Bentuk dan Jenis Letter Of Credit

Definisi-definisi di atas memiliki formasi kata-kata yang berbeda. Namun, secara umum dapatlah disimpulkan bahwa inti dari LC adalah janji pembayaran, secara lebih lanjut dapat disimpulkan sebagai berikut :  Merupakan suatu perjanjian bank untuk melakukan pembayaran tranksaksi internasional  Memberikan suatu bentuk pengamanan bagi semua pihak yang bersangkuan dalam tranksaksi tersebut  Menjamin pembayaran-pembayaran yang disediakan apabila syarat-syarat dan kondisi LC telah dipenuhi  Bahwa setiap tranksaksi ataupun pembayaran yang dilakukan oleh bank semata-mata hanyalah didasarkan pada apa yang tertulis dalam dokumen dan bukan atas barang atau jasa yang bersangkutan

2. Bentuk dan Jenis Letter Of Credit

LC sebagai alat pembayaran terdiri dari beberapa jenis yang sebagian diatur dalam UCP dan sebagian lain dirumuskan oleh doktrin. Jenis LC yang datur dalam UCP terdiri dari: 1. Revocable Letter Of Credit Adalah LC yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu LC yang dapat ditarik kembali atau dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan beneficiary. Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut LC karena tidak Universitas Sumatera Utara mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena itu bentuk LC yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang dipergunakan. 2. Irrevocable Letter Of Credit Adalah suatu LC yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang ditentukan dalam LC, issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas LC tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang ditetapkan didalamnya terpenuhi. 3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu LC adalah credit standing bank itu ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam LC yang bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit standing daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional sehingga pihak penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed LC. 4. Transferable Letter Of Credit Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk Universitas Sumatera Utara menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih. 5. Sight Payment LC Jenis LC ini adalah suatu LC yang pembayarannya dilakukan secara tunai. Jika bank penerbit mengeluarkan sight payment LC, maka bank penerus diinstruksikan untuk melakukan pembayaran atau mengatur pembayaran kepada penerima pada saat pengajuan-pengajuan dokumen yang disyaratkan LC. Kemudian jenis-jenis LC yang dirumuskan berdasarkan doktrin adalah sebagai berikut: 6. Back To Back Letter Of Credit Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable LC yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable LC seluruhnya berlaku juga bagi back to back LC. 7. Red Clause Letter Of Credit Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah pembayaran atas LC oleh bank yang dilakukan sebelum dokumen- dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah maka red clause LC termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit. Universitas Sumatera Utara 8. Green Ink Clause Letter Of Credit Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause LC, yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan. 9. Revolving Letter Of Credit Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan LC seperti yang telah diutarakan di atas untuk masing-masing transaksi. 10. Stand By Letter Of Credit Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu.

3. Prosedur Tranksaksi Letter Of Credit

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Penumpang Pesawat Udara Ditinjau Dari Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999

1 75 113

Kedudukan Dan Tanggung Jawab Komisaris Independen Pada Perseroan Terbuka Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (Riset : PT. Central Proteinaprima Tbk.)

0 44 131

Tanggung Jawab Dewan Komisaris Perseroan Terbatas Dalam Hal Terjadinya Kepailitan Berdasarkan Undang-Undang RI No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

0 44 146

Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 90 158

Tanggung Jawab Pengawasan Bank Indonesia Terhadap perbankan Syariah Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Studi : Kantor Bank Indonesia Medan)

0 36 133

Tanggung Jawab Pengelola Mal Terhadap Pelanggaran Hak Cipta yang Dilakukan oleh Penyewa Menurut Undang –Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

0 54 127

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN HAKIM PENGAWAS TERHADAP KURATOR YANG MERUGIKAN HARTA PAILIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004.

0 0 1

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

0 0 2

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

0 0 17

Tanggung Jawab Bank Penerbit Letter Of Credits (Issuing Bank) Yang Diputuskan Pailit Terhadap Eksportir Dan Importir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

0 2 38