Universitas Sumatera Utara
7. Bahasa, ketika komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dengan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh
komunikan. 8. Nonverbal, bahasa dalam bentuk nonverbal yang bisa terlihat dari ekspresi
wajah dan gerak tubuh. 9. Kompetisi, hambatan yang muncul ketika komunikan sedang melakukan
kegiatan lain sambil mendengarkan. Komunikasi oleh setiap kebudayaan memberikan makna yang beraneka
ragam. Masing-masing kebudayaan memiliki sub sistem kebudayaan yang berbeda dan dengan makna yang berbeda pula. Hambatan komunikasi sebagai
sesuatu yang menjadi penghalang untuk mencapai komunikasi antarbudaya yang efektif merupakan faktor penyebab kesalahpahaman dalam memandang perbedaan
antarbudaya tersebut.
2.1.3. Teori Penetrasi Sosial
Teori penetrasi sosial mulai dikembangkan sejak tahun 1973 oleh dua orang ahli psikologi, Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Mereka mengajukan
sebuah konsep penetrasi sosial yang menjelaskan bagaimana berkembangnya kedekatan hubungan. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang
bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana
terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya. Mereka menduga bahwa sebuah hubungan interpersonal akan berakhir sebagai teman terbaik hanya jika
mereka memproses dalam sebuah tahapan dan bentuk yang teratur dari permukaan ke tingkatan pertukaran yang intim sebagai fungsi dari hasil langsung
dan perkiraan. Teori penetrasi sosial juga menjelaskan bahwa dengan berkembangnya
hubungan, keluasan dan kedalaman meningkat. Bila suatu hubungan menjadi rusak, keluasan dan kedalaman sering kali akan tetapi tidak selalu menurun,
proses ini disebut depenetrasi Devito, 1997:242. Struktur personalitas digambarkan seperti
“Multi-lapis Bawang sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Penetration of Petes Personality Structure
Sumber: Kadarsih Teori Penetrasi Sosial dan Hubungan Interpersonal 2009: 54
Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti bawang merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan
kepribadian. Jika kita mengupas kulit terluar bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia. Lapisan kulit terluar
dari kepribadian manusia adalah apa-apa yang terbuka bagi publik, apa yang biasa kita perlihatkan kepada orang lain secara umum, tidak ditutup-tutupi seperti usia,
jenis kelamin, pekerjaan, rumah dan barang-barang yang melekat padanya
.
Jika kita mampu melihat lapisan yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada
lapisan yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang lebih bersifat semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu
saja, orang terdekat misalnya. Lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflik-konflik yang belum
terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini tidak terlihat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan
dari kekasih, orang tua atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah yang paling berdampak atau paling
berperan dalam kehidupan seseorang Kadarsih, 2009: 54-55. Kedekatan kita terhadap orang lain, menurut Altman dan Taylor, dapat
dilihat dari sejauh mana penetrasi kita terhadap lapisan-lapisan kepribadian tadi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dengan membiarkan orang lain melakukan penetrasi terhadap lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita membiarkan orang tersebut untuk semakin dekat
dengan kita. Dalam kerangka kerja teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor dalam Kadarsih, 2009: 58-60 telah menjelaskan empat pengamatan berikut
mengenai proses yang telah membawa seseorang pada titik ini: 1. Hal-hal di rumah lebih sering dan lebih cepat daripada informasi pribadi.
Ketika sisi tajam irisan baru saja menyentuh wilayah intim, bagian yang lebih tebal telah memotong jalur yang lebar melalui lingkaran yang lebih luar.
Hubungan masih relatif pada tingkat yang tidak mengenai orang tertentu laki-laki dewasa jangan menangis. Arthur Van Lear, seorang profesor di Universitas
Connecticut menganalisis isi percakapan dalam mengembangkan hubungan. Studinya menunjukkan bahwa 14 tidak mengungkapkan
sesuatu mengenai pembicara, 65 menempati hal-hal umum, 19 berbagi detil yang semi pribadi
dan hanya 2 menyingkap rahasia yang mendalam. Penetrasi lebih jauh akan membawa pada suatu titik di mana seseorang bisa berbagi perasaannya lebih
mendalam misalnya kesengsaraan cinta. 2. Penyingkapan diri adalah timbal balik, khususnya pada tahap awal
pengembangan hubungan. Teori memperkirakan bahwa kenalan baru akan mencapai tingkat yang sama dalam keterbukaan, tetapi tidak menjelaskan
mengapa Apapun alasannya, teori penetrasi sosial menegaskan hukum timbal balik.
3. Penetrasi berlangsung cepat pada awalnya tetapi melambat dengan cepat karena ketatnya bungkusan pada lapisan yang lebih dalam untuk dicapai. Keakraban
secara langsung adalah mitos. Tidak hanya adanya dorongan internal untuk merangsek dengan cepat ke dalam hati, ada norma-norma kemasyarakatan juga
berpengaruh yang terlalu banyak dan terlalu cepat. Sebagian besar hubungan berhenti sebelum pertukaran keakraban yang stabil ditetapkan. Untuk alasan ini,
hubungan ini memudar atau mati dengan mudah setelah pemisahan atau sedikit ketegangan. Pembagian yang nyaman dalam hal reaksi positif dan negatif adalah
jarang. Ketika hal tersebut dicapai, hubungan menjadi lebih penting bagi kedua belah pihak, lebih berarti dan lebih abadi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Penetrasi adalah proses bertahap pada penarikan lapisan per lapisan. Persahabatan hangat antara seseorang akan memburuk jika mereka mulai menutup
wilayah hidup mereka yang telah dibuka sebelumnya. Hubungan mundur akan mengembalikan pada apa yang sebelumnya dipertukarkan dalam membangun
hubungan. Altman dan Taylor membandingkan proses ini dengan tayangan set- back dalam film. Pembicaraan di permukaan masih berlangsung jauh setelah
penyingkapan yang dalam disembunyikan. Hubungan kemungkinan berakhir tidak dengan kilauan ledakan kemarahan tetapi dengan peredaman secara bertahap
dengan hiburan dan perhatian. Ketika kedalaman adalah penting sekali dalam proses penetrasi sosial, perluasan cakupan menjadi sama pentingnya. Sangat
mungkin bagi seseorang secara tulus mengungkap tiap detil keakraban pada percintaannya.
2.1.4. Persepsi