interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan J.A. Brunner sebagaimana dikutip Sugandi 2004:36 menyatakan bahwa dalam belajar ada empat hal pokok yang
perlu diperhatikan, yaitu peranan pengalaman struktur pengetahuan, kesiapan mempelajari sesuatu, intuisi, dan cara membangkitkan motivasi belajar.
Menurut Kusmiyati Setiamihardja 2007: 1 peran guru dalam proses belajar mengajar adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling
berkaitan dan dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan peserta didik itu sendiri. Hal
tersebut dikarenakan belajar merupakan proses yang aktif sebagai upaya untuk mengembangkan knowledge, logic nalar dan structure. Sehingga guru dituntut
untuk mampu menghargai anak yang bernalar, terlepas dari benar atau salahnya penalaran peserta didik tersebut, para guru harus mampu mendorong dan
memperkayanya. Dalam penelitian ini, peserta didik diarahkan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri dengan cara mengembangkan pengetahuan
yang sudah dimiliki sebelumnya.
2.1.3 Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia Hapsari, 2011: 35.
Sedangkan menurut Von Glasersfeld sebagaimana dikutip Suparno 1997: 23 mengatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi bentukan kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi
dengan lingkungannya. Dasar dari pandangan konstruktivistik adalah anggapan
bahwa dalam proses belajar: a peserta didik tidak menerima begitu saja pengetahuan yang didapatkan mereka dan menyimpannya di kepala, melainkan
mereka menerima informasi dari dunia sekelilingnya, kemudian membangun pandangan mereka sendiri tentang pengetahuan yang mereka dapatkan; dan b
semua pengetahuan disimpan dan digunakan oleh setiap orang melalui pengalaman yang berhubungan dengan ranah pengetahuan tertentu Fachrurrazy,
2002: 1-2. Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah
menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. Dapat mengkonstruksi
pengetahuan secara pribadi serta menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari orang lain. Teori ini juga mengharapkan anak untuk aktif dalam belajar mungkin dengan
membentuk sebuah kelompok belajar kecil untuk berdiskusi dengan teman sebaya.
Proses mengajar adalah suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuannya,
bukan kegiatan memindahkan
pengetahuan dari guru ke peserta didik. Dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar peserta didik
Sardiman, 2008: 38. Tugas guru dalam teori konstruktivisme menurut Sugandi 2007: 42 adalah: a menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta
didik; b memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan idenya sendiri; dan c menyadarkan peserta didik agar menerapkan
strategi mereka sendiri dalam belajar.
2.1.4 Pembelajaran Matematika