48
5.1.2 Suku
Proporsi penderita Rinosinusitis Kronik di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2011-2015 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 5.2 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Rinosinusitis Kronik
Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2011-2015
Pada gambar 5.2 di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita Rinosinusitis Kronik berdasarkan suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2011-2015 adalah suku Batak 85,3, diikuti lainnya 9,2 dan Jawa 5,5. Proporsi suku Batak tertinggi dari suku lainnya, hal ini menunjukkan
bahwa bukan berarti suku Batak lebih beresiko untuk menderita Rinosinusitis Kronik namun hanya menunjukkan bahwa penderita Rinosinusitis Kronik yang
datang berobat lebih banyak suku Batak. Pada penelitian ini suku Batak adalah 85,3
9,2 5,5
Suku
Batak Lainnya
Jawa
Universitas Sumatera Utara
49
penggabungan Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak dan Mandailing, sedangkan suku lainnya yaitu suku Flores, Melayu, Aceh, Cina dan Nias.
5.1.3 Agama
Proporsi penderita Rinosinusitis Kronik di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2011-2015 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Rinosinusitis Kronik Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2011-2015
Pada gambar 5.3 di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita Rinosinusitis Kronik berdasarkan agama yaitu agama Kristen Protestan 67,5
diikuti Katolik 17,2, Islam 14,1 sedangkan terendah yaitu Budha 1,2. Proporsi agama Kristen Protestan dan Katolik lebih banyak bukan berarti
lebih beresiko mengalami Rinosinusitis Kronik namun hanya menunjukkan bahwa penderita Rinosinusitis Kronik yang datang berobat mayoritas Kristen Protestan
67,5 17,2
14,1 1,2
Agama
Kristen Protestan Katolik
Islam Budha
Universitas Sumatera Utara
50
dan Katolik. Proporsi ini sesuai bila dibandingkan dengan proporsi suku yang lebih tinggi pada suku Batak, dimana biasanya suku Batak mayoritas agama
Kristen Protestan dan Katolik.
5.1.4 Pekerjaan