangku jabatan karena miskin. Orang menikah itu juga
bukan karena ingin mendapat perawatan, tetapi adapula suatu keika ia mendapat perawatan.” Mengzi. V B: 5
Ikhlas
Ikhlas bermakna bersih dari kotoran. Secara sederhana ikhlas berari melakukan
sesuatu tanpa mengharapkan balasan atau imbalan. Orang yang ikhlas adalah orang
yang menjadikan indakannya murni tanpa ada tujuan lain di baliknya. Dengan kata lain,
ikhlas berari melakukan kebaikan demi kebaikan, dan sama sekali bukan ingin
mendapatkan imbalan dalam bentuk apa pun, atau bukan karena takut mendapatkan
hukuman apa pun. Nabi Kongzi mengatakan, “Mendahulukan
pengabdian dan
membelakangkan hasil, bukankah ini sikap menjunjung kebajikan?
” Maka, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah
mencoba untuk melaksanakan apa yang kita ketahui secara moral seharusnya kita lakukan, tanpa memikirkan
bahwa dalam prosesnya kita akan berhasil atau gagal. Bersikap idak mengindahkan keberhasilan atau
kegagalan yang bersifat lahiriah, dalam pengerian tertentu kita idak pernah gagal. Sebagai hasilnya, kita
akan selalu bebas dari kecemasan apakah akan berhasil, dan bebas dari ketakukan apakah akan gagal.
Caranya Benar Tujuannya Baik
Tujuannya baik dan caranya benar. Walaupun tujuannya baik jika caranya idak benar, atau caranya benar tetapi tujuannya idak baik idak memenuhi syarat untuk
dikatakan sebagai ibadah. Ini terkait dengan masalah ‘kemurnian hai’ dan ‘tata cara.’’ Zigong berkata, “Sesungguhnya tata cara itu harus selaras dengan kemurnian hai,
dan kemurnian hai itu harus mewujud di dalam tata cara. Ingatlah, kulit harimau dan macan tutul, bila dihilangkan bulunya takkan banyak berbeda dengan kulit kambing.”
Lunyu. Jilid XII Pasal 8 ayat 2
Referensi
Lakukan segala sesuatu karena itu adalah indakan yang secara
moral harus kita lakukan. Bukan karena mengharapkan
hasil. Kalau hasilnya idak ada, bukan soal pening, jika
ternyata ada hasilnya, juga idak pening, bukan karena
hasil kita melakukannya.
Pening
Harta benda menghias rumah, laku bajik
menghias diri, hai yang lapang bersih
ikhlas membuat tubuh kita sehat.
32 | SMASMK kelas X
2. Ibadah Terbesar
Ibadah terbesar dalam agama Khonghucu adalah berperilaku bajik melaksanakan kebajikan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dan imanen ajaran Khonghucu yang
menempatkan kebajikan sebagai sesuatu yang harus dilakukan. Ajaran Khonghucu meyakini bahwa seiap manusia mengemban irman Tuhan yang berupa benih-benih
kebajikan yang bersemayam di dalam hai nuraninya. Benih-benih kebajikan irman Tuhan itu adalah Watak Sejaiwatak asli Xing, yang menjadi kodrat kemanusiaannya
sekaligus menjadi tanggung jawab manusia untuk menggemilangkannya agar senaniasa bercahaya dan memancar, sehingga mampu menerangi makhluk hidup
yang lainnya.
Dalam agama Khonghucu, idak ada jalan lain untuk mencapai keselamatan,
mencapai pencerahan bain, dan mencapai kesempurnaan iman, kecuali dengan
menjalankan kebajikan. Umat Khonghucu senaniasa diingatkan untuk itu dalam
salam keimanannya, yaitu: “Wei De Dong Tian
” bahwa hanya kebajikan Tuhan berkenan. Arinya, hanya perbuatan bajik
dari manusia yang berkenan kepada Tuhan.
Adapun benih-benih kebajikan yang bersemayam dalam hai seiap manusia yang menjadi Watak Sejai itu ialah:
1. Ren 仁
= Cinta kasih 2. Yi
义 = Kebenaran
3. Li 礼
= Kesusilaan 4. Zhi
智
= Kebijaksanaan
Akivitas Mandiri Tugas Mandiri
D Buatlah datar kegiatan yang ruin kamu lakukan, dan kaitkan dengan perbuatan
yang bermanfaat bagi orang lain, baik secara moril maupun materil
3. Pokok-Pokok Peribadahan
Ada empat pokok yang mendasari Tata Ibadah Umat Khonghucu, yaitu: 1. Ji Si 祭 祀
= SembahyangPersembahan 2. Gong Jing 恭 敬
= Hormat dan Sujud 3. Qi Dao 圻 稻
= Berdoa 4. Mo Shi 默 弑
= Diam Memahami
sumber: dokumen penulis Gambar 3.2 Membantu sesama sebagai
bentuk ibadah yang nyata
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 33
B. Ji-Si Sembahyang dan Persembahan
“Beribadahsembahyang itu bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan ia harus bangkit dari dalam, lahir di dalam hai. Bila hai yang di dalam itu bergerak, memancarlah
ia dalam upacara, maka orang yang bijaksana di dalam beribadahsembahyang didukung oleh sempurnanya iman, dan percaya, mewujud di dalam perilaku satya dan sujud.” Li
Ji. XXV: 1
1. Pengerian Sembahyang
Sembahyang adalah suatu perbuatan yang menyangkut ritual, yang dilakukan secara sadar-tulus dalam rangka menyampaikan sembahsujud dan hormat kepada
Tuhan, dengan aturan-aturan tertentu yang diwajibkan, diatur, dan ditetapkan oleh suatu agama.
Secara hariah, sembahyang berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri atas kata Sembah dan Hyang
. Sembah berari sujud, hormat atau memuja sesuatu sebagai Hyang, yaitu sesuatu yang dianggap mulia atau dimuliakan. Sembahyang
biasanya dilakukan dengan cara menundukkan kepala, membungkukkan badan atau bersimpuhbersujud. Hyang
berari suatu Dzhat baca: Zat Yang Mahainggi, Yang Mencipta, Mengatur dengan Hukum-Nya dan menguasai dunia beserta segala
isinya, yaitu Tuhan Tian.