Defenisi Rinosinusitis Kronik TINJAUAN PUSTAKA

sering menyebabkan infeksi sinus paranasal ialah spesies Aspergillus dan Candida Mangunkusumo, 2011. Rinosinusitis Kronik umumnya merupakan lanjutan dari rinosinusitis akut yang tidak terobati secara adekuat Hueston WJ, 2003. Beberapa faktor predisposisi selain yang di atas adalah lingkungan berpolusi, udara dingin dan kering serta kebiasaan merokok. Keadaan tersebut secara perlahan akan menyebabkan perubahan mukosa dan kerusakan silia dalam hidung dan sinus paranasal Mangunkusumo, 2011.

2.2 Defenisi Rinosinusitis Kronik

Rinosinusitis Kronik adalah inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal yang dapat ditegakkan berdasarkan riwayat gejala yang diderita sudah lebih dari 12 minggu, dan sesuai dengan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor Staikuniene, 2008. Rinosinusitis Kronik RSK merupakan istilah yang lebih tepat karena sinusitis jarang tanpa didahului rinitis dan tanpa melibatkan inflamasi mukosa hidung. Rinosinusitis menjadi penyakit berspektrum inflamasi dan infeksi mukosa hidung dan sinus paranasal. Rinosinusitis didefinisikan sebagai gangguan akibat inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal; dikatakan kronik apabila telah berlangsung sekurangnya 12 minggu Benninger, 2008. Rinosinusitis Kronik dapat didukung oleh pemeriksaan penunjang antara lain: endoskopi, dimana dapat ditemukan polip dan atau sekret mukopurulen yang berasal dari meatus medius dan atau edemaobstruksi mukosa pada meatus medius; dan CT-Scan, dapat ditemukan perubahan mukosa pada kompleks osteomeatal dan atau sinus paranasal Fokkens, 2012. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan anatomi sinus yang terlibat, sinusitis dapat diklasifikasikan sebagai sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid. Sinus yang paling sering terkena infeksi adalah sinus maksilaris dan sinus etmoidalis, sedangkan sinus frontalis dan sinus sfenoidalis lebih jarang Mangunkusumo, 2011. Sebuah penelitian menyebutkan, pasien dengan Rinosinusitis Kronik dilaporkan lebih merasakan nyeri jasmani dan fungsi sosial yang lebih buruk dibanding pasien dengan penyakit kronik lainnya seperti penyakit paru obstruksi kronik, gagal jantung kongestif, dan nyeri punggung. Dampak penyakit Rinosinusitis Kronik terhadap kualitas hidup pasien sebanding dengan keparahan penyakit kronik lainnya. Oleh karena itu, sama halnya dengan penyakit kronik yang lain, penyakit Rinosinusitis Kronik sebaiknya ditangani secara proaktif Desrosiers, 2011.

2.3 Anatomi Sinus Paranasal