Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 111
Selama ini manusia sangat takut untuk menjadi individu yang berbeda dari kelompok lingkungannya di mana ia inggal. Ketakutan itu imbul karena ia merasa menjadi sesuatu
yang berbeda berari masuk ke dalam kelompok yang ‘minoritas’. Hal yang selama ini terjadi, kelompok minoritas selalu ditekan dan selalu terancam. Jadikanlah perbedaan
itu sebagai suatu berkah, dan memang perbedaan itu membuat segalanya menjadi indah bervariasi.
E. Menuju Keharmonisan Sebuah Hubungan
Kesadaran akan adanya perbedaan di antara sesama manusia adalah langkah awal untuk dapat menciptakan hubungan yang harmonis. Suatu kenyataan yang idak dapat
dipungkiri bahwa manusia dalam hidupnya sebagai makhluk sosial idak dapat idak berhubungan dengan orang lain. Berhubungan dengan orang lain berari berinteraksi
baik itu secara sepintas maupun berkesinambungan. Seiap hari, kita berhadapan dan berinteraksi dengan anggota keluarga dan
lingkungan sebagai individu yang paling dekat dengan kita. Yang jelas, bahwa dari seiap interaksi kita dengan orang lain menghadirkan suatu kenyataan ada perbedaan
di dalamnya. Sesuatu yang kita anggap baik terkadang belum tentu baik untuk orang lain dan
begitupun sebaliknya. Dalam hal ini diperlukan adanya saling mengeri antara kedua belah pihak.
Berusaha memahami apa yang diinginkan orang lain dari kita, dan apa yang kita harapkan dari orang lain untuk kita terima. Memang bukanlah hal yang mudah untuk
dapat memahami keinginan orang lain, tetapi bukan juga hal yang terlalu sulit untuk dilakukan. Banyak kesalahpahaman yang terjadi dalam seiap jalinan hubungan karena
kedua belah pihak sama-sama idak dapat idak berusaha mengeri dan memahami satu sama lain.
Berusaha mengeri dan memahami keinginan orang lain memang memerlukan pengorbanan yang terkadang idak kecil, tetapi pengorbanan memang sesuatu yang
harus dilakukan demi terjalinnya hubungan yang harmonis. Nabi Kongzi bersabda: “Yang dapat diajak belajar bersama belum tentu dapat diajak
bersama menempuh Jalan Suci beragama, yang dapat diajak bersama menempuh Jalan Suci belum tentu dapat diajak bersama berteguh, dan yang dapat diajak bersama
berteguh belum tentu dapat bersesuaian paham.” Lunyu . IX: 30
Berusaha menyamakan fahampandangan kita tentang sesuatu dengan orang lain bukanlah sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Biarlah perbedaan itu hadir apa adanya,
yang terpening adalah mencari segi posiifkebaikan dari seiap perbedaan yang ada.
“Carilah persamaan di dalam perbedaan, jangan mencari perbedaan di dalam persamaan.”
Dengan dasar pemikiran yang posiif bahwa perbedaan adalah sesuatu yang selalu menyertai kehidupan ini, dan dalam seiap perbedaan tentu ada segi posiifnya serta
seiap perbedaan mesi memiliki pula persamaan-persamaan di dalamnya, akan menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia.
112 | SMASMK kelas X
Akivitas Bersama Diskusi Kelompok
D Apa yang kamu pahami tentang sikap tengah? Cari contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana sikap tengah untuk menghadapi permasalahan tersebut
F. Toleransi dalam Perbedaan
Sumber konlik terbesar satu-satunya adalah jika seseorang atau satu grup yang memaksakan nilai-nilai dan harapan atas orang laingrup lain.
Kata Toleransi berasal dan bahasa Lain, yaitu tolerare, arinya sikap sabar
membiarkan sesuatu, menahan diri, dan berlapang dada atas perbedaan dengan orang lain.
Toleransi antar umat beragama berari sikap sabar membiarkan orang lain memiliki keyakinan lain dan melakukan yang lain sehubungan dengan agamakepercayaan yang
diyakininya itu. Kita harus memiliki sikap sabarmenahan
diri melihat orang lain melakukan sesuatu yang berbeda dengan kita dalam segala hal. Memaksakan
kehendak kita kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan kita, hal ini menunjukkan
bahwa kita idak idak memiliki sikap sabarmenahan diri toleran kepada pihak lain yang berbeda dengan
kita.
Memang suatu kenyataan dan sejarah telah menunjukkan bahwa peradaban dunia pernah
diwarnai berbagai konlik, perselisihan bahkan peperangan yang menyangkut relasi antar
etnik dan agama yang terkadang demikian mengerikan dan berkepanjangan.
Seiap orang memang memiliki hak untuk menilai bahwa dirinya lebih baik dari orang lain paling idak dalam hal-hal tertentu. Seiap bangsa berhak menyatakan
bahwa bangsanya lebih hebat dari bangsa lain, dan seiap penganut suatu agama berhak meyakini bahwa agamanya lebih baik dari agama yang lain. Sebuah perusahaan berhak
menyatakan bahwa produknya lebih baik dari produk perusahaan yang lain. Semua itu wajar dan memang semua memiliki hak untuk menyatakan hal itu. Tetapi menjadi idak
eis jika kemudian mereka menyatakan bahwa yang lain adalah buruk. Kita idak perlu menutup mata atas segala kekurangan yang kita miliki. Rivalitas,
kecemburuan, sombong, sok paling tahu, dan paling benar justru sering dijumpai di antara umat yang mengaku telah berteguh dalam satu agama yang mereka bilang paling
hebat. Nabi Kongzi bersabda: “Sesungguhnya kemuliaan seseorang itu bergantung dari usaha orang itu sendiri.” Maka, janganlah menilai orang dari apa agama yang dianutnya,
dan jangan menilai agama dari orang yang menganutnya.
Referensi
Toleransi adalah prinsip utama bermasyarakat,
toleransi adalah jiwa yang menyimpan pemikiran
terbaik dan yang dipikirkan oleh semua orang.
Hellen Keller