Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Motivasi Kerja Karyawan

4.12. Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Motivasi Kerja Karyawan

Faktor-faktor sistem kompensasi yang dianalisis dan diduga memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan terdiri dari metode penetapan kompensasi, asas kompensasi dan kompensasi itu sendiri yang terdiri dari gaji yang diterima, kesesuaian gaji dengan UMR, tunjangan, upah lembur, bonus, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, kebijakan ijin cuti karyawan dan fasilitas. Hasil uji kolerasi antara sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan tetap dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hubungan sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan tetap, 2006 No Indikator Sistem Kompensasi Nilai Kolerasi Angka Signifikansi Taraf Nyata α Hubungan Dengan Motivasi 1 Metode Penetapan kompensasi a Sistem kompensasi terkait dengan penilaian kinerja 0.517 0.000 0.10 Agak kuat, positif dan nyata

2 Asas Kompensasi

a Sistem kompensasi disesuaikan dengan prestasi karyawan asas adil 0.374 0.004 0.10 Agak lemah, positif dan nyata b Gaji sudah memenuhi kebutuhan hidup asas layak 0.403 0.002 0.10 Agak lemah, positif dan nyata

3 Kompensasi

a Kompensasi sesuai dengan tanggung jawab 0.292 0.028 0.10 Agak lemah, positif dan nyata b Gaji sesuai dengan UMR 0.566 0.000 0.10 Agak kuat, positif dan nyata c Tunjangan 0.371 0.004 0.10 Agak lemah, positif dan nyata d Upah lembur sesuai dengan standar 0.365 0.005 0.10 Agak lemah, positif dan nyata e Adanya bonus karena prestasi kerja 0.260 0.101 0.10 Tidak ada hubungan f Perusahaan menjamin kesehatan dan keselamatan kerja 0.219 0.101 0.10 Tidak ada hubungan g Adanya kebijakan tentang ijin cuti karyawan 0.389 0.003 0.10 Agak lemah, positif dan nyata h Fasilitas 0.505 0.000 0.10 Agak kuat, positif dan nyata Pada Tabel 9, terlihat variabel yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan tetap adalah gaji yang diterima karyawan, adanya kesesuain gaji yang diterima dengan UMR merupakan faktor yang memotivasi karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap untuk bekerja lebih baik. Untuk itu indikator kesesuaian gaji harus menjadi perhatian utama perusahaan apabila ingin meningkatkan motivasi kerja karyawan tetap. Variabel jaminan akan kesehatan dan keselamatan kerja, ternyata tidak memiliki hubungan dengan motivasi kerja karyawan, hal ini disebabkan karena karyawan menganggap jaminan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang wajib diterapkan di perusahaan dan merupakan sesuatu yang wajar dan biasa diterapkan oleh perusahaan untuk kepentingan kedua belah pihak yaitu karyawan dan pihak perusahaaan, sehingga jaminan kesehatan dan keselamatan kerja tidak berhubungan dengan motivasi kerja karyawan tetap. Dari seluruh sistem kompensasi yang diduga memiliki hubungan dengan motivasi kerja karyawan tetap, variabel yang memiliki pengaruh nyata dan positif setelah diurutkan adalah kesesuaian gaji dengan UMR, metode penetapan kompensasi, fasilitas, asas layak kompensasi, kebijakan ijin cuti karyawan, asas adil kompensasi dan tunjangan, sedangkan upah lembur dan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan tetap. Hal ini didapat dari nilai kolerasi yang rendah sebesar 0.219 dan angka signifikansi α = 0,10. Hubungan antara sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan kontrak dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hubungan sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan kontrak, 2006 Ternyata variabel yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan kontrak adalah metode penetapan kompensasi, asas kompensasi, tunjangan, kebijakan tentang ijin cuti karyawan, jaminan akan kesehatan dan keselamatan kerja dan fasilitas Tabel 10. Sementara itu apabila perusahaan ingin meningkatkan motivasi kerja karyawan kontrak maka perusahaan perlu melakukan perbaikan terhadap variabel diatas. Hasil analisis diatas apabila dikaitkan dengan teori motivasi maka dapat disimpulkan bahwa karyawan kontrak termotivasi untuk bekerja lebih baik yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman Teori Hierarki Kebutuhan Maslow, dan memenuhi faktor higien Teori Motivasi Dua Faktor Hezberg, serta untuk memenuhi kebutuhan eksistensi Teori motivasi Kebutuhan ERG Alderfer. No Indikator Sistem Kompensasi Nilai Kolerasi Angka Signifikansi Taraf Nyata α Hubungan Dengan Motivasi 1 Metode Penetapan kompensasi a Sistem kompensasi terkait dengan penilaian kinerja 0.532 0.004 0.10 Agak kuat, positif dan nyata

2 Asas Kompensasi

a Sistem kompensasi disesuaikan dengan prestasi karyawan asas adil 0.504 0.006 0.10 Agak kuat, positif dan nyata b Gaji sudah memenuhi kebutuhan hidup asas layak 0.162 0.409 0.10 Tidak ada hubungan

3 Kompensasi

a Kompensasi sesuai dengan tanggung jawab 0.329 0.087 0.10 Agak lemah, positif dan nyata b Gaji sesuai dengan UMR 0.333 0.083 0.10 Agak lemah, positif dan nyata c Tunjangan 0.470 0.012 0.10 Agak lemah, positif dan nyata d Upah lembur sesuai dengan standar 0.065 0.743 0.10 Tidak ada hubungan e Adanya bonus karena prestasi kerja 0.461 0.013 0.10 Agak lemah, positif dan nyata f Perusahaan menjamin kesehatan dan keselamatan kerja 0.606 0.001 0.10 Agak kuat, positif dan nyata g Adanya kebijakan tentang ijin cuti karyawan 0.461 0.013 0.10 Agak lemah, positif dan nyata h Fasilitas 0.431 0.022 0.10 Agak lemah, positif dan nyata Upah lembur dan asas layak dalam kompensasi tidak berhubungan dengan motivasi kerja karyawan, hal ini disebabkan karena orientasi karyawan kontrak bukan pada layak tidaknya gaji, tapi mereka lebih ingin menunjukan kepada perusahaan bahwa mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja dengan baik sesuai dengan tugasnya, sehingga mereka memiliki kinerja yang tinggi. Dari seluruh sistem kompensasi yang diduga memiliki hubungan nyata dan positif dengan motivasi kerja karyawan kontrak, setelah diurutkan adalah jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, metode penetapan kompensasi, asas adil dalam kompensasi, tunjangan, bonus, ijin cuti karyawan, fasilitas, kesesuaian gaji dengan UMR, kesesuaian kompensasi dengan tanggung jawab. Asas layak dalam kompensasi yaitu gaji dapat memenuhi kebutuhan hidup dan upah lembur, tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan kontrak. Hal ini didapat dari nilai kolerasi yang rendah dan angka signifikansi α = 0,10 yaitu 0.250.

4.13. Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Kinerja Karyawan

Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan produksi PT.Cypress Adimulia

1 5 114

Analisis hubungan antara sistem kompensasi terhadap motivasi dan produktivitas kerja karyawan bagian produksi PT. Sariwangi A.E.A

0 2 95

Analisis gaya kepemimpinan manajer dan supervisor berdasarkan persepsi karyawan PT Coats Rejo Indonesia Divisi Produksi

23 146 88

Analisis pengaruh sistem kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan departemen produksi PT Unitex Tbk Bogor

0 4 108

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KOMPENSASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kompensasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Wonogiri.

0 6 18

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KOMPENSASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kompensasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Wonogiri.

0 2 13

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos indonesia Kantor Pos Wonogiri.

0 2 18

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos indonesia Kantor Pos Wonogiri.

1 3 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KINERJA KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi terhadap Kompensasi dengan Kinerja Karyawan.

0 0 15

Pengaruh Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Takeda Indonesia

0 0 14