pasang sinus paranasal, dimulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal
merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara ostium ke dalam rongga hidung
Soepardi, 2011. Fungsi sinus paranasal adalah sebagai pengatur kondisi udara pernafasan;
penahan suhu; membantu keseimbangan suara; membantu resonansi suara; peredam perubahan tekanan udara; dan membantu produksi mukus untuk
membersihkan rongga hidung Bambang, 2010. Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga
hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4 bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir,
sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8 tahun. Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 8-10
tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung. Sinus-sinus ini umumnya mencapai besar maksimal pada usia antara 15-18 tahun Soepardi,
2011. Sinus membesar semenjak erupsi gigi permanen dan sesudah pubertas, yang secara nyata mengubah ukuran dan bentuk wajah.
2.4 Pembagian Sinus Paranasal
2.4.1 Sinus Maksila
Sinus maksila merupakan sinus paranasal pertama yang muncul 7-10 minggu masa janin. Sinus ini adalah sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir
Universitas Sumatera Utara
sinus maksila bervolume 6-8 ml, sinus kemudian berkembang mencapai ukuran maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa Ballenger, 2002.
Sinus maksila berbentuk piramid. Dinding anterior sinus ialah permukaan fasial ostium maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah
permukaan infra-temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya
ialah prosesus alveolaris dn palatum. Ostium sinus maksila berada di sebelahsuperior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus seminularis melalui
infundibulum etmoid Mangunkusumo, 2011. Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah:
1. Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu
premolar P1 dan P2, molar M1 dan M2, kadang-kadang juga gigi taring C dan gigi molar M3, bahkan akar-akar gigi tersebut dapat menonjol
kedalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis
2. Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita
3. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga
drenase hanya tergantung dari gerak silia, lagipula drenase juga harus melalui infundibulum yang sempit. Infundibulum adalah bagian dari sinus
etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalangi drenase sinus maksila dan selanjutnya
menyebabkan sinusitis.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Sinus Frontal
Sinus frontal adalah sinus yang paling bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Secara embriologik, sinus frontal mungkin dikenal sebagai sebuah sel
etmoidalis anterior. Ukurannya tergantung pada derajat pneumatisasi, mungkin tidak ada sama sekali 5,0 dan biasanya dibagi atau dibatasi dengan sebuah
septum intersinus Walsh, 2006. Pada fetus usia 4 bulan, perkembangan sinus frontal yang berasal dari
resesus frontal dapat dilihat. Dari bagian yang paling anterior dan segmen superior dari kompleks etmoid anterior ini, tulang frontal secara berangsur-angsur
mengalami pneumatisasi, menghasilkan sinus frontal yang ukurannya bervariasi. Saat lahir, sinus frontal kecil dan pada foto x-ray sulit dibedakan dari sel etmoid
anterior yang lain. Berbeda dengan pneumatisasi sinus maksilaris yang cepat, proses pneumatisasi sinus frontal secara inisial sangat lambat. Meskipun begitu,
pneumatisasinya akan tampak jelas pada gambaran CT-Scan pada akhir tahun usia pertama. Saat usia 5 tahun, pneumatisasi akan meluas secara superior dan pada
usia 12 tahun sinus sudah tampak besar. Pneumatisasi mungkin akan berlanjut selama masa remaja. Bentuk sinus dan resesus frontal merupakan hal yang sangat
penting dalam menentukan variasi Stammberger, 2008. Ukuran sinus frontal adalah 2,8 cm tinggi x 2,4 cm lebar x 2 cm
dalamnya. Sinus frontal biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berlekuk-lekuk Mangunkusumo, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Sinus Etmoid