Periklanan Analisis Pertumbuhan Teknologi, Produk Domestik Bruto, Dan Ekspor Sektor Industri Kreatif Indonesia

ke-13 dari 14 subsektor industri kreatif, sedangkan untuk kontribusi PDB dan jumlah tenaga kerja menempati urutan ke-12. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa kontribusi industri periklanan dalam PDB industri kreatif belum mencapai 1 persen, namun pertumbuhan PDB nya tinggi yaitu mencapai rata-rata tren 8.05 persen dalam tiga tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh keberadaan PPPI Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia yang merupakan asosiasi profesi dan asosiasi industri periklanan yang aktif sehingga membuat sirkulasi informasi di antara pelaku dalam industri periklanan. Dengan adanya sirkulasi informasi yang baik, industri periklanan dapat tumbuh dengan tinggi setiap tahunnya. Tabel 3 Kontribusi Subsektor Industri Periklanan Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 Berbasis Produk Domestik Bruto PDB Nilai Tambah Milyar Rupiah 1 214.3 1 332.5 1 418.0 1 531.6 Nilai thd Industri Kreatif Persen 0.92 0.96 0.97 0.99 Pertumbuhan Nilai Tambah Persen - 9.73 6.42 8.01 Nilai terhadap Total PDB Persen 0.053 0.055 0.055 0.057 Berbasis Ketenagakerjaan Jumlah TK Orang 17 816 19 146 20 050 20 600 Partisipasi TK thd Industri Kreatif Persen 0.23 0.24 0.25 0.25 Partisipasi TK thd Total Pekerja Persen 0.017 0.018 0.019 0.019 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Persen - 7.46 4.72 2.74 Produktivitas Tenaga Kerja Ribu Rppekerja 68 157 69 596 70 723 74 350 Berbasis Nilai Ekspor Nilai Ekspor Juta rupiah 16 728 17 629.5 18 889.3 19 932.2 Pertumbuhan Ekspor Persen - 5.39 7.15 5.52 Nilai Ekspor thd Industri Kreatif Persen 0.020 0.019 0.019 0.019 Nilai Ekspor thd Total Ekspor Persen 0.001 0.001 0.001 0.001 Berbasis Jumlah Usaha Jumlah Usaha Unit 2 310 2 421 2 489 2 560 Pertumbuhan Jumlah Usaha Persen - 4.81 2.81 2.86 Jml Usaha thd Industri Kreatif Persen 0.09 0.10 0.11 0.11 Jml Usaha thd Total Usaha Persen 0.005 0.005 0.005 0.005 Sumber: Kemenparekraf 2014 diolah Untuk mendukung industri periklanan agar dapat terus tumbuh, pemerintah telah menerbitkan Permen Kominfo No.25 Tahun 2007 tentang penggunaan sumberdaya domestik untuk produk iklan di lembaga penyiaran, pemerintah juga tidak terlalu membatasi produsen pembuat iklan mengingat tidak banyak produsen iklan dalam negeri yang unggul dalam kualitas karena jam terbangnya masih rendah. Di samping itu, sudah ada lembaga pembiayaan bukan bank yang dapat digunakan sebagai sumber pendanaan bagi industri periklanan ini yaitu Penanaman Modal Madani milik BUMN dan Komisi Penyiaran Indonesia milik KADIN, namun belum ada dukungan dari bank. 2. Arstitektur Kontribusi industri arsitektur terhadap perekonomian dapat dilihat pada Tabel 4. Industri arsitektur menempati urutan ke-11 untuk kontribusi ekspor, urutan ke-6 untuk kontribusi PDB, urutan ke-12 untuk kontribusi jumlah usaha, dan urutan ke-10 untuk kontribusi jumlah tenaga kerja dari 14 subsektor industri kreatif. Industri arsitektur tumbuh dengan tren rata-rata 7.52 persen per tahun selama 3 tahun terakhir. Ikatan Arsitektur Indonesia IAI sudah mengadakan ajang penghargaan bagi para arsitek Indonesia sehingga memacu para arsitek Indonesia untuk mau berkarya dan mengasah kreativitasnya agar dapat mendorong industri arsitektur untuk terus tumbuh. Akibat globalisasi, peningkatan kompetensi tenaga kerja terdidik yang mampu bersaing secara internasional merupakan kebutuhan mendasar. Oleh karena itu, sejak tahun 2008 telah dibuka pendidikan profesi arsitektur setelah lulus dari strata 1 sarjana sebagai respon atas kebutuhan industri karena kurikulum pendidikan arsitektur 4 tahun dirasa kurang memadai untuk mencetak arsitek yang berkualitas. Hal ini berhubungan dengan akreditasi dari Diknas untuk jangka waktu pendidikan sarjana. Dengan adanya pendidikan profesi arsitektur, ketersediaan tenaga kerja berkualitas semakin meningkat sehingga pertumbuhan tenaga kerja dalam industri arsitektur mencapai 3.71 persen selama tiga tahun terakhir seperti yang terlihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kontribusi Subsektor Industri Arsitektur Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 Berbasis Produk Domestik Bruto PDB Nilai Tambah Milyar Rupiah 4 428.7 4 815.9 5 095.4 5 505.3 Nilai thd Industri Kreatif Persen 3.35 3.46 3.50 3.57 Pertumbuhan Nilai Tambah Persen - 8.74 5.80 8.04 Nilai terhadap Total PDB Persen 0.19 0.195 0.198 0.203 Berbasis Ketenagakerjaan Jumlah TK Orang 38 268 40 574 42 121 42 670 Partisipasi TK thd Industri Kreatif Persen 0.49 0.51 0.52 0.52 Partisipasi TK thd Total Pekerja Persen 0.037 0.038 0.039 0.04 Pertumbuhan Jumlah TK Persen - 6.03 3.81 1.30 Produktivitas TK Ribu Rppekerja 115 729 118 694 120 971 129 020 Berbasis Nilai Ekspor Nilai Ekspor Juta rupiah 88 549.0 93 285.6 99 792.0 104 258.7 Pertumbuhan Ekspor Persen - 5.35 6.97 4.48 Nilai Ekspor thd Industri Kreatif Persen 0.10 0.09 0.10 0.10 Nilai Ekspor thd Total Ekspor Persen 0.005 0.005 0.005 0.005 Berbasis Jumlah Usaha Jumlah Usaha Unit 3 694 3 769 3 823 3 869 Pertumbuhan Jumlah Usaha Persen - 2.04 1.433 1.21 Jml Usaha thd Industri Kreatif Persen 0.16 0.16 0.16 0.16 Jml Usaha thd Usaha Total Persen 0.007 0.007 0.007 0.007 Sumber: Kemenparekraf 2014 diolah Dalam industri kreatif, HKI merupakan landasan utama sebagai perlindungan hasil kreasi dari insan kreatif, salah satunya arsitek yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Di sisi lain, dukungan pemerintah untuk mengirimkan arsitek dalam negeri untuk mengikuti ajang sayembara atau pameran di luar negeri masih kurang. Keikutsertaan arsitek Indonesia ke luar negeri sangatlah penting sebagai sarana promosi. Hal ini tentunya dapat meningkatkan ekspor jasa arsitek dalam negeri yang masih rendah kontribusinya seperti yang terlihat pada Tabel 4. Di samping itu, juga belum ada lembaga pembiayaan yang mendukung industri ini karena kendala agunan untuk mendapat pedanaan.

3. Pasar Barang Seni

Kemenparekraf menyatakan bahwa bisnis di bidang seni memiliki prospek cerah. Pasar Seni Ancol adalah suatu permodelan dari suatu pengkemasan klaster pasar barang seni, dimana diperlihatkan tidak hanya sisi perdagangannya namun juga merupakan studio atau workshop para seniman. Namun, saat ini pasar seni belum tergarap optimal, baik di pasar domestik maupun global. Hal ini dikarenakan landasan pendidikan seni di sekolah umum belum tersentuh sehingga sumber daya yang berkualitas di bidang seni masih terbatas. Hal ini berdampak pada masih rendahnya kontribusi industri pasar barang seni seperti yang terlihat pada Tabel 5. Industri pasar barang seni menempati urutan ke-11 untuk kontribusi jumlah usaha, urutan ke-3 untuk kontribusi jumlah tenaga kerja, dan urutan terakhir untuk kontribusi PDB dan ekspor. Tabel 5 Kontribusi Subsektor Industri Pasar Barang Seni Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 Berbasis Produk Domestik Bruto PDB Nilai Tambah Milyar Rupiah 399.3 426.6 438.3 456.1 Nilai thd Industri Kreatif Persen 0.3 0.31 0.3 0.29 Pertumbuhan Nilai Tambah Persen - 6.84 2.74 4.07 Nilai terhadap Total PDB Persen 0.018 0.018 0.017 0.017 Berbasis Ketenagakerjaan Jumlah TK Orang 14 956 15 163 15 237 15 269 Partisipasi TK thd Industri Kreatif Persen 0.19 0.19 0.19 0.19 Partisipasi TK thd Total Pekerja Persen 0.014 0.014 0.014 0.0144 Pertumbuhan Jumlah TK Persen - 1.39 0.49 0.21 Produktivitas TK Ribu Rppekerja 26 698.3 28 134.3 28 765.5 29 870.9 Berbasis Nilai Ekspor Nilai Ekspor Juta rupiah 9 951.0 10 727.2 10 989.6 11 405.4 Pertumbuhan Ekspor Persen - 7.80 2.45 3.78 Nilai Ekspor thd Industri Kreatif Persen 0.012 0.011 0.011 0.011 Nilai Ekspor thd Total Ekspor Persen 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 Berbasis Jumlah Usaha Jumlah Usaha Unit 4 990 5 062 5 147 5 242 Pertumbuhan Jumlah Usaha Persen - 1.44 1.68 1.84 Jml Usaha thd Industri Kreatif Persen 0.22 0.22 0.22 0.22 Jml Usaha thd Usaha Total Persen 0.01 0.01 0.01 0.01 Sumber: Kemenparekraf 2014 diolah Kebijakan pemerintah dalam industri pasar barang seni masih belum terarah. Masih terjadi penggusuran di kawasan perdagangan barang seni seperti pedagang keramik di Rawasari, Jakarta Pusat. Di samping itu, belum ada HKI sehingga masih banyak terjadi pembajakan. Peran lembaga pembiayaan juga belum mendukung industri ini. Lembaga pembiayaan biasanya lebih berperan pada pameran yang dijembatani oleh galeri. Untuk seniman muda, hal ini masih merupakan kendala karena belum banyak galeri yang mau membiayai.

4. Kerajinan

Pada tahun 2013, industri kerajinan menyumbang PDB industri kreatif hingga 15.1 persen atau setara dengan hampir satu persen dari total PDB sepuluh sektor industri di Indonesia seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6. Industri kerajinan menempati urutan ke-2 dari 14 subsektor industri kreatif untuk seluruh kontribusi perekonomian PDB, ekspor, jumlah usaha, dan jumlah tenaga kerja. Hal ini tidak mengherankan melihat potensi industri kerajinan karena etnis suku bangsa Indonesia yang besar merupakan sumber kreativitas yang tidak akan ada habisnya. Industri kerajinan hampir semuanya sanggup bertahan ketika krisis 1997 karena minimnya ketergantungan akan komponen impor. Kemudian, daerah- daerah yang sudah kuat imagenya dalam turisme seperti Bali, Yogyakarta, dan Batam menjadi peluang untuk jalur distribusi industri ini. Di samping itu, jumlah penduduk Indonesia yang banyak juga merupakan potensi pasar, namun apresiasi masyarakat terhadap produk kerajinan masih kurang karena rendahnya daya beli sehingga masih memprioritaskan harga dan fungsi produk. Di sisi lain, Tabel 6 menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja masih rendah karena masih minimnya upah. Tabel 6 Kontribusi Subsektor Industri Kerajinan Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 Berbasis Produk Domestik Bruto PDB Nilai Tambah Milyar Rupiah 22 595.6 23 388.2 23 835.1 25 354.8 Nilai thd Industri Kreatif Persen 17.1 16.8 16.4 15.1 Pertumbuhan Nilai Tambah Persen - 3.51 1.91 6.38 Nilai thd Total PDB Persen 0.99 0.97 0.93 0.94 Berbasis Ketenagakerjaan Jumlah TK Orang 2 909 574 2 988 101 3 077 099 3 109 047 Partisipasi TK thd Ind.Kreatif Persen 37.4 37.7 38.2 38.2 Partisipasi TK thd Total Pekerja Persen 2.78 2.82 2.87 2.90 Pertumbuhan Jumlah TK Persen - 2.70 2.98 1.04 Produktivitas TK Ribu Rppekerja 7 765.9 7 827.1 7 745.9 8 155.2 Berbasis Nilai Ekspor Nilai Ekspor Milyar rupiah 15 539 17 773 20 176 21 723 Pertumbuhan Ekspor Persen - 14.37 13.52 7.67 Nilai Ekspor thd Ind.Kreatif Persen 18.06 18.92 20.42 20.27 Nilai Ekspor thd Total Ekspor Persen 0.98 0.91 1.01 1.05 Berbasis Jumlah Usaha Jumlah Usaha Unit 1 054 753 1 063 645 1 071 680 1 076 612 Pertumbuhan Jumlah Usaha Persen - 0.84 0.76 0.46 Jml Usaha thd Industri Kreatif Persen 45.6 45.4 45.5 45.2 Jml Usaha thd Usaha Total Persen 2.05 2.04 2.04 2.03 Sumber: Kemenparekraf 2014 diolah Dalam rangka memperkenalkan produk kerajinan Indonesia di kalangan luar negeri, Kemendag telah mengoordinasi promosi di luar negeri. Hal ini berdampak pada tingginya kontribusi ekspor produk kerajinan Indonesia yang mencapai 21.7 triliun rupiah atau mencapai hampir 1 persen dari total ekspor Indonesia pada tahun 2013 seperti yang terlihat pada Tabel 6. Untuk memudahkan para pelaku industri kerajinan untuk terus berkarya, Presiden telah meluncurkan Kredit Usaha Rakyat KUR pada tanggal 5 November 2007 tanpa agunan. Di sisi lain, pemerintah juga masih lemah dalam menegakkan hukum terhadap pelaku yang melakukan penebangan liar dan penyelundupan kayu secara ilegal. Ekspor kayu ilegal masih banyak dilakukan di daerah-daerah seperti perbatasan Kalimantan dan Malaysia. Hal ini akan mempengaruhi ketersediaan bahan baku untuk industri kerajinan domestik.

5. Desain

Pemerintah Indonesia mendukung industri desain sehingga mampu menyumbang sekitar 7 persen PDB industri kreatif seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7. Industri desain menempati urutan ke-4 untuk kontribusi PDB, jumlah