Proses pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah UKM Permodalan Usaha Kecil dan Menengah.

21 usaha, konsultasi lapangan kini tengah digodok melalui berbagai projek percontohan yang nantinya dapat direplikasikan di tempat-tempat lain. Dengan demikian, pendekatan pembangunan Sumber Daya Manusia SDM akan diprioritaskan dalam upaya memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan khususnya dalam rangka pembinaan Usaha Kecil dan Menengah UKM. Perlu disadari bahwa pendekatan semacam ini tidak cepat dilihat buahnya quick yielding, melainkan merupakan investasi jangka panjang yang buahnya mungkin dinikmati setelah beberapa waktu. Namun, setiap investasi jangka panjang biasanya juga memiliki daur hidup yang relatif panjang pula. Sekali berhasil membangun suatu generasi pengusaha muda yang tangguh dan andal, maka hal serupa akan mengalami replikasi untuk generasi-generasi berikutnya. Proses semacam ini akan terus terjadi secara berulang-ulang sehingga roda pembangunan berputar dengan sendirinya. Dengan demikian, suatu ketika setiap daerah akan memiliki pengusaha daerah yang tangguh dan mandiri. Oleh karena itu, diharapkan dari pengusaha Usaha Kecil dan Menengah UKM harus secara proaktif memikirkan hal ini dan terjun langsung sebagai wirausaha dalam rangka memperkokoh perekonomian masing masing daerah.

1.5.8. Proses pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah UKM

Proses pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah UKM tidak jauh berbeda dari pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan usaha kecil dan menengah sebagai suatu kebijakan yang harus tetap direalisasikan secara serius dan lebih memfokuskan pada upaya-upaya yang membuat pelaku-pelaku usaha kecil dan menengah dapat lebih pandai dan mampu mengembangkan komunikasi antar Universitas Sumatera Utara 22 mereka sehingga pada akhirnya mereka dapat saling berdiskusi secara konstruktif dan mengatasi permasalahan yang ada. Jadi, ketika agen pengubah, baik yang berasal dari lembaga pemerintah maupun nonpemerintah telah menyelesaikan kebijakan pemberdayaan usaha kecil dan menengah UKM tersebut, pemberdayaan usaha kecil dan menengah sebagai suatu proses dapat terus berlangsung.

1.5.9. Permodalan Usaha Kecil dan Menengah.

Melihat kebijakan dan bantuan teknis Bank Indonesia yang sudah ada, maka ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka memberikan kemudahan bagi Usaha Kecil dan Menengah UKM dalam mendapatkan kredit modal usaha, antara lain : a. Mengoptimalkan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB adalah lembaga atau bagian dari lembaga yang memberikan layanan pengembangan usaha dalam rangka meningkatkan kinerja Usaha Kecil dan Menengah UKM. Lembaga tersebut berbadan hukum dan bukan lembaga keuangan serta dapat memperoleh fee dari jasa layanannya. Jasa yang diberikan adalah jasa konsultansi dalam hal manajemen atau analisis keuangan agar terjadi kemitraan dengan bank atau terjadinya penyaluran dana bank kepadaUsaha Kecil dan Menengah UKM tersebut. Dalam hal ini termasuk pendampingan pada saat menyusun proposal kredit, menghubungkan ke lembaga pembiayaan atau bank dan melakukan monitoring sejak saat pencairan kredit sampai pada pelunasan kredit sesuai jangka waktu yang diperjanjikan. Universitas Sumatera Utara 23 Fungsi dan tanggung jawab Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap Usaha Kecil dan Menengah UKM. Pembinaan disini dimaksudkan adalah merupakan satu kesatuan proses yang di dalamnya mencakup tiga unsur yaitu menumbuhkan, memelihara dan megembangkan. Proses pelaksanaan pembinaan oleh Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB dilakukan secara partisipatif, bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan pembinaan materi, metode dan lain sebagainya harus selalu bertumpu pada kebutuhan Usaha Kecil dan Menengah UKM, oleh karenanya hubungan kerja antara Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB dengan Usaha Kecil dan Menengah UKM bukanlah sebagai atasan dan bawahan atau hubungan antara pembina dengan yang dibina. Hubungan yang terjalin adalah sejajar dan Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB disini berperan sebagai motivator bagi Usaha Kecil dan Menengah UKM. Bentuk kegiatan pembinaan dan pengembangan disini adalah melakukan pendampingan terhadap Usaha Kecil dan Menengah UKM dengan memberikan bantuan teknis berupa pelatihan sesuai kebutuhan, arahan dan konsultasi. Untuk melakukan kegiatan tersebut seorang Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB dalam pelaksanaannya di lapangan berpedoman pada beberapa langkah sebagai berikut : 1. Melakukan identifikasi pada calon nasabah Usaha Kecil dan Menengah UKM di wilayah atau sentra atau populasi usaha; 2. Menentukan kelompok bila memperoleh calon nasabah mikro dalam rangka efisiensi; Universitas Sumatera Utara 24 3. Menyusun proposal kredit usaha mikro atau Kelayakan usaha usaha kecil dan menengah; 4. Menghubungkan nasabah Usaha Kecil dan Menengah UKM tersebut dengan perbankan; 5. Melakukan monitoring dan pendampingan pasca penerimaan kredit Diharapkan dengan adanya optimalisasi peran dari Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB, persyaratan dan prosedur yang ditetapkan oleh Lembaga penyalur kredit, tidak lagi menjadi kendala bagi Usaha Kecil dan Menengah UKM dalam mendapatkan kredit modal usaha. Keberhasilan dari pendekatan ini akan nampak dari meningkatnya jumlah Usaha Kecil dan Menengah UKM yang bankable dan memperoleh kredit modal usaha, dan mempunyai Konsultan Keuangan Mitra Bank KKMB beroperasi secara bisnis saling menguntungkan sehingga dapat membiayai dirinya sendiri. b. Meningkatkan peran serta Lembaga Penjaminan Kredit Alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan perkreditan Usaha Kecil dan Menengah UKM adalah skim penjaminan kredit. Dalam skim tersebut, Bank dan Perusahaan Penjamin membuat suatu perjanjian kerjasama penjaminan kredit.Usaha Kecil dan Menengah UKM yang membutuhkan tambahan modal dari lembaga penyalur kredit mengajukan penjaminan kepada Perusahaan Penjamin dan mengajukan kredit kepada Bank. Apabila hasil analisis kelayakan, usaha dinyatakan layak feasible, namun tidak layak dari sudut pandang perbankan karena ketidakcukupan agunan tidak bankable, maka Bank mengajukan penjaminan kepada Perusahaan Universitas Sumatera Utara 25 Penjamin. Selanjutnya Perusahaan Penjamin akan melakukan analisa kelayakan. Apabila Kredit tersebut dinyatakan layak untuk dijamin, maka Perusahaan Penjamin akan memberikan penjaminan kepada usaha kecil yang dinyatakan dalam bentuk Sertifikat Penjaminan. Atas penjaminan yang diberikan tersebut, usaha kecil yang dijamin harus membayar fee penjaminan kepada Perusahaan Penjamin. Apabila kredit yang dijamin mengalami kemacetan, maka Perusahaan Penjamin akan melakukan pengecekan, apakah kondisi yang ada memenuhi persyaratan dan ketentuan yang telah disepakati oleh Perusahaan Penjamin dengan Bank. Apabila segala persyaratan telah terpenuhi, maka Perusahaan Penjamin akan melakukan pembayaran klaim. Selanjutnya, Perusahaan Penjamin berhak mendapatkan piutang subrogasi sebesar porsi kredit yang dijamin. Setelah pembayaran klaim dilakukan, Bank masih tetap harus melakukan penagihan sampai dengan hutang tersebut lunas. Hasil penagihan tersebut dibagi secara proporsional antara Perusahaan Penjamin dan Bank sesuai dengan persentase penjaminan kredit. Dengan adanya penjaminan kredit tersebut, maka : 1. Pengajuan kredit oleh usaha kecil yang sebelumnya tidak memenuhi persyaratan perbankan menjadi bankable, sehingga Usaha Kecil dan Menengah UKM dapat mengembangkan usahanya. 2. Resiko Bank menjadi berkurang, karena sebagian telah dialihkan menjadi resiko Perusahaan Penjamin. Dengan terpenuhinya kecukupan agunan dan berkurangnya resiko, maka kemungkinan terjadinya penolakan proposal pinjaman menjadi lebih kecil. Universitas Sumatera Utara 26 3. Perusahaan Penjamin juga melakukan kelayakan dan pengendalian atas kredit yang dijamin. Dengan adanya dan pengendalian dari dua pihak yang berlainan diharapkan resiko dapat lebih diminimalkan. 4. Perusahaan Penjamin akan mendapatkan pendapatan fee penjaminan. Diharapkan dengan adanya skim penjaminan kredit bagi Usaha Kecil dan Menengah UKM ini, maka para Usaha Kecil dan Menengah UKM yang mengalami permasalahan dalam hal agunan dapat teratasi karena adanya jaminan dari lembaga penjamin kredit. Pihak lembaga penyalur kredit pun akan merasa lebih aman dalam menyalurkan kreditnya kepada Usaha Kecil dan Menengah UKM.

1.5.10. Tingkat Permodalan Usaha Kecil dan Menengah.