commit to user 5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian i
ni adalah “ Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dapat meningkatkan
kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 01 Blumbang Tawangmangu Karanganyar Tahun Pelajaran 2010
2011”?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “ Meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat
melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT pada siswa kelas IV SDN 01 Blumbang Tawangmangu
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010 2011”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibedakan atas manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis.
Sebagai sumbangan karya ilmiah melalui biro skripsi tentang meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat dan berkembangnya
pemikiran untuk meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap anak yang memiliki kesulitan berhitung melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together NHT. 2. Manfaat Praktis.
a. Bagi siswa. 1 Meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung bilangan bulat.
2 Meningkatkan keaktifan siswa dalam kelompok. 3 Meningkatkan semangat siswa dalam proses pembelajaran.
commit to user 6
b. Bagi guru. 1 Membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.
2 Diperolehnya wawasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT.
3 Meningkatkan profesionalisme guru. c. Bagi sekolah.
1 Meningkatkan kualitas sekolah. 2 Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.
3 Tumbuhnya semangat guru dalam mengembangkan proses pengembangan proses pembelajaran yang bermutu.
commit to user 7
BA
B II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kemampuan Berhitung
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan dibutuhkan setiap orang untuk melaksanakan sesuatu. Tanpa kemampuan, apa yang dilakukan tidak akan maksimal. Kemampuan
berasal dari kata dasar “mampu” yang berarti kuasa bisa, sanggup melakukan
sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan Inda Putri Manroe, 276. Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan, kecakapan,
kekuatan, atau potensi diri sendiri Depdikbud, 1999:623 Kemampuan barasal dari kata mampu yang berarti ; kecakapan, kekuatan
kita berusaha dengan diri sendiri. Kekayaan; karena sudah memadai. Daya serap kemampuan sebidang tanah menyerap sebuah tenaga kerja. Kamus
Besar Bahasa Indonesia 1990:311 Menurut Hanurda, kemampuan juga dapat diartikan sebagai kecakapan
atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan
sesuatu yang
dilakukan melalui
tindakannya http:digilip.petra.ac.idviewer.php?page=1submit.y=0qual=highfnam
e=jiunkpesleman2008jiunkpe-ns-sl-2008-31403361-9052-hanurda- chapter2.pdf.
Menurut Chalpin ability kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan suatu
perbuatan. Sedangkan menurut Robbins, kemampuan merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek
http:digilip.petra.ac.idviewer.php?page=1submit.y=0qual=highfnam
commit to user 8
e=jiunkpesleman2008jiunkpe-ns-sl-2008-31403361-9052-hanurda- chapter2.pdf.
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan atau potensi
bawaan sejak lahir atau hasil latihan yang dapat digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
b. Pengertian Berhitung
Menurut Dali S. Naga Mulyono Abdurrahman, 2003: 253 Aretmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan hubungan-
hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan pengurangan perkalian dan pembagian. Secara
singkat aritmatika atau berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan. Berhitung berasal dari kata hitung yang berarti mengerjakan hitungan
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, memperbanyakan dan sebagainya. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002:405
Pembelajaran merupakan pembelajaran yang dimaksudkan untuk menggiring siswa agar memiliki kemampuan berpikir objektif, kritis, cermat,
analitis dan logis. Untuk memenuhi maksut tersebut, maka siswa harus memiliki kemampuan berhitung dengan baik. Berhitung disamping menulis
dan membaca, dipandang sebagai salah satu landasan dan wahana pokok siswa untuk menggali dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi
Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, nomor 2, tahun I, 1996. Dengan demikian kemampuan berhitung yang baik, siswa memiliki landasan yang
kuat untuk mempelajari pengetahuan yang lebih lanjut. Berhitung merupakan salah satu tahapan belajar yang harus dilalui
setipa anak. Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita sebagai orang tua atau guru mengajari anak untuk berhitung sendini mungkin. Dikarenakan berhitung
sangat erat dengan angka-angka.
commit to user 9
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa berhitung adalah mengoperasikan
sejumlah bilangan
yang berbentuk
angka yaitu
menjumlahkan, mengurangi, membagi dan memperbanyak dan sebagainya.
c. Pengertian Kemampuan Berhitung
Nyimas Aisyah, dkk 2007:6.5 kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat
dikataka bahwa semua aktifitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Menurut Dewa Ketut Sukardi dalam sulis 2007:14 bahwa kemampuan
berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung.
Kemampuan berhitung sangat diperlukan dalam pembelajaran Matematika. Kemampuan berhitung merupakan kemampuan matematis yang
didalamnya tedapat kemampuan melakukan pengerjaan-pengerjaan hitung seperti menjumlah, mengurang, mengalikan, membagi, memengkatkan,
menarik akar, menarik logaritma serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambing-lambang matematika Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, nomor 2,
tahun I, tahun 1996. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berhitung adalah kecakapan dalam mengoperasikan bilangan- bilangan nyata yang berbentuk angka terutama menyangkut penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
2. Tinjauan Tentang Matematika
a. Pengertian Matematika
R.Soedjadi 2000:11 berpendapat pengertian matematika 1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik, 2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, 3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan
commit to user 10
dengan bilangan, 4.Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, 5.Matematika adalah
pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik, 6.Matematika adalah penngetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Ruseffendi Heruman, 2001:1 Matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang
keteraturan, dan struktur yang tidak didefinisikan , keunsur yang didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan menurut soedjadi
2000, yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Johson dan
Myklebust Mulyono
Abdurrahman, 2005:252
menyatakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis dan praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Sedangkan menurut Lerner Mulyono Abdurrahman, 2003:252 menyatakan bahwa matematika
disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide
mengenai elemen dan kualitas. Sutawijaya Nyimas Aisyah dkk, 2007:11 menyatakan bahwa
Matematika mengkaji benda abstrak benda pikiran yang disusun menggunakan lambang dan penalaran deduktif.
Dienes Nyimas dkk, 2007:2.7 menyatakan bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan
hubungan-hubungan diantaran
struktur-struktur dan
mengkategorikan hubungan-hubungan diantara struktur.
Jonson dan Rising Asep Jihad, 2008:153 Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logika, matematika itu
adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbul yang padat, lebih berupa bahasa simbul
mengenai arti dari pada bunyi; matematika adalah pengetahuan struktur yang
commit to user 11
terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak di definisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah
dibuktikan kebenarannya, matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide, dan matematika adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada
keterurutan dan keharmonisan. Secara simpel matematika diartikan sebagai telaahan tentang pola dan
hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat Reys, 1984, karenanya matematika bukan pengetahuan yang
menyendiri, tetapi keberadaanya untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam Kline, 1973.
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan siswa harus memberikan situasi yang dapat dibayangkan siswa atau memiliki hubungan dengan dunia
nyata. Gail A. William 1983:3 menyatakan Matematics is beautiful and useful creation of the human mind and spirit. Matematika adalah sebuah
kreasi yang indah dan berguna dalam pikiran dan jiwa manusia. Paling Mulyono Aburrahmam, 2003:252 mengemukakan bahwa
matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; Suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan atau menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri
dalam melihat hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa
matematika adalah ilmu yang mengkaji benda abstrak dan disusun dengan menggunakan bahasa simbol untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif
serta berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Matematika
Matematika sangat berguna dalam berbagai bidang. Menurut Soedjadi 2000:43
Dalam Garis-garis
Besar Program
Pengajaran GBPP
mengemukakan bahwa:
commit to user 12
Tujuan Umum diberikannya matematika dijenjang pendidikan dasar dan Pendidiksn Umum adalah: a. Mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien, b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Tujuan Khusus pengajaran matematika di Sekolah Dasar adalah: a.
Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung menggunakan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, b.Menumbuhkan
kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika, c.Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bakal belajar
lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, d.Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.
Asep Jihad 2008:153 mengemukakan tujuan siswa mempelajari matematika yakni memiliki kemampuan dalam : a.Menggunakan alogaritma
prosedur pekerjaan, b.Melakukan manipulasi secara matematika, c.Mengorganisasi data, d.Memanfaatkan symbol; tabel; diagram dan
grafik, e.Mengenal dan menemukan pola, f.Menarik kesimpulan, g.Membuat kalimat atau model matematika, h.Membuat interpretasi
bangun dalam bidang dan ruang, i.Memahami pengukuran dan satuan- satuannya, j. Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika.
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan matematika adalah mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan
matematika dalam kehidupan sehari-hari melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien,
sehingga siswa dapat memiliki kemampuan dalam, menggunakan alogaritma, mengorganisasi data, mengenal dan menemukan pola, menarik kesimpulan,
dan lain sebagainya.
commit to user 13
c. Fungsi Matematika
Asep Jihad 2008:153 mengemukakan bahwa berdasarkan kurikulum matematika fungsi matematika adalah sebagai wahana untuk: a.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol, b. Mengembangkan ketajaman penalaran yang dapat
memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Cockroft Mulyono Abdurrahman, 2003:253, Matematika perlu
diajarkan kepada siswa karena : a. Selalu digunakan dalam segi waktu, b. Semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai, c. Merupakan
sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, d. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, e. Meningkatkan kemampuan
berpikir logis, ketelitian dan kesadaran, keruangan dan fungsi memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika sangat besar fungsinya dalam kehidupan sehari-hari yaitu: dapat memberikan
bekal kepada peserta didik untuk berpikir logis, analitis, kritis dan mengembangkan kreatifitas, meningkatkan kemampuan dalam usaha
memecahkan masalah yang menantang.
d. Pembelajaran Matematika
Matematika diajarkan kepada peserta didik melalui sebuah proses. Menurut Nyimas Aisyah 2007:1.4, Pembelajaran Matematika adalah proses
yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan
seseorang pelajar
melaksanakan kegiatan
belajar Matematika dan proses tersebut. Sedangkan menurut Bruner Nyimas Aisyah,
2007:1.5, Pembelajaran Matematika adalah pembelajaran mengenai konsep- konsep dan struktur-struktur Matematika yang terdapat didalam materi yang
dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.
commit to user 14
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Matematika adalah proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan
suasana yang memungkinkan siswa mempelajari hubungan antara konsep- konsep dan struktur matematika.
3. Tinjauan Materi Bilangan Bulat
a. Pengertian Bilangan Bulat
Materi yang dibahas dalam Matematika adalah persoalan bilangan bulat. Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif,
bilangan nol dan bilangan positif . Magatur Sinaga, dkk, 2007:136. Bilangan bulat adalah bilangan nol, bilangan asli, dan lawan bilangan
asli, bilangan- bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah, sedangkan
1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Burhan Mustaqim dan Ary Astuty
2008:137. Bilangan bulat merupakan gabungan dari bilangan asli, bilangan nol
dan bilangan bulat negatif, bilangan-bilangan bulat negatif merupakan lawan bilangan dari bilangan-bilangan positifnya, Bilangan yang terletak diatas 0
disebut bilangan positif dan di bawah 0 di sebut bilangan negatif. Buchori dkk 2007: 86
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat meliputi bilangan negative dari bilangan -1 negatif satu, -2 negatif dua, -3
negatif tiga, dan seterusnya. Bilangan bulat juga terdiri dari bilangan nol 0 dan bilangan positif dari bilangan 1 positif satu, 2 positif dua, 3 positif
tiga, dan seterusnya.
b. Macam- macam Bilangan Bulat
1 Bilangan Bulat Positif Bilangan bulat Positif adalah bilangan bulat yang terletak disebelah
kanan nol. Burhan Mustaqim dan Ary Astuty 2008:137, bilangan-
commit to user 15
bilangan bulat merupakan sebutan lain bilangan asli yaitu 1,2,3,4,5 dan seterusnya.
Bilangan bulat positif, di depan angka diberi tanda positif +. Contoh :
+4 = positif empat +7 = positif tujuh
Namun biasanya, tanda positif + di depan angka tidak selalu ditulis.
2 Bilangan Nol Bilanagan nol adalah bilangan yang hanya terdiri dari bilangan nol,
terletak antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. 3 Bilangan Bulat Negatif
Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang terletak disebelah kiri nol. Bilangan bulat negatif, di depan angka diberi tanda negatif -.
Contoh : -4 = negatif empat
-7 = negatif tujuh Berbeda dengan bilangan bulat bulat positif, tanda negatif - pada
bilangan bulat negatif harus selalu ditulis. Jika tidak ditulis akan menyamai dengan bilangan bulat positif.
Gambar 1. Garis Bilangan Bulat.
c. Macam- Macam Operasi Bilangan Bulat
Menurut Mangatur Sinaga, dkk, 2007: 145, macam-macam operasi bilangan bulat adalah sebagai berikut:
Bilangan Bulat Negatif Bilangan Bulat Positif
Nol
5 1
2 3
4 -4 -3 -2 -1
-5
commit to user 16
1 Operasi penjumlahan pada bilangan bulat a Penjumlahan pada bilangan bulat menggunakan garis bilangan
1 Menjumlahkan pada bilangan bulat menggunakan garis bilangan Contoh: 2+3 = 5
Gambar 2. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Positif
2 Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh: -2 + -5 = -7
Gambar 3. Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Negatif
3 Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh: 3 + -4 = -1
Gambar 4. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif
5 1
2 3
4 -4 -3 -2 -1
-5
2 -2 -1
1 -7 -6 -5 -4 -3
-8
5 1
2 3
4 -4 -3 -2 -1
-5
commit to user 17
4 Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Contoh: -6 + 8 = 2
Gambar 5. Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Positif
b Penjumlahan pada bilangan bulat tanpa menggunakan garis bilangan 1 14 + 5 = 19
2 -9 + -14 = -23 3 29 + -12 = 17
4 -28 + 16 = -12
2 Operasi pengurangan pada bilangan bulat a Penguranganpada bilanagan bulat menggunakan garis bilangan
1 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh: 2
– 5 = -3
Gambar 6. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Positif.
3 -1
1 2
-6 -5 -4 -3 -2 -7
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
commit to user 18
2 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh: -2 – -5 = 3
Gambar 7. Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Negatif
3 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh: 2 – -5 = 7
Gambar 8. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif.
4 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
Contoh: -2 – 5 = -7
Gambar 9. Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat positif. -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
commit to user 19
b Pengurangan pada bilangan bulat tanpa menggunakan garis bilangan 1 38 - 21 = 17
2 -14 - -30 = 16 3 25 - -12 = 37
4 -13 - 12 = -25
3 Operasi hitung campuran pada bilangan bulat a Operasi hitung campuran pada bilangan bulat menggunakan garis
bilangan. Contoh 1 : -4 + 12 - 3 = 5
Gambar 10. Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat Contoh 1.
Contoh 2 : 6 – -4 + -15 = -5
Gambar 11. Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat contoh 2. -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
commit to user 20
b Operasi hitung campuran pada bilangan bulat tanpa menggunakan garis bilangan
1 27 + -15 – 9 = 27 – 15 9 = 12 -9
= 3 2 16 – -25 + 14 = 16 + 25 +14
= 41 + 14 = 55
4. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Koopertif
Tipe Numbered heads together NHT
a. Pengertian Model Pembelajaran
Agus Suprijono 2009:11 berpendapat pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran terjemahan dari teaching.
Agus Suprijono
2009:45 berpendapat model
pembelajaran merupakan landasan praktek pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas,
dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan member petunjuk bagi guru di kelas.
Joice dan Weil Isjoni, 2007:50 model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan
untuk menyusun kurikulum mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya.
Arends Agus Suprijono, 2009:46 model pembelajaran mengacu pada pendekatan
yang digunakan,
termasuk didalamnya
tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
commit to user 21
Isjoni 1999:11 pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa,bukan dibuat untuk siswa, pada dasarnya merupakan upaya pendidik
untuk membantu peserta didik untuk melakukan kegitan belajar. Winataputra Sugiyanto, 2008:7 model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang
melukiskan prosedur
yang sistematis
dalam mengorganosasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Ahmat Sudrajat http:www.psb-psma.orgcontentblogpengertian-
pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik=dan-model-pembelajaran model
pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dari beberapa pergertiaan di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang sudah direncanakan secara sistematis
yang digunakan sebagai panduan dalam merencanakan pembelajaran, mengatur materi pelajaran untuk mencapai tujuan belajar.
b. Model Pembelajaran Kooperatif
1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Isjoni 2009:15 Model Pembelajaran Kooperatif Learning berasal dari kata kooperatif yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-
sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Slavin Isjoni, 2009:15 mengemukakan “ In cooperative leraning
methods, student work together in four member team to master material initially presented by the teachar ”.yang artinya kooperatif learning adalah
suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
commit to user 22
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Johson Isjoni, 2009:15 mengemukakan “ Cooperanon means
working together to accomplish shared goal. Whithin cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other group
members. Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students to work together to maximize their own and each
other as learning” .Berdasrkan uraian tersebut, kooperatif learning mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam
kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.Prosedur kooperatif learning desain untuk
mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang.
Eggen and Kauchak Trianto, 2007:42 pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Anita Lie Isjoni, 2009:16 menyebut kooperatif learning dengan
istilah pembelajaran gotong-royong yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan
siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Sugiyanto 2008:35 Model pembelajaran kooperatif adalah
pendekatan pembelajran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Arif Rohmat 2009:186 Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka,
komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok.
commit to user 23
Hamid Hasan Etin Solihatin, 2008:4 Pembelajaran Kooperatif mengandung arti bekerja bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Etin Solihatin 2008:4 Kooperatif Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di
antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat
mempengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri, kooperatif learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas
bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Agus Suprijono 2009: 54 pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Buchari Alma 2010: 85 kooperatif berarti bekerja sama dan learning berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan bersama melalui
teknik- teknik tertentu, jadi pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil, bekerja sama.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang terdiri dari
kelompok-kelompok kecil yang bekerja bersama-sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran untuk mencapai tujuan
belajar. Selain itu kooperatif learning dapat dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, efisisen, kearah
mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu sharing sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang
produktif survive.
2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Isjoni 2009:21 Tujuan utama model pembelajaran kooperatif agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya
dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
commit to user 24
kepada orang
lain untuk
mengemukakan gagasannya
dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Ibrahim Isjoni, 2009:27 pada dasarnya model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya
tiga pembelajaran yaitu :
a Hasil belajar akademik. Beberapa ahli berpendapat model pembelajaran ini membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit dan dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar serta memberi keuntungan baik pada siswa menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b Penerimaan terhadap perbedaan individu. Model pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama sehingga menumbuhkan sikap saling menghargai sikap satu sama lain.
c Pengembangan keterampilan social. Model pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampila-ketempilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih
kurang dalam keterampilan sosial. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan tujuan model
pembelajaran kooperatif yaitu mengajarkan kerja sama, memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, membantu siswa
memahami konsep-konsep materi yang sulit, meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan sikap saling menghargai.
3 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Agus Suprijono
2009:58, mengemukakan
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-
unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
commit to user 25
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pambelajaran yang bercirikan:
1 memudahkan sesuatu yang bermanfaat ”seperti, fakta, keterampilan,
nilai, konsep, dan baga imana hidup serasi dengan sesame”. 2
pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang kompeten menilai,
Roger dan David Johnson Agus Suprijono, 2009:58 mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran
kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:
a Saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan dan ditugaskan kedalam kelompok. Kedua, menjamin semua anggota
kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
b Tanggung jawab perseorangan. Pertanggung jawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran
terhadap keberhasilan kelompok. c Interaksi promotif.
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif.
d Komunikasi antar anggota. Untuk mengkoordinasikan peserta didk dalam pencapaian
tujuan peserta didik.
commit to user 26
e Pemrosesan kelompok. Pemrosesan menilai, melalui pemrosesan kelompok dapat
diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri 1 belajar bersama dengan teman, 2
saling mendengarkan pendapat, 3 adanya komunikasi antar anggota, 4 adanya sifat saling ketergantungan yang positif.
4 Tipe-tipe Dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Robert E. Slavin Rochmat Wahab, 2009:186 dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima macam metode yang bisa diterapkan dalam
pembelajaran di kelas, yaitu: 1 team games TGT, 2 student team achievement divisions STAD, 3 team assiated individualization TAI,
4 jigsaw, 5 group investigation GI. Anita Lie Arif Rohmat, 2009:186 ada 12 metode dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 mencari pasangan, 2 bertukar pasangan, 3 berpikir berpasangan berempat, 4 berkirim salam dan soal,
5 kepala bernomor, 6 kepala bernomor berstruktur, 7 dua tinggal dua tamu, 8 keliling kelompok, 9 kancing gemerincing, 10 keliling kelas,
11 lingkaran kecil lingkaran besar, 12 tari bamboo, 13 jigsaw, 14 bercerita berpasangan.
Trianto 2007: 52 menemukan dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi tipe yang diterapakan yaitu:
a Student Teams Achievement Division NHT Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu
tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5
orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan
commit to user 27
pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
b Tim Ahli jigsaw Langkah- langkah yang dilakukan dalam jigsaw adalah: Siswa
dibagi menjadi kelompok, Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks dibagi menjadi beberapa sub bab, Setiap kelompok
membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari
sub bab yang sama bertemu dalam kelompok- kelompok ahli untuk mendiskusikannya, Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali
bertugas mengajar teman-temannya, Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa- siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.
c Investigasi Kelompok Investigasi
Kelompok merupakan
model pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 orang siswa yang heterogen, Kelompok di sisni dapat dibentuk dengan mempertimbangkan
keakraban persahabatan atau minat yang sama dengan topik tertentu, Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
d Think Phare Share TPS Think Phare Share TPS atau berpikir berpasangan berbagi
adalah merupakan jenis pembelajaran koopertatif yang dirancang untuk mempengaruhu pola interaksi siswa. Guru menggunakan
langkah-langkah: Mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, Selanjutnya siswa berpasangan dan
mendiskusikan apa yang mereka peroleh dan menyatukan jawaban dalam waktu 4-5 menit, Langkah terakhir guru meminta pasangan-
commit to user 28
pasangan untuk berbagi dengan kesekuruhan kelas yang telah mereka bicarakan dan sebagian siswa mendapat kesempatan untuk melaporkan
ke depan kelas. e Numbered Heads Together NHT
Numbered Heads Together NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Dalam mengajukan
pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan empat struktur fase sebagai sintaks NHT : Penomoran: dalam fase ini guru membagi
siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada anggota kelompok diberi nomor I
– V, Mengajukan pertanyaan: guru mengajukan sebuah pertanyaan keoada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, pertanyaan
dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa” atau berbentuk arahan,
Berpikir bersama: siawa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui
jawaban tim, Menjawab: guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya yang sesuai mengacungkan nomornya
dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
5 Kelebihan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Jarolimek Parker Isjoni, 2007: 24 mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah a ketergantungan individu,
c Individu dilibatka dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, d Suasana kelas yang rilaks dan menyenangkan, e Terjalinnya hubungan yang
hangat dan bersahabat antara siswa dan guru, dan f Memiliki banyak kesempatan mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
Jurnal internasional yang berjudul Using Coopertive Learning to Teach Mathematic to Students with Learning Disabilities, Diane Pedrotty
commit to user 29
Rivera mengungkapkan “ Teachers can use cooperative learning activities
to help students make connections between the concrete and abstract level of instructions and carefully designed activities
” http: www.pdfound.com
dlusing –cooperative–learning–to-teach-mathematic-to-studentswith...
093a0600fd12daa0561324be5739af7e.html dari kutipan tersebut dapat
dijelaskan bahwa guru dapat menggunakan kegiatan pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa dalam mengaitkan hal konkret dan
abstrak melalui iterksi dengan teman-teman dan perencanaan kegiatan yang baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan kelebihan model kooperatif adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir juga dalam
berhubungan dengan lingkungan sekitar.
6 Kelemahan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Jarolimek Parker Isjoni, 2007: 24 mengatakan kelemahan model pembelajaran kooperatif diantaranya yaitu: a Guru harus
mempersiapkan pembelajaran secara matang b Agar proses pembelajaran lancer dibutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang memadai c Selama diskusi
ada kecenderungan topik permasalahan meluas sehingga tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, saat diskusi terkadang didominasi
seseorang. Dari uaraian diatas dapat disimpulkan kelemahan model kooperatif
adalah dibutuhkan tenaga, waktu dan biaya untuk menjadi pembelajaraan menjadi benar-benar efektif.
c. NHT Numbered Heads Together
Buchari Alma 2010: 94, Numberad Heads Together, dalam hal ini kelompok terdiri atas 4 siswa, yang masing- masing diberi nomor 1, 2, 3, 4,
mereka diberi pertanyaan lalu dipikirkan bersama. Kemudian guru memanggil nomor siswa, yang harus menyampaikan jawabannya.
commit to user 30
Agus Suprijono 2009:92, mengungkapkan dalam Numbered Heads Together NHT diawali dengan numbering guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil, setelah kelompok terbentuk guru mengajukan berbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Tiap-tiap
kelompok mempunyai kesempatan untuk menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-
tiap kelompok menyatukan kepalanya “ haeds together” berdiskusi memikirkan atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya guru
memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang
telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat
memaparkan atas pertanyaan guru. Isjoni 2002:78 Numbered Heads Together NHT adalah tipe
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam mereview mata pelajaran dan
memeriksa penguasaan mereka akan materi pelajaran. Isjoni, 2007:78 Number Head Together di kembangkan Spencer
Kagan 1992 mengemukakan bahwa teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangkan jawaban yang
paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa meningkatkan semangat kerja mereka.
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas Rahayu, 2006.
http:iqbalali.com20100103nht-numbered- head-together
Trianto 2007: 62, Numbered Heads Together NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
commit to user 31
terhadap struktur kelas tradisional. Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan empat struktur fase sebagai sntaks NHT :
1 Penomoran: dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada anggota kelompok diberi nomor I
– V. 2 Mengajukan pertanyaan: guru mengajukan sebuah pertanyaan keoada
siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Mis
alnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa” atau berbentuk arahan.
3 Berpikir bersama: siawa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui
jawaban tim. 4 Menjawab: guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya yang sesuai mengacungkan nomornya dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Hanifah dan Cucu Suhana 2009:41, dalam Numbered Heads Together NHT menemukakan langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
model pembelajaran ini sebagi berikut: 1 Peserta didik dibagi dalam kelompok setiap peserta didik dalam setiap
kelompok mendapat nomor. 2 Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahuai jawabannya.
4 Guru memnggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan
hasil kerja sama mereka. 5 Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain. 6 Kesimpulan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Numbered Heads Together NHT pada dasrnya merupakan salah satu bentuk tipe dari
model pembelajaran kooperatif yang ciri khasnya adalah guru mebentuk
commit to user 32
kelompok kecil. Memberikan nomor yang berbeda pada setiap anggota kelompok, memberikan permasalahan atau soal-soal yang harus dipecahkan
bersama dan menunjuk siswa secara acak melalui nomor yang diambil guru. Berdasarkan pembahasan diatas peneliti memilih menerapkan
pembelajaran Number Head Together NHT karena cara ini menjamin keterlibatan total dan tanggungjawab semua anggota kelompok karena setiap
siswa mempunyai peluang yang sama besar untuk mempresentasika secara individu dari hasil kerja kelompok. Siswa yang menguasai atau memahami
akan mudah terlihat saat mempresentasikan hasil sehingga guru akan tahu dimana kesulitan dimana siswa selain itu, Penerapan pembelajaran Number
Head Together NHT membiasakan siswa dengan kejadian-kejadian yang kongkret yang menuntut anak untuk selalu siap dalam menjawab soal
sehingga tumbuh rasa dalam diri siswa untuk selalu mengikuti proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan teori
pembelajaran kognitif dikemukakan oleh Jean Piaget. Piaget Nyimas Aisyah dkk, 2007:2.3, berpandapat proses berpikir
manusia merupakan suatu perkembangan yang bertahap dan berpikir intelektual kongkret keabstrakan berurutan melalui empat tahap sebagai
berikut: 1 Periode Sensori Motor 0-2 tahun: karakteristik periode ini merupakan
gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan itu timbul karena anak melihat dan meraba obyek.
2 Periode Pra-operasional 2-7 tahun: operasi yang dimaksud disini adalah suatu proses berpikir atau logik, dan merupakan aktifitas mental, bukan
aktifitas sensori motor. 3 Periode Operasi kongkret 7-12 tahun: dalam periode ini anak berpikirnya
sudah dikatakan menjadi operasional. Periode ini disebut operasi kongkret sebab berpikir logiknya atas didasarkan atas manipulasi fisik dari obyek-
obyek.
commit to user 33
4 Periode Operasi Formal 12 tahun: periode ini merupakan tahap terakhir dari keempat periode perkembangan intelektual periode operasi formal ini
disebut juga periode hipotektif-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual.
Berdasarkan teori piaget siswa kelas IV termasuk dalam kategori operasional kongkret. Oleh karena itu guru harus mampu membuat
perencanaan pembelajaran yang dapat menarik siswa, misalnya waktu belajar tidak terlalu panjang serta divariasi dengan kejadian-kejadian yang
menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan. Berdasarkan uraian diatas dapat dianalisis oleh penulis kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT adalah sebagai berikut:
1 Kelebihan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together NHT yaitu: a dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, b mampu memperdalam pamahaman siswa,c menyenangkan siswa dalam
belajar, d mengembangkan sikap positif siswa, e mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, f mengembangkan rasa ingin tahu siswa, g
meningkatkan rasa percaya diri siwa, h mengembangkan rasa saling memiliki, i serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
2 Kelemahan. Kelemahan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together NHT yaitu: a siswa pandai kemungkinan besar akan mendominasi diskusi sehingga siawa yang kuarang pandai dan pasif akan
merasa rendah diri, b diskusi akan kurang berjalan lancar jika yang bekerja sama tidak semua anggota, c siswa akan merasa sedikit canggung
dalam berkerja kelompok jika tidak terbiasa kerja dalam kelompok, d pengelompokan siswa membutuhkan tempat yang berbeda dan
membutuhkan waktu.
commit to user 34
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara berikut : 1. Sarjono 2010: 65. Dalam peneitian yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Media Garis Bilangan Pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sukorejo Suatu Studi Kasus Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Sukorejo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 20092010
”, menyimpulkan bahwa berhitung bilanagn bulat siswa kelas IV SD Negeri 1 Sukorejo meningkat dengan
me nggunakan media garis bilangan”.
2. Hidayah Puptu Saputri 2007 44. Dalam penelitian yang berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif melalui pendekatan Struktual “
Numbered Heads Together” ditinjau dari aktivitas belajar siswa penelitian
dilakukan terhadap siswa kelas VIII semester 1 SMP N I Sumpuih, Kabupaten Banyumas sub pokok bahasan Fungsi, Menyimpulkan bahwa
mode l pembelajaran kooperatif melalui pendekatan struktual “Numbered
Heads Together ” menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan model konvensional pada sud pokok bahasan Fungsi”.
Adanya penelitian yang relevan diatas digunakan oleh penulis untuk memperoleh gambaran mengenai prosedur penelitian dan hasil yang diperoleh.
C. Kerangka Berpikir