Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar Model Pembelajaran

17 Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan fisik anak laki-laki dan anak perempuan sudah mulai menunjukkan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan. Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dari hubungan hampir konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan netan. Oleh karenanya energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang terbentuk selama periode masa awal anak. Di samping penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi, dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai situasi Yanuar Kiram, 1992:36.

2.8 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar

Karakteristik perkembangan gerak pada anak sekolah dasar adalah peningkatan kemampuan gerak yang bisa diidentifikasi dalam bentuk: gerakan bisa dilakukan dengan melanika tubuh yang makin efisien. Gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol, pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi, gerakan semakin bertenaga, kecepatan perkembangannya dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan berulang-ulang aktivitasnya. Secara mekanika faktor yang mempengaruhinya adalah : koordinasi tubuh, ukuran tubuh, dan kekuatan otot. Pengukuran fisik secara berkala adalah untuk memantau perkembangan kemampuan dan keterampilan gerak yang sudah dimiliki anak Didin Budiman, 2004:12 18

2.9 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk didalamnya bukubuku, film, komputer, kurikulum, dan lainlain Joyce dalam Trianto, 2007:5. Sementara itu Nurulwati Trianto, 2007:5 mengemukakan maksud model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Arend 1997 istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksisnya, lingkungan, dan sistem pengelolaannya. Jadi model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Dari ketiga pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan materi tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Model desain sistim pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dan Carey 2005, telah lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif dan efesien dan menarik. Model yang mereka kembangkan didasarkan pada penggunaan pendekatan system atau system approach terhadap 19 komponen-komponen dasar yang meliputi : analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Setelah draf atau rancangan program pembelajaran selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulakan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran . Hasil dari proses evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan atau input untuk memperbaiki program. Tiga jenis evaluasi formatif dapat diaplikasikan untuk mengembangkan produk atau program pembelajaran yaitu : z Evaluasi perorangan one to one evaluation z Evaluasi kelompok small group evaluation z Evaluasi lapangan field trial 2.9.1 Evaluasi perorangan merupakan tahap yang perlu dilakukan dalam menerapkan evaluasi formatif, evaluasi ini dilakukan melalui kontak langsung dengan dua atau tiga orang calon pengguna program dalam hal ini adalah 35 siswa untuk memperoleh masukan tentang keterencanaan dan daya tarik program. 2.9.2 Evaluasi kelompok kecil dilakukan dengan menguji cobakan program terhadap sekelompok kecil pengguna program pengembangan yang terdiri dari 10 atau 15 orang siswa. Evaluasi ini untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas program model pengembangan. 20 2.9.3 Evaluasi lapangan adalah uji coba terhadap sekelompok besar calon pengguna program, sebelum progam tersebut digunakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya. 2.9.4 Langkah akhir dari proses desain program pengembangan model pembelajaran ini adalah melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran. Data yang diperoleh dari prosedur evaluasi formatif dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui kelemahan – kelemahan yang dimiliki oleh program pembelajaran. Gambar 2.1 Prosedur Evaluasi Formatif. 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yag bertujuan menghasilkan produk berupa model pembelajaran bola voli melalui lempar tangkap dan pasing bawah dengan bola digantung pada siswa sekolah dasar. melalui pendekatan lingkungan perkebunan pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Dalam penerapan model pembelajaran efektitas metode latihan keseimbangan, melalui pendekatan lingkungan perkebunan ini peneliti menggunakan model prosedural yang bersifat deskriptif. Model ini menggunakan langkah-langkah umum yang harus diikuti untuk menghasilkan produk, sebagaimana siklus penelitian dan pengembangan Borg Gall, 1983 dalam Sugiyono, 2009 adalah sebagai berikut: 3. Penelitian dan pengumpulan informasi awal Penelitian dan pengumpulan informasi yang meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi lapangan. 4. Pengembangan produk awal Pengembangan format produk awal yang mencakup bahan-bahan pembelajaran berupa bahan cetak urutan proses yang dilengkapi dengan alat evaluasi. 5. Evaluasi Ahli dan Ujicoba Awal

Dokumen yang terkait

MENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI PERMAINAN BOLA BERANTAI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TENGARAN 01 KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013

14 131 110

MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET MODIFIKASI DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN LUAR SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4

0 164 138

MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR PASSING BAWAH DALAM BOLA VOLI MINI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN TANAH PEKARANGAN KOSONG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIKANGKUNG 01 KECAMATAN PANGKAH KAB

2 61 126

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

0 10 99

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI LAMBUNG PANTUL BOLA PADA SISWA KELAS IV SDN CINTAASIH II KEC CILEUNYI KAB BANDUNG.

0 0 40

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN KEBUN PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI GIRIWETAN KEC. GRABAG KAB. MAGELANG.

0 0 2

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG.

0 0 2

UPAYA PENINGKATAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN LEMPAR TANGKAP BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANYUWANGI 3 KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 2016 -

0 0 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN MELEMPAR BOLA PADA SISWA SD

0 0 11

PEMBELAJARAN PASSING BAWAH MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PADA PERMAINAN BOLA VOLI SISWA SD KELAS V

0 4 13