6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
Pembelajaran IPA di SD mempunyai tujuan agar siswa dapat melestarikan, menjaga, dan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya. Selain itu siswa dapat
mengembangkan pengetahuannya dengan cara dan metode yang teratur. Metode pembelajaran di SD harus berpusat pada siswa, baik potensi, kebutuhan,
perkembangan siswa serta menyeluruh dan berkesinambungan sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Adapun teori yang mendasari dalam pembelajaran IPA di SD yaitu teori belajar kognitif dan teori belajar konstruktivisme.
2.2.3 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPA SD
Ada berbagai macam teori belajar dalam dunia pendidikan. Adapun teori belajar yang mendasari pembelajaran IPA SD diantaranya yaitu teori belajar
kognitif dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget dan Robert Gagne.
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai suatu proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh atau mengubah
pemahaman dan struktur kognitif. Memperoleh pamahaman berarti menangkap makna suatu obyek atau situasi yang dihadapi. Sedangkan struktur kognitif adalah
persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam lingkungan yang mempengaruhi ide-ide, perasaan, tindakan dan hubungan sosial Sumiati dan
Asra, 2008:47. Menurut Winataputra 2008:3.4, teori kognitif memandang belajar
merupakan proses internal yang tidak dapat dapat diamati secara langsung.
Perilaku belajar seseorang tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar eksternal, melainkan dipengaruhi oleh cara-cara bagaimana terjadi proses informasi di dalam
diri seseorang internal. Adapun perubahan tingkah laku yang tampak merupakan refleksi dari perubahan persepsi diri terhadap sesuatu yang diamati dan dipikirkan.
Menurut Piaget, setiap individu mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap
Umur Ciri Pokok Perkembangan
Sensorimotor 0-2 tahun
Terbentuknya kepermanenan obyek Praoperasional
2-7 tahun Penggunaan simbolbahasa, konsep
intuitif, egosentrissentrasi Operasi Konkret
7-11 tahun Berpikir logis, desentrasi, reversibel
Operasi Formal 11 tahun ke atas
Hipotesis, abstrak,
deduktif dan
induktif, logis Suprijono, 2010:23
Berdasarkan tahapan perkembangan kognitif Piaget tersebut di atas, anak SD di Indonesia umumnya berkisar antara usia 6-12 tahun. Jenjang usia tersebut
termasuk dalam tahap akhir praoperasional sampai awal operasi formal. Menurut Srini 1997:30, pada tahap tersebut pola pikir anak berada dalam tahap berpikir
intuitif dan tahap berpikir kongkrit, sehingga dalam proses belajar anak harus dihadapkan dengan benda-benda konkrit dahulu sebelum mereka dapat
memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Sedangkan menurut teori belajar konstruktivisme, belajar merupakan
proses membangun atau membentuk makna, pengetahuan, konsep, dan gagasan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Penerapan teori belajar
konstruktivisme dalam pembelajaran yaitu melalui melalui sistem belajar kooperatif dimana seseorang membangun realitas secara kolaboratif melalui
kegiatan pemecahan masalah Winataputra, 2008:6.10. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Isjoni 2009:46 yaitu dalam
proses pembelajaran siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Siswa akan menyesuaikan
pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan baru.
Menurut Suprijono 2010:31, pengetahuan menurut konstruktivisme bersifat subjektif. Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan
seseorang. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang ada di luar, tetapi ada dalam diri seseorang yang membentuknya. Tanpa interaksi dengan objek, seseorang tidak
dapat mengkonstruksi pengetahuan. Keberhasilan belajar tergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Belajar melibatkan pembentukan “makna” dari apa yang telah dilakukan, dilihat dan didengar.
Dari uraian kedua teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran IPA siswa dituntut untuk terlibat aktif dan menjadi pusat
kegiatan belajar. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah dan mengkontruksi pengetahuan yang telah dimiliki dengan konsep baru yang sedang
dipelajari melalui kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada siswa sehingga pembelajaran menjadi berkualitas.
2.3 Kualitas Pembelajaran